"Kri, lo kenal sama tuh cewek nggak?" Athur menunjuk salah satu cewek yang sedang bercanda dengan teman-temannya di depan ruang OSIS.
Fakhri memandang sinis Athir. "Kenapa?"
"Cantik. Ignya apa?" balas Athir.
"Tanya sendiri! Ngapain tanya gue!" ketus Fakhri.
"Cewek gue itu! Jangan macam-macam lo!" peringat Duta saat mendengar percakapan perlatihnya itu.
Athir menaikkan alisnya tak percaya. "Beneran Fan, Do, San?"
Mereka yang memiliki nama itu hanya mengedikkan bahu tak acuh.
Sedangkan Duta sekarang memandang pelatihnya itu dengan penuh ancaman.
****
Matahari sudah mulai tenggelam, latihan futsal hari ini pun diakhiri. Kini Duta memasukkan barang-barangnya ke tas. Mulai handuk, botol minum, dan seragam. Lantas ia memakai hoodie.
"Ta kita duluan ya!" seru Alfan.
"Siap!" balas Duta sambil menunjukkan jempolnya.
Alfan, Vando, Yosan, dan Fakhri pulang. Duta pun menyusul sembari mengotak-atik handphonenya.
Saat berjalan menuju tempat parkir, matanya tak sengaja melihat cewek yang sangat ia kenal duduk di gazebo.
Ia mengerutkan keningnya lalu menghampiri cewek itu.
"Sya."
Si pemilik nama menoleh ke arah suara. "Eh Duta?"
"Kok belum pulang? Bukannya kumpul OSIS udah selesai dari tadi ya?" tanya Duta.
"Iya soalnya tadi gue berangkat bareng kakak gue berangkat kerja. Ternyata kumpulnya OSIS lama, jadi gue ditinggal pulang sama kakak gue. Gue telpon dari tadi juga nggak diangkat," jelas Yasya.
"Ya udah bareng gue aja," ajak Duta.
"Hah? Nggak usah, ini gue udah pesen ojek online kok," alibi Yasya. Nyatanya dia tak memesan ojek.
"Cancel aja kan bisa, hitung-hitung hemat juga kan. Rumah kita juga searah. Orang tiap hari gue lewat depan kompleks rumah lo," ujar Duta.
"Eee tapi-"
"Udah nggak usah tapi-tapian," potong Duta. Alhasil Duta menggandeng tangan Yasya hingga sampai di motornya.
"Lo bawa helm kan?" tanya Duta.
"Iya bawa." Yasya memakai helmnya.
Duta menyalakan mesin motornya. "Ayo naik."
Yasya naik ke jok belakang motor Duta bertumpukan pundak Duta. Karena motor Duta lumayan tinggi.
Di sepanjang perjalanan, Duta terus melontarkan pertanyaan kepada Yasya. Yang membuat mereka terus berbincang.
"Gue bawa motornya nggak ngebut kan?" tanya Duta.
"Nggak kok," jawab Yasya.
"Btw, tumben lo bareng kakak lo?"
"Motor gue mogok, nggak tahu kenapa," balas Yasya.
"Oh.. Ya udah besok bareng gue aja. Besok ada kumpul OSIS kan? Gue juga ada latihan futsal. Jadi pulangnya pas," ujar Duta.
Yasya membelalakkan matanya kaget. Kemudian ia terkekeh. "Nggak usah, Ta. Nggak enak sama lo, ngerepotin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Karya Untuk Duta
Fiksi RemajaPersahabatan cowok cewek tanpa adanya perasaan salah satu atau keduanya itu bohong. Seperti halnya Sila, ia harus membohongi Duta, teman-temannya, dan perasaannya sendiri. Karena ia takut jika jujur, persahabatannya justru renggang. Sila tak mau hal...