Bab 21. jalan yuk!

349 16 0
                                    

Saint pov_❥

Aku tak tau mengapa, tapi akhir-akhir ini aku sering melihat ibuku batuk-batuk.

Aku sudah berusaha membawa ibuku ke dokter, tapi tidak bisa. Ayah sudah menyuruh bawahannya untuk tidak membiarkan ibu keluar dari rumah.

Jangankan ke rumah sakit, ayah bahkan tidak mengizinkan ibu untuk minum obat, dengan alasan obat itu pasti punya efek samping, yaitu mengantuk.

"Ibu, Ibu udah baikkan?" Tanyaku, saat melihat Ibu sedang mencuci piring di dapur.

"Iyah, Ibu udah baikkan kok nak!" Balas Ibu, dengan suara pelan. Wajahnya yang sayu, dan bibirnya yang terlihat sangat pucat, membuatku semakin merasa kasihan.

"Ibu, Ibu istirahat dulu yah... Nanti Saint yang lanjutin cuci piringnya", bujuk Ku.

"Tidak apa-apa, Ibu bisa kok menyelesaikan nya", balas Ibu, masih dengan ekspresi hangat di wajah pucat nya itu.

"Tapi kan Ibu..." Aku mencoba membujuk Ibu.

"Saint..." Tegur Ibu.

"Baiklah..." Aku pasrah, dan membiarkan Ibu menyelesaikan pekerjaan nya.

Aku berjalan ke ruang tamu, dan mendapati Shane yang masih lengkap dengan seragam sekolahnya. Dia baru saja pulang dari sekolah.

Sedangkan aku, aku hari ini tidak masuk kuliah, karena ayah menyuruhku untuk memotong rumput di halaman belakang yang sudah tinggi.

"Baru pulang dek?" Tanyaku dengan senyuman hangat.

"Iyah Kak!" Balas Shane, dengan wajah sayunya.

"Mau kakak buatin Jus?" Tawarku, sambil tersenyum manis pada adik kecilku ini.

"Enggak usah deh kak, aku mau langsung ganti baju", balas Shane.

"Baiklah" aku mengangguk.

Drttt...

Handphone ku bergetar. Aku melirik Id pemanggil, itu adalah panggilan dari Sammy.

"Hallo Sayang?" Sapa ku, dengan sedikit nada menggoda.

("Kok kamu hari ini enggak ke kampus sih?!") Terdengar suara manja yang selalu ingin aku dengar dari seberang sana.

"Maaf yah, kamu kan tau..." Ucapku, dengan nada sedikit pelan.

("Ya udah, sore ini kita jalan yuk!") Ajak nya.

Baru saja aku hendak menjawab, "Saint!" Suara nyonya Chyntia memanggil ku, menggema di seluruh ruang tamu.

"Iya Nyonya!" Sahut ku, yang masih belum memutuskan sambungan dengan Sammy.

"Ini baju saya kenapa?! Kok robek gini sih!" Bentak nyonya Chyntia, sambil melemparkan baju mahalnya ke wajah ku.

"A... Aku tidak tau nyonya", jawabku, dengan sedikit takut.

"Tidak tau katamu?! Jelas-jelas, kau yang mencuci bajuku, dan kau bilang tidak tau hah?!!!" Bentak Nyonya Chyntia.

Aku hanya menundukkan kepala ku, tak berani untuk menjawab. Memang akulah yang mencuci baju itu beberapa hari yang lalu, tapi aku benar-benar tidak merobek baju itu.

"Ma- Maafkan saya Nyonya!" Ucapku, yang masih tak berani untuk berkutik.

"Sekarang, saya tidak mau tau bagaimana cara nya, Kamu harus mencuci semua mobil yang ada di garasi, kalau sampai sore kamu belum selesai juga, maka kamu akan mendapat hukuman yang lebih berat lagi!" Teriak Nyonya Chyntia.

"Ba-Baik nyonya" sahutku.

Nyonya Chyntia kemudian pergi meninggalkan ku, aku awalnya ingin melirik jam yang ada di handphone ku, namun...

A Ray Of Sincere Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang