Bab 59. Sampai bertemu di kehidupan selanjutnya

1.5K 36 1
                                    

Abraham datang, dan berlari dengan panik di ikuti oleh Lian dan juga Shane di belakangnya.

Ketika dia di kantor, dia di hubungi Leo bahwa kondisi ibunya sekarang sedang drop dan dengan cepat dia langsung menuju ke rumah sakit dan membawa kedua putranya yang kebetulan berada di sana.

Sedangkan Daren, dia sudah tiba beberapa menit yang lalu dan saat ini sedang menenangkan Lia yang dalam kondisi hamil.

Sedangkan Sean, dia saat ini berada di mansion Keluarga Wistara. Lebih tepatnya sedang menjaga saudara kembarnya yang menjadi sangat manja padanya dan tak ingin di tinggal.

Ceklek...

Pintu di buka oleh dokter Veera, namun dari ekspresi wajahnya saja, sudah menentukan bahwa semuanya sedang tidak baik-baik saja.

"Dokter Veera, bagaimana keadaan ibu saya?", Tanya Leo yang langsung menyampari sang dokter dan di susul oleh semuanya.

Lia yang tadinya terduduk di bangku tunggu bersama Daren pun langsung saja berdiri dan menyampari sang dokter.

"Dokter? Ada apa? Istri saya baik-baik saja kan dok?", Tanya Abraham yang sedari tadi tak mendapatkan jawaban sama sekali dari dokter Veera yang bungkam.

"Dokter?", Lirih Shane.

"Maaf, kami sudah berusaha semampu kami. Namun sepertinya, Tuhan telah berkehendak lain", tutur dokter Veera.

"Apa maksudmu dokter!", Pekik Shane.

"Kami turut berdukacita, Nyonya Yoshirin telah meninggal dunia", ucap dokter Veera.

Degh!

Seperti dunia akan berhenti berputar, tubuh Abraham sekarang ambruk ke lantai sambil terdiam, sedangkan Lia sekarang telah jatuh pingsan setelah mendengar hal itu dan langsung saja di bawa Daren untuk segera mendapatkan pertolongan pertama.

"BULSHIT! INI TIDAK MUNGKIN KAN?!", teriak Lian dengan matanya yang sudah mengeluarkan air matanya sedangkan Leo sekarang hanya terdiam, dan hanyut dalam pikiran nya sendiri.

"Tidak... Ibu ..." Shane mulai menangis dan menerobos masuk ke dalam ruangan.

"Apa yang kalian lakukan! Ibuku masih hidup!", Pekik Shane kepada para suster yang saat ini tengah melepas semua alat medis yang terpasang di tubuh Yoshirin.

"Jangan lakukan itu!", Lirih Shane. Pemuda itu menangis sejadi-jadinya, Leo langsung datang dan memeluk adik bungsunya itu.

"Tidak... Tidak ...", Tangis Shane yang terdengar begitu Pilu.

Sedangkan Abraham, dia sekarang berdiri tepat di samping tubuh Yoshirin yang telah terbaring kaku tak bernyawa itu.

"Kenapa... Kenapa kau meninggalkanku hah?! Kenapa?! Kau tidak mau pergi dariku ketika aku mengusir mu dulu, tapi kenapa kau sekarang pergi ketika aku menginginkan mu?!...  Kau... Kau pergi untuk selamanya, mengapa?!" Abraham menangis dengan begitu pilu sambil memeluk tubuh Yoshirin yang sudah tak lagi bernafas.

Lian masuk dengan langkah gontai, matanya sangat sembab karena menangis sedari tadi.

"Aku bahkan belum sempat mendapatkan maaf darimu", lirih Abraham.

"Ibu, tidak... Lian mohon jangan pergi...", Lirih Lian sambil bersimpuh di depan brankar ibunya.

Seorang anak yang telah membenci ibunya, bahkan di saat usianya masih dua tahun. Dia telah melakukan banyak perbuatan yang telah menyakiti ibunya, baik secara fisik maupun mental dalam waktu lebih dari dua puluh tahun.

Dan sekarang, dia bahkan belum sempat melakukan yang terbaik untuk ibunya, dia belum memberikan kasih sayang, senyuman hangat dan cinta seorang anak, bahkan belum sempat meminta maaf namun ibunya sudah lebih dulu pergi meninggalkannya.

A Ray Of Sincere Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang