33. Kekecewaan Duta

20 4 0
                                    

Sila menarik napas sebelum mengatakan, "Kayaknya gue tahu cewek yang lo maksud," ucapnya to the point.

Duta terkekeh. "Ada-ada aja lo. Siapa emangnya?"

"Teman gue sendiri kan?"

"Bukan Sila.. Jangan ngarang."

"Siapa yang ngarang? Lo pikir gue buta dan tuli apa, nggak denger dan nggak lihat ucapan Fakhri tadi," tekan Sila. Ia sudah sangat menangis emosi sekarang. Tapi jangan sampai Duta mengetahuinya.

"Lo itu salah paham Sil.. Bukan dia," balas Duta terus meyakinkan Sila.

"Lha terus siapa? Udah jelas-jelas tadi Fakhri cerita soal pelatih futsal lo itu. Udah nggak usah alibi Duta, gue udah tahu," engkel Sila.

"Lo beneran mau tahu siapa cewek yang gue maksud?"

"Yang pastinya Yasya, Duta.."

"Bukan Sila.. Bukan Yasya. Lo salah paham."

"Terus siapa? Buktinya terlalu jelas."

"Bentar, gue kirimin sesuatu. Lihat ya."

Tiba-tiba Duta mengirimkan sebuah foto screenshoot chat dia bersama seorang cewek.

"Udah lihat? Dia orangnya. Bukan Yasya."

Hati Sila seakan teriris kesekian kalinya. "Revina?" beonya tak percaya.

"Iya, lo kenal dia kan?" balas Duta.

Kini Sila menahan air matanya yang hendak jatuh. Jangan sampai ia menangis yang membuat suaranya serak. Dan membuat Duta curiga.

"Kenal," jawab Sila singkat.

"Iya Revina, Sil. Bukan Yasya. Lo jangan salah paham lagi. Gue naruh kepercayaan sama lo. Dan gue harap lo bisa jaga kepercayaan dari gue," kata Duta.

Sila terkekeh menutupi kesedihannya. "Iya. Makasih udah ngasih tahu gue. Biar gue nggak penasaran."

"Ya udah, gue mau ngopi sama anak-anak. Cepet tidur Sil, udah malam," ujar Duta.

"Lo juga jangan begadang terus-terusan."

"Siap bu boss. Bye Sil.."

"Bye.."

Sambungan terputus.

Sila berbaring sembari memegangi dadanya yang seolah berdenyut nyeri. Kini ia menumpahkan semua air matanya, menumpahkan rasa sakit di dada.

Ia tak lagi membuka handphone. Yang dilakukan hanya menangis, hingga ketiduran.

****

Sekitar 3 minggu setelah kejadian Duta jujur kepada Sila, hubungan mereka baik-baik saja. Meskipun bagi Sila pun tidak baik-baik saja. Ia harus menahan sakit kala Duta terus menceritakan tentang Revina.

Jika kalian pikir Sila membenci Revina, kalian salah besar. Sila sama sekali tak membenci Revina. Karena ia memang tak kenal begitu dekat dengan cewek itu.

Karya Untuk DutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang