Bab 16. Senyum semuanya!

429 21 1
                                    

"Saint... Ayo makan malam sayang..." Terdengar suara Yoshirin dari luar kamarnya.

"Saint... Sayang?" Panggil Yoshirin lagi, namun belum ada sahutan dari dalam kamar.

"Saint?"

Ceklek...

Pintu pun terbuka, dan menampilkan Saint dengan wajah pucat nya,,dan tatapan mata yang sayu tak lupa dengan senyuman khas dirinya.

"Sayang kamu kenapa?" Tanya Yoshirin dengan ekspresi khawatir.

"Enggak apa-apa kok Bu" balas Saint, sambil tersenyum tipis.

Yoshirin melihat tangan Saint yang terluka dan langsung merasa khawatir.

"Sayang, tangan kamu kenapa?" Tanya Yoshirin dengan khawatir bercampur panik.

Saint menarik tangan ibunya agar masuk bersama ke dalam kamarnya.

"Kamu kenapa sayang? Tangan kamu kenapa?" Tanya Yoshirin, yang masih sangat khawatir.

Saint tersenyum tipis, sebelum dia menjelaskan semua yang telah terjadi padanya.

Yoshirin merasa sedih ketika mendengar apa yang putranya katakan, namun dia juga merasa senang karena setidaknya sekarang Leo sudah peduli pada adiknya.

"Ayo kita makan malam sayang..." Ucap Yoshirin, dan di angguki oleh Saint.




⁽⁽ଘ( ˊᵕˋ )ଓ⁾⁾




Ke esok kan harinya__

"Saint!"

Saint yang mendengar namanya di panggil pun segera menoleh ke arah suara.

Saat ini saint sedang dalam perjalanan ke kampus nya, "Sean?" Gumam Saint kemudian dia tersenyum.

"Ayo naik... Aku akan mengantarmu ke kampus!" ujar Sean, yang saat ini sedang berada di dalam mobilnya.

"Emh... Tidak usah, aku jalan kaki saja. Lagipula, kampus kita kan berbeda", tolak Saint dengan lembut, dan tak lupa dengan senyuman manisnya.

"Nggak apa-apa... Ayo naik!" Ujar Sean, dengan nada yang sedikit memaksa.

Saint pun tersenyum sebelum dia naik ke dalam mobil itu, dan mereka berangkat ke kampus bersama-sama.

Di dalam mobil, Sean membuka percakapan lebih dulu...

"Emm... Saint?"

"Ya?"

"Sebentar malam, aku dan kak Lia mengundang kau, ibu, dan Shane untuk makan malam di rumah kami. Apakah kalian punya waktu?" Tanya Sean.

"Kami pasti akan datang!" ujar Saint.

"Jika bisa, ajak Papa juga!" ujar Sean, dan itu langsung membuat Saint terdiam.

"Kalo soal itu, aku tidak bisa janji", balas Saint sambil tersenyum tipis.

"Lah kenapa?" Tanya Sean, sambil mengerutkan keningnya.

"Papa adalah orang yang sibuk, dia sering pulang larut malam", jawab Saint, yang tentu saja ada sedikit kebohongan di dalam nya.

Abraham tidak bisa datang bukan karena sibuk bekerja, karena memang dia sudah pasti tidak akan pernah mau menerima ajakan dari mereka.




♪┌|∵|┘♪  MALAM HARINYA └|∵|┐♪

Setelah membuat makan malam, Yoshirin dan kedua putranya segera bersiap untuk pergi ke rumah Lia dan Sean.

"Ibu... Apakah ayah akan mengizinkan kita pergi?" Tanya Shane dengan nada khawatir .

"Iya Ibu... Ayah pasti tidak akan mengizinkan kita pergi ke luar", timpal Saint.

A Ray Of Sincere Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang