Bab 50. tidak ada seorang kakak yang ingin adiknya tersiksa

1.2K 28 0
                                    

Abraham mengalihkan pandangannya ke arah Sean yang sedari tadi hanya berdiri terdiam di belakang Lia.

"Sean..." panggil Abraham dengan nada pelan. Sean sedikit tersentak, mendengar Abraham memanggil namanya.

"Y-ya?" Sahut Sean dengan sedikit gugup.

"Kemarilah..." Panggil Abraham, dan langsung membuat Sean terkejut setengah mati. 'Apa yang ada di pikirannya? Kenapa dia tiba-tiba memanggilku?' begitulah yang ada di pikiran Sean saat ini.

"Kemarilah nak..." Panggil Abraham. Sean memandang Lia, dan Lia menganggukinya.

Sean pun secara perlahan berjalan mendekati Abraham. Dan hal yang tak pernah dia duga terjadi... Abraham memeluknya dan mengecup dahinya.

Sean yang masih dalam keadaan linglung kini menatap Abraham dengan penuh tanda tanya. Abraham yang paham dengan apa yang dipikirkan oleh Sean itu, kembali memeluk Sean.

"Kamu akan paham nanti", ucap Abraham sembari memeluk Sean. Abraham yang melihat Lia yang hanya tersenyum saja sembari melihat mereka berpelukan, kini memanggil Lia.

"Kemarilah sayang..." Lia pun tersenyum lebar dan berpelukan dengan ayah, dan adiknya. "Sammy, ayo kau juga kemarilah!" panggil Abraham yang menyadari kehadiran menantunya yang sedari tadi hanya diam saja. Dan mereka pun berpelukan dengan hangat.

"Pak?" Panggil seorang dokter yang tadi menangani Yoshirin. Abraham pun mengurai pelukan mereka dan kini menatap ke arah dokter itu.

"Boleh kita bicara sebentar? Ada hal yang penting yang harus saya beritahukan", ucap dokter itu, dan di angguki oleh Abraham.

ʕ´• ᴥ•̥'ʔ

Abraham pun segera masuk bersama sang dokter ke dalam ruangan dokter itu.

"Ada apa dok?" Tanya Abraham.

Dokter pun segera menjelaskan tentang penyakit yang di derita Yoshirin sekarang. Abraham terlihat terkejut, mendengarkan setiap penjelasan dari sang dokter.

'Racun? Si- siapa yang memberikan racun padanya?' Abraham bertanya-tanya dalam hatinya.

"Dok, apakah dia masih bisa di sembuhkan?" Tanya Abraham dengan nada pelan.

"Kami harus melakukan tindakan operasi kepada pasien", ucap sang dokter itu.

"Lakukan yang terbaik untuk nya dokter, ku mohon... Aku tidak ingin kehilangan nya..." lirih Abraham.

"Kami pasti akan memberikan yang terbaik pak!" ucap sang dokter.

"Lalu, kapan operasi nya akan dilakukan?" Tanya Abraham.

"Kapanpun yang anda inginkan, kami akan melakukannya", balas sang dokter.

"Kalau begitu, lakukanlah secepatnya!" balas Abraham.

"Baik pak, kalau begitu, kami akan menentukan jadwal operasi nya", balas sang dokter.

Abraham keluar dari dalam ruangan dokter tadi dengan penuh penekanan. "Aku sudah membuat Shane dalam keadaan koma, dan Sekarang Yoshirin juga sakit..." Gumamnya dengan frustasi.

"Tunggu dulu... Saint, bagaimana kabarnya sekarang?" Abraham pun segera pergi menuju ke ruangan tempat Saint di rawat, namun Leo dan beberapa suster masih belum selesai menangani Saint di dalam sana.

"Astaga... Apa yang sudah kulakukan? Aku hampir saja kehilangan mereka karena ulahku sendiri", gumam Abraham dengan frustasi.

~~"Anakku kau bilang? Apakah kau sedang bermimpi sekarang hah!"

A Ray Of Sincere Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang