Satu Minggu kemudian_
Abraham kini tengah disibukkan dengan berkas-berkas di kantornya. Dia memiliki dua putra, namun tidak ada satupun diantara mereka yang membantu nya dalam perusahaan.
Sebetulnya bukan tidak ada. Lebih tepatnya belum, karena putra keduanya Lian, masih dalam jenjang pendidikan tahun ke tiganya.
Sedangkan putra pertamanya Leo, yang lebih menyukai menjadi seorang dokter dibandingkan menjadi seorang CEO, hanya terus saja konsentrasi pada pekerjaan nya sekarang.
Abraham tidak mau memaksakan kehendaknya pada putra sulungnya itu, sehingga dia mendukung anaknya untuk menjadi dokter.
Saat tengah tegang dengan laptop nya, tiba-tiba seseorang meneleponnya.
"Sial... Siapa yang berani-beraninya mengganggu ku?" Gerutu Abraham, sambil mengangkat bendah pipih itu dan melihat siapa yang menelepon nya.
"Chyntia?" gumam Abraham. Dia tidak jadi marah, karena itu adalah Chyntia. Istri kesayangannya.
Abraham pun mengangkat teleponnya. "Hallo?"
("Sayang Huek... Aku... Aku mual-mual lagi... Huek") ucap Chyntia dari seberang telepon.
Abraham mengacak-acak rambutnya. Pekerjaan nya menumpuk karena sudah lima hari dia tidak masuk kantor, karena Chyntia sering mual.
Dan sekarang, ketika dia sudah mulai bekerja Chyntia kembali meneleponnya. Sudah berkali-kali dia mengajak Chyntia untuk periksa ke dokter, namun wanita itu menolak dengan alsan, 'pasti hanya masuk angin saja'.
Di suatu sisi pekerjaan nya perlu di selesaikan, namun disisi yang lain istrinya membutuhkan dia.
Abraham pun langsung pergi meninggalkan pekerjaannya di kantor dan pulang untuk membawa Chyntia ke rumah sakit.
Dia tidak perduli, apakah istrinya itu akan menolak atau tidak. Dia harus tau apa sebenarnya penyakit Chyntia, sehingga dia sering mual-mual beberapa hari ini? Apakah benar hanyalah masuk angin saja?
Setelah beberapa saat, akhirnya mobil Abraham memasuki pekarangan mansion nya. Dia masuk dengan setengah berlari ke dalam. Namun, hal itu membuatnya hampir saja bertabrakan dengan Yoshirin di dekat tangga.
Dia tidak punya waktu untuk mengomeli perempuan itu, sehingga dia memilih untuk mengacuhkannya dan berlari ke arah kamarnya.
Terlihat, Chyntia yang terbaring di kasurnya. "Sayang? Apa kau baik-baik saja?" Tanya Abraham mendekati Chyntia.
"Kepalaku pusing sekali, dan aku juga mual", rengek Chyntia dengan Manja.
"Ya sudah, kalau begitu kita ke rumah sakit yah?" ucap Abraham
"Tidak tidak... Ini pasti hanya masuk angin biasa saja", tolak Chyntia.
"Cukup! Jangan membantah lagi!" ujar Abraham, sambil mengangkat tubuh Chyntia, dan membawanya keluar kamar.
Rumah sakit_
"Jadi, istri saya sakit apa dokter?" Tanya Abraham, pada salah satu dokter yang bekerja di rumah sakit nya. Dirinya dan Chyntia saat ini tengah duduk di depan dokter tersebut.
"Nyonya tidak apa-apa. Malahan, ada kabar gembira",balas sang dokter.
"Oh yah? Kabar gembira apa itu?" Tanya Abraham, dengan memasang raut wajah penasaran.
"Nyonya Chyntia sedang mengandung tuan".
Degh ...
Ucapan dari dokter tadi mampu membuat Abraham terkejut. Bahkan Chyntia lebih terkejut lagi. Mata wanita itu melebar ketika mengetahui bahwa dirinya tengah hamil.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Ray Of Sincere Love (END)
عشوائيYoshirin dituduh berselingkuh dengan mantan kekasih oleh suaminya sendiri. Dua puluh tahun lamanya, dia berusaha untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah namun suaminya hanya menutup mata dengan itu. Dia bahkan menuduh dua anak bungsunya, buka...