Bab 74. perceraian

1.4K 27 0
                                    

Abraham kala itu, baru saja tiba dirumah setelah melakukan check up dirumah sakit.

Dia tidak menemukan putra sulungnya di rumah sakit tadi, dan ternyata Leo sudah pulang dan hal itu membuat Abraham bertanya-tanya.

Mengapa Leo pulang secepat ini?

Dengan langkah perlahan, dia berjalan menaiki tangga. Dari jauh, dia dapat melihat ketiga anaknya sedang berada di depan pintu kamar putra tertuanya.

Ada apa?

Itulah pertanyaan yang saat itu bersarang dikepala Abraham.

"Leo, kenapa sudah pulang? Apa yang sedang kalian bertiga lakukan disini?" Tanya Abraham dari kejauhan. Dia sama sekali belum mengetahui bahwa Leo saat ini tengah menangis.

Abraham dengan langkah pelan mendekati ketiga putranya itu.

"Pa? Papa darimana?" Tanya Leo dengan suara seraknya. Terlihat, mata pria itu sedikit sembab karena menangis.

"Papa tadi dari check up di rumah sakit, tapi kamu tidak ad-- Loh Leo, kamu kenapa?" Ujar Abraham sambil berjalan mendekati putra sulungnya itu.

Abraham mengajak anaknya untuk mengobrol di kamarnya saja, agar terasa nyaman. Apalagi, dengan kondisinya yang masih belum stabil.


(-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩___-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩)


Kini Saint tengah berada di cafe, sambil menikmati cappuccino yang dia pesan tadi.

Sungguh, hari ini adalah hari keberuntungan untuknya.

Dia awalnya hanya ingin membuat Sammy salah paham tentang Leo, dan teman perempuannya.

Saint bahkan sempat ragu, dan memprediksi bahwa rencananya itu akan gagal.

Namun sepertinya takdir berpihak padanya kali ini...

Dia tidak pernah menyangka, bahwa akan ada adegan dimana kaki Tania akan tersandung dan menimpa Leo, hingga posisi mereka jadi berciuman dan hal itu langsung saja di lihat oleh Sammy.

'Sakit hati, dibalas dengan sakit hati,' gumam Saint dalam hatinya.

Dia tidak bisa membayangkan, betapa sakitnya dia dimasa lalu ketika wanita yang sangat dia cintai menikah dengan orang lain.

Terlebih lagi, orang itu adalah kakak kandungnya sendiri.

'Haruskah aku pulang? Pasti terjadi drama yang besar di mansion hari ini,' batin Saint.

Namun, dia mengurungkan niatnya. Entah apa yang sudah terjadi pada dirinya yang tiba-tiba merasa tidak tega jika melihat orang-orang terdekatnya bersedih.


(*^3^)/~♡


Abraham merangkul tubuh Leo yang saat ini duduk di sampingnya, dia telah mendengar keseluruhan cerita dari putra sulungnya itu.

Bahkan kedua adiknya, yakni Sean dan Shane juga ikut terkejut saat mendengar apa yang diceritakan oleh kakak mereka itu.

"Kamu harus bisa berhasil memberikan penjelasan kepada istrimu. Kau harus bisa mendapatkan kesempatan itu. Takdir ibumu dimasa lalu tidak boleh terulang padamu," tutur Abraham.

Shane terlihat menunduk, hatinya tiba-tiba saja merasakan dilema saat ini.

Mengingat, ayah mereka dulu tidak pernah memberikan kesempatan kepada ibu mereka untuk berbicara dan mengatakan yang sebenarnya.

Hingga membuat ibu mereka menderita sampai dihari kematiannya.

"Aku harap kau beruntung dan bisa mendapatkan kesempatan itu kak," ucap Shane sembari mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk.

A Ray Of Sincere Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang