Bab 75. Kepercayaan

763 21 0
                                    

Satu Minggu kemudian_

Satu minggu kini telah berlalu. Sepekan ini di habiskan dengan hati yang berat oleh putra sulung Keluarga Wistara yang tidak lain adalah Leo.

Semenjak hari itu, Sammy benar-benar pulang ke rumah orangtuanya.

Leo sudah pernah datang ke rumah mertuanya, namun kedua orang tua Sammy mengatakan, bahwa berikan Sammy waktu untuk sendiri dan berpikir tentang hubungan mereka selanjutnya.

Leo benar-benar tidak seperti biasanya...

Dirinya benar-benar telah hancur ketika Sammy pergi meninggalkan dirinya.

Dirinya terus saja menyalahkan takdir, yang malah memperbesar masalah yang awalnya hanya kecil.

Jika saja Sammy ingin mendengarkan penjelasannya, maka mungkin kini mereka masih bersama.

Sementara itu...

"Sudah satu Minggu aku pulang ke rumahku, dan dia sama sekali tidak pernah datang untuk membujukku kembali ke rumahnya. Mungkin dia memang sudah tak lagi menginginkan ku dan ingin segera berpisah dariku," lirih Sammy sambil tersenyum getir.

Dirinya saat ini tengah duduk di tepi kasur. Orang tuanya memang tidak pernah memberitahu nya bahwa Leo selalu datang kesana, untuk datang menjemput nya.

Karena Sammy sangat sensitif dengan nama Leo.

Dia tiba-tiba saja akan menangis, jika nama pria yang berstatus sebagai suaminya itu di sebutkan.

"Ya Tuhan... Aku benar-benar telah menyadari, bahwa aku telah mencintai laki-laki itu. Tapi kenapa ... Kenapa cintaku datang disaat yang tidak tepat seperti ini?" Lirih Sammy.

Setelah berpikir dan banyak mempertimbangkan, Sammy telah menyadari bahwa dia ternyata telah mencintai Leo, dan tak ingin berpisah dari lelaki itu.

Setiap malam, dia selalu memikirkan nasibnya kedepannya jika dia sampai berpisah dengan Leo.

Dia telah menyakiti sebuah hati yang tulus, untuk agar bisa menikah dengan suaminya itu, dan sekarang? Dia ingin bercerai?

Tidak!

Sammy tidak ingin bercerai, namun ego di dalam dirinya itu terlalu tinggi.

Dia, dan juga Leo sama-sama saling berharap.

Hingga pada akhirnya, mereka sekarang telah terjebak dalam dilema karena hal itu.


(っ˘̩╭╮˘̩)っ


"Saint? Mau kemana malam-malam begini?" Tanya Abraham ketika melihat Saint hendak berjalan ke arah pintu utama. Dia saat ini tengah duduk di ruang tamu.

"Hanya ingin mencari angin saja," jawab Saint acuh tak acuh tanpa menengok ke arah ayahnya sedikitpun.

Abraham membuang nafasnya dengan kasar, dia berharap semoga putranya yang satunya itu tidak berbuat hal-hal aneh.

Dia belum sempat menanyakan perihal kecelakaan-kecelakaan yang di sebabkan oleh Saint, karena masalah Leo dan Sammy.

Abraham mengalihkan pandangannya ke arah arloji yang ada di tangan kirinya, dan sekarang sedang menunjukkan pukul setengah sebelas malam.

"Sudah jam begini, kenapa Leo belum pulang?" Gumamnya.

Di sisi lain_

Leo kini memarkirkan mobilnya didepan rumah utama Keluarga Grusha.

Dirinya kemudian keluar, sambil memandangi rumah tersebut hingga pada akhirnya tatapannya tertuju pada seorang wanita yang saat ini juga tengah menatapnya.

A Ray Of Sincere Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang