Bab 9. Apa kau gila?

411 21 0
                                    

Sebuah mobil mewah berwarna putih kini terparkir di depan sebuah bangunan besar, yang digunakan orang-orang untuk membeli kebutuhan ekonomi mereka.

"Tuan, kenapa kita supermarket?" Tanya Shane, saat sudah turun dari dalam mobil.

"Udah deh, jangan banyak tanya... Ikuti aku saja!" Balas Lian, dengan nada sedikit kesal.

Shane pun, membungkam mulutnya saat melihat sekilat ekspresi tak suka di wajah Lian, sebelum lelaki itu mengubah ekspresi nya menjadi datar.

Lian pun, berjalan memasuki supermarket, dan diikuti oleh Shane di belakangnya.

Lian memilih-milih barang yang hendak dia beli, sedangkan Shane lah yang mendorong keranjang belanjanya di belakang Lian.

Satu per satu, Lian menaruh barang-barang yang hendak dia beli ke dalam keranjang belanja yang di dorong oleh Shane.

Shane, mengedarkan pandangannya ke segala arah, hingga matanya tanpa sengaja, menangkap sebuah susu coklat kesukaan nya

"susu coklat..." Gumam Shane, dengan mata yang berbinar-binar.

"Tuan...!" Panggil Shane pelan. Namun, Lian bahkan tidak mendengarkan suaranya

"Tuan Lian..." Panggil Shane, dengan nada yang lebih keras.

"Apa?" Jawab Lian, tanpa menoleh sedikitpun.

"Aku mau itu..." Ujar Shane, yang langsung saja menunjuk ke arah dimana susu coklat itu diletakkan.

Lian yang penasaran tentang apa yang diinginkan oleh Shane, sehingga berani untuk minta di belikan pun, langsung saja mengarahkan pandangannya ke ujung jari telunjuk Shane.

"Mau apa?" Tanya Lian, yang masih mempertahankan ekspresi datarnya.

"Susu coklat..." Ucap Shane, dengan pandangan matanya yang berbinar-binar.

"Apa?" Lian langsung saja kaget, saat mendengar nama benda yang di inginkan oleh Shane.

"Tuan, tolong belikan aku itu..." Bujuk Shane, dengan nada pelan.

susu coklat, adalah hal yang sangat di senangi oleh Shane. Ketika dia kecil, ibunya selalu memberinya susu coklat di setiap kali dia bersedih.

Bahkan, sampai dia besar pun, dia tetap menyukai susu itu. Dia bahkan membuang rasa takutnya untuk berbicara dengan Lian, hanya untuk meminta kakaknya itu membelikan nya sekotak susu coklat.

"Apa kau gila?" Tanya Lian dengan tatapan tajam.

Shane menyadari akan ketidaksukaan Lian, atas kelakuannya itu. Namun, dia benar-benar menginginkan susu coklat itu... Jika saja dia membawa uang, dia pasti sudah membelinya menggunakan uangnya sendiri.

"Aku mohon..." Mohon Shane, dengan penuh harap.

"Tidak!" Lian menolak permintaan Shane dengan mentah-mentah.

"Tuan... " Panggil Shane dengan pelan.

"Aku bilang tidak, yah tidak!" Bentak Lian.

Terlihat, di sana ada banyak orang yang sedang menatap mereka ketika mendengar suara kuat yang diciptakan oleh Lian.

Shane tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Dia sudah membuat Lian marah dengan permintaan kecilnya itu.

"Maafkan aku!" Cicit Shane ,dengan kepala tertunduk.

Lian pun memutar bola matanya sebelum dia melanjutkan aktivitasnya untuk membeli beberapa bahan makanan.

Dia baru saja hendak menaruh belanjanya di keranjang belanja yang di bawah oleh Shane, tapi Shane ternyata berada jauh di belakangnya.

A Ray Of Sincere Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang