20. Masalah besar

41 4 0
                                    

Duta kali ini memaksa Sila untuk mau ia antar pulang. Walaupun cewek itu terus menolak dengan alasan membawa motor. Namun akhirnya Sila mengiyakan perintah Duta.

Karena kebetulan, haru ini Yosan menumpang Duta. Jadi Duta meminta Yosan untuk membawa motor Sila.

Sekarang, mereka sudah sampai di rumah Sila. Cewek itu turun dari jok belakang Duta, lantas melepas helmnya.

"Motornya taruh situ aja nggak papa, San. Nanti biar dipindahin ayah gue," ucap Sila pada Yosan. Cowok itu hanya mengangguk sebagai balasan.

"Makasih, ya. Kalian mau mampir dulu?" tawarnya.

"Nggak deh, Sil. Kita langsung pulang aja," jawab Duta.

"Oke..."

"Nanti malam jalan-jalan yuk. Buat refreshing pikiran lo. Biar nggak stress," ajak Duta.

"Tapi-"

"Tenang aja nanti habis maghrib gue jemput. Gue izinin ke ayah sama bunda sekalian," pangkas Duta.

"Oke deh.."

"Ya udah ayo, Ta. Balik," ujar Yosan.

"Gue balik dulu, Sil. Jangan lupa nanti!" peringat Duta.

"Iya-iya.. Hati-hati!" balas Sila.

"Iya.. Bye.." Duta melajukan motornya keluar kompleks rumah Sila.

"Siapa, Sil?" celetuk Pramudya dari belakang.

Sontak Sila memutar badannya 180 derajat. "Eh ayah." Ia menyalimi ayahnya itu. "Itu tadi Duta, ngantar Sila."

Kenung Pramudya mengernyit. "Kenapa diantar?"

"Duta itu alay, Yah. Orang Sila nggak kenapa-napa juga. Tau tuh anak!" alibi Sila.

Mata Pramudya memicing dengan tatapan interogasi. "Kamu nggak pacaran sama Duta kan?"

"Ya nggak lah, Yah! Ayah kan tahu sendiri kita sahabatan. Nggak mungkin pacaran," elak Sila.

"Sebenarnya ayah setuju-setuju aja sih kamu sama Duta. Tapi nggak sekarang! Nanti kalau udah lulus. Baru boleh pacaran," ucap Pramudya.

"Kayaknya nggak mungkin deh kalau Sila jadian sama Duta," sahut Sila.

"Lah, kenapa? Yang ayah kenal Duta anak baik. Sopan sama orang tua, mudah berbaur. Emang ada teman cowok kamu yang berani bercandain ayah selain Duta? Asik dia, cocok sama kamu," kata Pramudya.

"Nggak tahu aja ayah sifat playboynya dia," batin Sila.

"Udah lah, Yah. Biar takdir yang menjawab nanti. Sila masuk dulu ya.. Eh minta tolong masukin motor Sila ya, Yah.." Sila berjalan melewati ayahnya.

"Loh kok jadi ayah?" protes Pramudya.

"Minta tolong dong.. Ya? Oke?" Cewek itu menunjukkan dua jempolnya, lalu masuk ke dalam rumah.

Sementara Pramudya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya menghadapi anak gadisnya satu itu.

****

Seusai mengantar Sila dan Yosan, Duta bergegas pulang dan berniat untuk segera tidur. Karena nanti malam ia tak boleh mengantuk saat jalan-jalan dengan Sila. Mengingat dirinya memang sering mengantuk dan bisa tidur dimana saja.

Namun saat sampai di depan rumahnya, ia mengerutkan kening karena ada mobil yang ta ia kenal terparkir di sana.

"Temannya ayah kali ya?" tebaknya.

Duta tak ambil pusing, lalu masuk je dalam rumah. Saat di ambang pintu, sontak matanya terbelalak melihat ternyata siapa pemilik mobil itu.

"NGAPAIN LO KE SINI?" teriaknya.

Karya Untuk DutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang