4. Berbohong?

62 6 2
                                    

haii alll
happy readingg<33

****

Setelah Sila mendapatkan buku yang ia butuhkan, ia langsung membayarnya di kasir.

Tiba-tiba terbesit dipikirannya, jika dia ingin membeli makanan. Jadi, ia memutuskan untuk mampir ke mall sebelah toko buku itu.

Saat berjalan di eskalator menuju lantai foodcourt, matanya dipertemukan dengan dua remaja berbeda gender yang ia kenal berada di depan bioskop.

Mulut Sila seketika menganga lebar.

"Duta? Yasya?"

Kaki Sila seakan kaku tak bisa berjalan. Apakah ini mimpi? Atau memang kenyataan?

Cowok yang sudah cukup lama ia sukai bersama teman dekatnya sendiri. Padahal saat di sekolah mereka bertemu seolah tidak ada apa-apa. Lalu apa ini maksudnya? Coba bayangkan betapa sakitnya hati Sila sekarang.

Tiba-tiba rasa laparnya hilang. Mungkin sudah kenyang karena melihat drama ini. Atau mungkin rasa laparnya tertutup dengan rasa sakit.

Sila memutuskan untuk pulang saja. Ia sudah muak melihat semua ini. Dengan langkah cepat, Sila kembali turun dan segera menuju tempat parkir.

Sementara itu, dua orang yang dilihat Sila tadi kini duduk berdua di depan theater sembari menunggu film dimulai. Mereka bercengkrama seperti biasa dan tidak berpikir akan ada seseorang yang kecewa.

"Lo paling suka film apa, Sya?" tanya Duta.

"Gue kebanyakan nonton drakor sih. Gue jarang banget nonton film. Bahkan mungkin ini baru ke 4 kalinya gue ke bioskop," jawab Yasya.

"Masa sih? Nggak suka film?" beo Duta.

"Ya suka sih, cuma gue nggak ada waktu lebih buat ke bioskop. Gue lebih milih nonton drakor sambil begadang gitu. Ya lo tahu sendiri kan, kegiatan organisasi gue sibuk banget. Jadi kan gue ada waktu luang ya malam," terang Yasya.

Duta manggut-manggut paham. "Dari dulu emang suka ikut-ikut kayak gitu ya?"

"Organisasi? Dari SMP sih gue ikut-ikut kegiatan gitu. Soalnya dulu waktu kelas satu SMP itu gue belum punya handphone. Jadi gue pengen ngisi waktu luang aja sih," ujar Yasya.

"Pernah ikut apa aja emangnya?" tanya Duta.

Yasya terkekeh ringan. "Banyak banget dulu tuh. Gue ikut OSIS, PMR, Pramuka, bahkan pencak silat juga."

Duta tercengang. "Hah? Pencak silat juga? Jago dong?" Ia langsung berpikir kalau Yasya ini bukanlah tipe cewek yang manja dan menye-menye.

"Ya.. dikit lah.. Nggak yang jago-jago banget."

"Trus kenapa nggak ngambil ekstra silat lagi?" tanya Duta.

"Soalnya sekarang gue kan udah masuk organisasi. Dan SMA pulangnya sore. Gue pikir-pikir kalau nambah ekstra kayaknya gue bakal kecapean banget. Apalagi rumah gue lumayan jauh dari sekolah," jawab Yasya.

"Bener juga sih.."

"Kalau lo, emang suka futsal dari dulu?" tanya Yasya bergantian.

Karya Untuk DutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang