Bab 32. tak berhak cemburu

507 15 1
                                    

Tanpa dua orang itu sadari, bahwa dari jauh ada sepasang mata yang memandangi mereka dengan tatapan sendu.

'Semudah itu kau melupakanku, semudah itu kau melupakan semua kenangan-kenangan tentang kita... Namun jika itu yang membuat mu bahagia, maka lakukanlah... Aku berjanji tidak akan lagi mengusik hidup mu' , batin Saint sembari membalikkan tubuhnya dan pergi dari sana.

Namun, baru beberapa langkah dia berjalan, kakinya sudah terhenti karena Axel sekarang berdiri dihadapannya.

"Kau cemburu?" Tanya Axel

"Untuk cemburu pun, Aku tidak berhak! " balas Saint, dengan tatapan nanar.

Axel membuang nafasnya dengan kasar. "Aku mohon, tolong maafkan adikku." Ucap Axel.

"Tidak apa-apa, ini bukan salahnya... Mungkin memang kita saja yang tidak berjodoh", balas Saint.

"Lagipula, cinta tidak harus dipaksakan bukan? Jika memang cinta sejatinya bukan aku, lantas mengapa aku harus gigih untuk tetap bersamanya?" Lanjut Saint, lalu pergi meninggalkan Axel.

"Kau orang yang baik, semoga Tuhan mengirim mu seseorang yang baik", gumam Axel, sembari menatap punggung Saint yang sudah mulai menjauh darinya.

Sementara itu, disisi Leo dan Sammy. Mereka saat ini tengah berjalan-jalan menyusuri jalan di gunung itu bersama-sama, sambil berpegangan tangan.

Mereka sudah agak jauh dari Fila. "Aku tak menyangka bahwa kau akan semanis ini. Padahal, kau sama sekali tidak menyukai ku", ucap Sammy, setelah mereka terdiam di sepanjang perjalanan.

"Untuk bersamamu, adalah keputusan ku. Maka, untuk menyayangi mu, adalah pilihan ku", balas Leo dengan senyuman nya.

Tak lama kemudian, Leo mendekatkan wajahnya ke wajah Sammy, hingga hidung mereka saling bersentuhan.

Sammy bisa merasakan hangatnya nafas Leo, hingga beberapa detik kemudian, bibir Leo mendarat di bibir ranum Sammy.

Mereka saling berciuman, dan melumat bibir satu sama lain. Mereka melakukan hal itu hingga beberapa menit, hingga pada akhirnya ciuman mereka terlepas, dan terdengar suara nafas mereka yang memburu.

Cup...

Leo mengecup kembali bibir Sammy. Hanya kecupan, dan tidak lebih.  Sammy menatap dalam mata Leo, dia mengingat beberapa bulan lalu, saat dia mengecup bibir Saint.

Sammy memejamkan matanya, guna menghilangkan semua kenangannya bersama Saint di masa lalu, dan mencoba untuk menerima Leo sebagai calon suaminya.

"Eh, by the way... Dari tadi aku melihat mu mengambil gambar pemandangan di gunung ini, bolehkah aku lihat?" Tanya Leo.

"Tentu saja!" balas Sammy, sambil memberikan kameranya pada Leo. Leo pun mengambil kamera itu, dan melihat-lihat foto di dalamnya.

"Indah bukan?" Tanya Sammy.

"Indah... Ini sangat indah. Namun, terlihat tidak sempurna karena tidak ada kau di dalamnya!" ujar Leo.

"Kau lucu yah, tentu saja tidak ada aku di sana... Kan, aku yang memotretnya!" balas Sammy, dengan tawa hambarnya.

"Kalau begitu, berdirilah di sana dan aku akan mengambil gambar untukmu!" ujar Leo, sembari mengangkat kameranya.

Sammy pun tersenyum manis, dan berdiri di tempat yang Leo tunjuk. Dan

cekret...

Satu foto, dua foto, tiga foto, dan empat foto Sammy sudah di abadikan oleh Leo. Sammy pun mendekati Leo dan melihat hasilnya.

"Wah... Lihatlah, hasilnya sangat bagus! Kau ternyata pandai juga yah!" puji Sammy. Leo tersenyum mendengar hal itu.

Sammy terlihat berpikir sejenak, sebelum dia mengeluarkan handphone dari sakunya. Dia mengangkat Handphone nya, dan mengambil foto Selfie dengan Leo.

A Ray Of Sincere Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang