27. Alasan dibalik semuanya

36 4 0
                                    

"Mau kemana kalian?" tanya Hesty saat melihat penampilan anaknya yang rapi.

"Itu bun, mumpung malam minggu sama mau ajak Sila jalan-jalan. Janji nggak sampai jam 9," ucap Duta.

Mata Hesty memicing. "Awas aja kalau ingkar janji! Bunda nggak bakal izinin lagi!" peringatnya pada Duta.

"Iya-iya janji bunda.." balas Duta.

"Ya udah hati-hati." Sila menyalami bundanya terlebih dahulu, disusul oleh Duga.

"Sila berangkat dulu ya bun," ucap Sila.

"Iya.."

"Jangan sampai anak bunda lecet!" teriak Hesty saat Duta dan Sila sudah nangkring di atas motor.

"Siap bunda!" balas Duta.

****

Duta memberhentikan motornya di area parkir taman kota. Sila yang sepanjang perjalanan diam itu pun turun dari jok belakang. Memang, Sila sama sekali tak menggubris Duta dari tadi. Duta bertanya, ia tak menjawab.

"Kita beli camilan dulu ya," ajak Duta.

"Nggak usah!" jawab Sila ketus.

"Udah ayok!"

Cewek itu sedikit terkejut saat Duta tiba-tiba menggandeng tangannya. Malam ini taman kota tentu ramai sekali. Tentu karena malam minggu.

Dua sejoli itu berjalan ke stand-stand makanan. Ada banyak makanan dan camilan di sana. Mulai dari makanan tradisional hingga makanan luar.

"Mau beli apa?" tanya Duta.

"Kan lo yang mau beli, gue nggak," balas Sila jengah.

"Cewek mah gitu dih," gumam Duta yang masih terdengar di telinga Sila. Namun cewek itu memilih bungkam saja dari pada memunculkan masalah baru.

"Cilok kali ya?" Langkah Duta terhenti di depan gerobak penjual cilok.

"Cilok 2 porsi bang," ujar Duta.

"Gue nggak!" sahuy Sila.

"Udah deh, nurut aja," balas Duta.

"10 ribu mas," ujar si penjual cilok.

Tangan Sila terlepas dari pegangan Duta. Cewek itu membuka slingbagnya untuk mengambil uang. Namun Duta lebih dulu membayar makanan itu.

"Ini Ta!" bisik Sila menekan.

Duta justru mengalihkan tangan Sila yang mengenggam uang itu.

"Makasih mas."

"Sama-sama bang."

"Mana gue bawa." Sila berusaha merampas sekantong plastik dari tangan Duta.

"Gue aja," jawab Duta seraya menjauhkan kantong itu dari Sila.

"Ya udah gue mau beli roti bakar," ucap Sila kesal.

"Yang di pojok sana kan? Ya udah ayo!" Duta kembali menggandeng cewek itu.

Sila sekarang bingung harus mengekspresikan ini bagaimana, antara senang dan kesal menjadi satu.

Karya Untuk DutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang