Bab 20. Hasutan

425 19 1
                                    

"Ibu..."

Yoshirin yang tengah membereskan barang-barang yang kotor di dapur itupun, terkejut saat seorang wanita memanggilnya.

Yoshirin membalikkan tubuhnya, dan benar saja, yang memanggilnya adalah Lia. lebih tepatnya, Lia dan Daren yang kini berdiri di depannya. Saint dan Shane, juga langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah suara itu.

Lia hendak mendekat, dan memeluk Yoshirin, tapi sebelum itu bahkan terjadi, Yoshirin sudah mundur satu langkah.

"Jangan nak, baju ibu kotor. Nanti bajumu juga ikut kotor," ucap Yoshirin, dengan nada pelan.

Tanpa di sangka-sangka, mata Lia kini memerah karena mendengar apa yang telah di katakan oleh ibunya itu. Alih-alih menjauh, Lia malah semakin dekat, dan tetap memeluk sang Ibu, meskipun ibunya mengatakan bahwa bajunya kotor, tapi siapa yang peduli? Bagi Lia, dia tetap lah ibunya.

"Oh iya Ibu, Saint, Shane... Perkenalkan ini tunangan ku, Daren". Ucap Lia, sambil memperkenalkan pria yang datang bersama nya.

Daren tersenyum ke arah mereka, dan berjabatan tangan dengan calon mertua, dan saudara-saudara ipar nya itu.

Setelah itu, Lia langsung ke intinya saja. "Ibu... Aku mohon, jelaskan sekarang juga. Aku tidak perlu mengatakan apa itu, karena aku yakin, Ibu pasti sudah mengetahuinya!" ujar Lia, dengan suara lembutnya.

"Ibu tau... Kau pasti akan bertanya, kenapa Ibu dan adik-adik mu jadi pelayan di rumah ini, kan?" Tanya Yoshirin, dan di angguki oleh Lia.

"Ceritanya panjang, Ibu tidak bisa memberitahukan semuanya padamu disini." Ujar Yoshirin.

Lia juga setuju dengan Ibunya. Tidak mungkin mereka berbicara di sini. "Baiklah, bagaimana jika besok kita bertemu, dan Ibu boleh menjelaskan semuanya kepada ku", balas Lia, dengan nada yang masih sama lembut nya.

"Ibu tidak yakin", balas Yoshirin..

"Apa maksudmu Ibu?" Tanya Lia.

"Mungkin, besok Ibu memiliki banyak pekerjaan, jadi ibu tidak yakin" bohong Yoshirin.

Tentu saja, dia tidak yakin akan bisa bertemu dengan Lia besok, karena mungkin saja, Abraham akan mengurungnya kembali di gudang bawah tanah malam ini juga.

Tanpa ke lima orang itu sadari,  di balik pintu ada seseorang yang sedang menguping pembicaraan mereka.

Yah, siapa lagi kalau bukan Chyntia.  Chyntia masih merasa kaget, saat mengetahui bahwa Lia sebenarnya adalah anak tirinya.

'Lia, berati dia adalah Lia saudari kembarnya Leo, yang dulu di berikan pada Jack', batin Chyntia.

Meskipun sudah mengetahui bahwa Lia adalah anak suaminya, Chyntia tidak akan memberitahukan hal ini pada suami nya. Karena, wanita itu sudah memikirkan sebuah rencana di otaknya.

(─.─||)

"Baiklah Tuan Abraham, kami permisi dulu... Terimakasih sudah membukakan pintu rumah anda, dan mempersilahkan kami untuk makan malam bersama anda", ujar Lia dengan senyuman nya yang belum luntur.

"Eh, Nona Lia, sebelum kau pergi, bolehkah aku mengobrol denganmu sebentar saja?" Tanya Chyntia.

"Apa yang kau katakan sayang? Nona Lia akan segera pulang. Kalian bisa mengobrol kapan-kapan" ujad Abraham.

"Eh, tidak apa-apa Tuan Abraham. Saya juga tidak terlalu buru-buru." Balas Lia.

"Jadi, bagaimana kalau kita mengobrol di sana saja!" Seru Chyntia, sambil menunjuk ke arah taman samping mansion itu.

A Ray Of Sincere Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang