hai alll
sorry bgtt kemarin aku ga up, jadi malam ini aku up 2 part!!happy reading lovee<33
****
Salah satu mall di Jakarta itu sangat ramai pengunjung. Mulai dari kalangan keluarga, pengantin baru, pacaran, teman, dan friendzone seperti Duta dan Sila contohnya.
Malam ini Duta meminta Sila untuk menemaninya membeli sepatu futsal. Mengingat sepatu futsalnya sudah lumayan tak layak pakai.
Padahal, Sila belum mengatakan bahwa ia memaafkan Duta. Tapi dengan kepercayaan dirinya Duta langsung mengajak Sila keluar.
"Warna putih bagus kali, Sil?" tanya Duta sambil melihat-lihat sepatu di sport center itu.
"Menurut gue warna lain deh. Putih gampang kotor. Tapi ya terserah lo sih, orang yang pakai juga lo," ujar Sila.
"Soalnya putih netral. Emang menurut lo yang bagus mana?" sahut Duta.
Pandangan Sila memutari rak sepatu sepatu futsal di toko itu. Beberapa detik, dan matanya tertuju pada salah satu sepatu. "Nah itu!" Sila menjentikkan jari sembari menunjuk benda itu. Lantas ia menggeret Duta mengikutinya.
Sila mengambil sepatu itu. "Ini nih. Abu-abu sama putih. Tapi tetep dominan putihnya. Tapi abu-abunya juga banyak, tapi bagus gitu loh. Ini juga netral. Jadi nggak putih-putih amat. Paham nggak sih?" cerocosnya.
Duta terkekeh. Ekspresi Sila sangat lucu.
"Kok malah ketawa sih?"
"Nah gini dong nyerocos, jangan diem aja. Diajak ngomong diem kayak dinding," sarkas Duta.
Sila mengerucutkan bibirnya. "Udah tuh pilih yang mana? Keburu malem gue dicariin nanti!"
"Oke-oke, kayaknya pilihan lo bagus juga. Ya udah beli ini aja. Karena lo yang milihin," goda Duta dengan senyuman buayanya.
"Dih! Gombal mulu gombal mulu, basi tahu nggak!" balas Sila.
Duta tertawa kecil. "Ya udah ayo kita bayar habis itu kita jalan-jalan." Ia berjalan menuju kasir. Tanpa ia ketahui, di belakangnya kini Sila susah payah menahan senyuman salah tingkahnya.
Selesai pembayaran, mereka berjalan-jalan mengelilingi mall. "Mau beli makan?" tanya Duta.
"Nggak deh, gue baru makan tadi kita mau berangkat," jawab Sila.
"Beli minum aja deh." Tiba-tiba Duta menarik tangan Sila menuju salah satu stand minuman.
"Nggak usah, Ta," bisik Sila.
"Udah, diem aja."
"Cappucino 1, sama Coffee latte less sugar 1 ya mbak. Atas nama Duta," ujar Duta pada si penjual minuman itu.
Lagi-lagi Sila harus berusaha untuk menahan salah tingkahnya karena ulah Duta. Bagaimana bisa Duta hafal dengan minuman kesukaannya?
"Tahan Sila, tahan... Jangan sampai ketahuan senyum!" batin Sila.
"Baik saya ulangi lagi pesanannya, cappucino 1 sama coffee latte less sugar 1. Atas nama Kak Duta ya?"
"Iya mbak," jawab Duta.
"Jadi totalnya 40.000."
Duta dan Sila sama-sama terulur untuk membayar. "Uang saya aja." Keduanya kompak mengatakan kalimat yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karya Untuk Duta
Teen FictionPersahabatan cowok cewek tanpa adanya perasaan salah satu atau keduanya itu bohong. Seperti halnya Sila, ia harus membohongi Duta, teman-temannya, dan perasaannya sendiri. Karena ia takut jika jujur, persahabatannya justru renggang. Sila tak mau hal...