Bab 34. Mengancam

293 11 0
                                    

Author pov_

Malam itu, Saint baru saja pulang setelah mengerjakan tugas kelompok seharian. Dia melihat Chyntia tengah duduk bersantai sambil senyum-senyum di ruang tamu, sembari memandangi Handphone nya.

Saint tak mengindahkan wanita itu. Dia langsung saja pergi masuk ke dalam kamarnya, untuk membersihkan diri.

Setelah mandi,  Saint merasa lapar dan hendak pergi ke dapur mencari makanan.

Sesampainya di dapur, dia melihat Yoshirin tengah mencuci piring-piring kotor bekas makan malam tadi, dengan mata yang sembab seperti orang yang habis menangis.

"Ibu, ada apa?" Tanya Saint degan khawatir.

Namun, Yoshirin tetap diam tanpa menggubris pertanyaan putranya itu.

"Ibu?" Panggil Saint pelan.

"Yya?" Sahut Yoshirin, sambil perlahan memutar pandangannya ke arah Saint.

"Kenapa?" Tanya Saint pelan, namun alih-alih menjawab, Yoshirin malah menangis dan masuk ke dalam pelukan putranya.

Saint langsung saja merangkul tubuh ibunya yang lebih pendek darinya itu masuk ke dalam pelukannya.

"Maafkan Ibu..." Dua kata itu lolos keluar dari mulut Yoshirin.

"Maaf untuk apa Ibu?" Tanya Saint dengan lirih.

"Maaf, jika selama ini Ibu belum bisa menjadi Ibu yang baik untuk mu dan juga Shane. Maaf, jika selama ini Ibu hanya bisa menyusahkan kalian, membuat kalian menderita dan tidak bisa membuat kalian bahagia", Isak Yoshirin dalam pelukan Saint.

Mendengar hal itu, langsung saja membuat mata Saint berkaca-kaca, dan siap untuk membuang semua air mata yag tertahan di matanya.

"Apa yang Ibu katakan? Ibu sudah menjadi Ibu yang baik untukku dan Shane. Kasih sayang mu itu, sudah cukup membuat kami bahagia", lirih Saint.

"Memangnya ada apa ibu? Kenapa ibu mengatakan hal itu? Apakah ayah atau Nyonya Chyntia mengatakan sesuatu pada Ibu?" Tanya Saint.

Yoshirin dengan perlahan mengurai pelukan nya dengan Saint, kemudian menatap lekat mata Saint sebelum dia menceritakan apa yang terjadi pada Shane hari ini, ketika Saint pergi ke kampus.

Saint  langsung saja bergegas pergi ke kamar Shane, dan melihat adik satu-satunya itu tengah terbaring lemah di atas tempat tidurnya, dengan luka, lebam di sekujur tubuhnya, dan tangan kanannya di perban.

Saint secara perlahan duduk di pinggiran kasur Shane. Dia menatap adiknya itu dengan tatapan sedih.

"Aku rela merasakan semua penderitaan yang ada di dunia ini, tapi aku tidak bisa jika melihat Ibu dan adikku menderita", lirih Saint sembari mengusap lembut Surai hitam Shane.


(◍•ᴗ•◍)✧*。


Sedangkan Chyntia, kini wanita itu tengah tertawa puas, di tepi kolam renang mansion.

Tentu saja tentang gelangnya yang di temukan di koper Shane itu semua adalah rencananya.

Dia sengaja membuat Shane membawa kopernya dari gunung, dan ketika tiba di rumah, dia juga menyuruh Shane untuk meletakkan kopernya di dalam kamar, dan sementara itu pula, dia dengan diam-diam menaruh gelang emasnya di dalam kopernya Shane.

Ini bukan yang pertama kalinya dia melakukan hal itu. Dia sudah berkali-kali memfitnah Yoshirin, dan juga kedua anaknya itu.

Tringggg....

Tiba-tiba handphone Chyntia berdering. Dia melihat nama pemanggil dan seketika mengernyitkan dahinya.

"Apa?" Ucap Chyntia.

A Ray Of Sincere Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang