38. Sandaran

46 5 0
                                        

"Gue harap cepat atau lambat lo dicut off sama Duta."

Langkah Sila terhenti. Ia berniat ke tempat parkir untuk segera pulang. Namun di tengah jalan ada orang yang mengganggu ketenangannya.

Ia memutar badannya 180 derajat tepat menghadap pemilik suara yang sangat Sila kenali itu.

"Maksud lo apa?" tanya Sila sembari menaikkan alis sebelah.

"Duta nggak akan betah sahabatan sama cewek modelan kayak lo," ujar Alfan dengan ekspresi meremehkan.

Sila mengangkat kepalanya berani, tangannya menyilang di depan dada. "Lo ada masalah apa sih sama gue? Gue tahu lo nggak suka sama gue. Padahal gue nggak pernah ngusik hidup lo. Kenapa lo nggak biarin gue sama Duta temenan dengan baik?"

Alfan mendorong bahu Sila menggunakan telunjuknya. "Karena lo benalu buat Duta. Garis besar BENALU."

"Duta nggak pernah tuh nganggap gue benalu!" balas Sila.

"Dia nggak bilang ke lo, tapi dia bilang ke gue!" sahut Alfan.

Sila terdiam. Apakah benar Duta setega itu padanya.

"Diam kan lo? Lo nggak akan pernah jadi spesial di hidup Duta," tekan Alfan. Lantas ia melenggang meninggalkan Sila.

Sementara Sila, cewek itu bertanya-tanya apakah benar Duta mengatakan dirinya adalah benalu?

Tiba-tiba satu tetes air matanya jatuh. Sila langsung menyekanya. Lebih baik ia segera pulang.

****

Selesai makan malam bersama keluarganya, Sila berniat untuk belajar. Ia mulai membuka buku paket pelajaran dan buku tulis. Namun satu bunyi notifikasi pesan mengalihkan atensinya.

Terpampang nama Fani di sana.

Fani

sil, aku wes tahu tanggal ulang tahunnya Farzan
aku lihat didata murid sekolah 18 Februari

omgggg makasii banyak fanii

kamu seriusan to mau ngado dia?

serius lah
gue sungkan bgtt sama dia
masa dari smp dia udah ngasih ini itu sedangkan gue gaada feedback apapun

tapi kalau boleh jujur
kalau kamu lakuin itu cuma karena rasa sungkan, itu sama ae nyakitin dia
gimana misal dia mikir kamu wes mulai nerima dia?

iya gue paham kok
kalau masalah itu, gue udah pikirin matang-matang
dan gue juga udah ada rencana
gimana supaya dia nggak mikir kayak gitu

iyo wes, aku cuma nuturin itu aja
selebihnya terserah kamu
aku cuma bilang jangan sampai kamu nyakitin dia

oke okeee
gue ga nyakitin dia kokk
tenang ajaa

yo wes, semoga rencana kamu berhasil

okee fanii, btw makasii lagii

Sila menekan tombol kembali. Ia merasa lega karena sudah berhasil mendapatkan tanggal ulang tahun cowok yang memberinya hadiah kemarin.

Namun di sisi lain, ia tak bisa menampik kenyataan jika otaknya masih dipenuhi oleh nama Duta.

Sila memukuli kepalanya sendiri. "Fokus fokus belajar!"

****

Sementara di tempat lain, seorang cowok tengah berdiri di ambang pintu kamarnya. Ia memperhatikan ibunya yang sedang menonton TV sembari mengoleskan minyak urut. Bisa dilihat, ibunya itu sangat lelah.

Karya Untuk DutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang