Motor Sila memasuki area parkir SMA Bina Juara. Sebenarnya Duta menawarinya untuk dijemput saja, dengan alasan cowok itu masih khawatir dengan keadaan Sila. Namun Sila tetap menolak. Ia meyakinkan Duta bahwa dirinya sudah baik-baik saja.
Kini ia melepas helm. Tiba-tiba ada motor yang ia kenal berhenti di sampingnya.
"Pagi Sila.."
Sila menaikkan alis sebelah. "Tumben jam segini udah datang? Kesambet apa?"
Duta melepas helmnya. "Kesambet hantu cantik. Hantunya lo," godanya diakhiri kekehan.
"Kumat kan!" sahut Sila.
"Kumat karena semalam nggak ketemu lo."
"Gombal lagi gombal lagi! Eh itu pisang goreng jualan lo? Sini gue bantu bawa," balas Sila mengalihkan pembicaraan
"Eits nggak usah." Duta menjauhkan kantong kresek di tangannya dari Sila. "Yuk ke kelas!" Duta mendadak merangkul bahu Sila.
Sila tersontak kaget. "Heh! Lepas!" Ia menyisihkan tangan Duta yang tidak kekar itu. "Nimbulin gosip lagi berabe! Jalan biasa aja."
Duta mendengus kesal. "Iya iya.."
Alhasil mereka hanya berjalan berdampingan. Tanpa bergandengan tangan maupun saling merangkul.
"Sila," sapa seseorang dari belakang mereka.
"Eh ada Yasya," goda Duta.
Yasya hanya membalas Duya dengan senyuman. "Eee mumpung ada kalian berdua, gue belum sempat tanya kemarin. Emang bener berita itu?" tanya Yasya to the point.
Sila melirik ke arah Duta.
"Ig gue emang ada di hp Sila. Kan gue sering pinjam hp Sila. Entah pas beterai hp gue habis atau rusak. Lain kali jangan kemakan gosip, Sya," jelas Duta memperingati.
"O-oh gitu ya. Iya maaf Sil," ucapnya pada Sila.
Sila tersenyum. "Iya nggak papa."
"Lo ke kelas sama Yasya ya Sil. Gue mau langsung ke kantin dulu buat nitipin ini," ujar Duta.
"Iya oke," jawab Sila.
"Yuk Sil." Yasya menggandeng tangan temannya itu.
****
Hari yang dinantikan tim futsal SMA Bina Juara pun tiba. Suasana tribun yang dipenuhi penonton disertai teriakan-teriakan penyemangat untuk tim sekolah masing-masing.
Memasuki area lapangan, Duta tersenyum tipis. Bukan tanpa sebab, melainkan ia baru saja mendapatkan kata-kata penyemangat dari orang yang saat ini tengah mengisi hatinya.
Sementara Sila, ia tak menonton sahabatnya itu. Karena ia masih trauma dengan kejadian beberapa waktu yang lalu. Sila tak ingin mengecewakan Duta untuk kedua kalinya. Cewek itu menepati janjinya.
SMA Bina Juara hari ini tidak libur, tetapi pulang lebih awal. Sebab sebagian besar dari mereka menonton pertandingan yang cukup bergengsi ini.
Kini, Sila dan Yasya mampir terlebih dahulu di sebuah cafe dekat sekolah.
"Lo jadi ngambil kuliah di Jogja, Sil?" tanya Yasya memulai pembicaraan setelah mendapatkan tempat duduk.
"Kayaknya sih iya. Tapi kalau nggak bisa di Jakarta aja juga nggak papa," jawab Sila.
"Udah sampai mana persiapan lo?" sahut Yasya.
"Udah belajar tipis-tipis sih."
Yasya menelan kentang yang telah ia kunyah. "Menurut gue kemungkinan besar lo bakalan keterima sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Karya Untuk Duta
Teen FictionPersahabatan cowok cewek tanpa adanya perasaan salah satu atau keduanya itu bohong. Seperti halnya Sila, ia harus membohongi Duta, teman-temannya, dan perasaannya sendiri. Karena ia takut jika jujur, persahabatannya justru renggang. Sila tak mau hal...