9. Balas dendam?

41 2 0
                                    

happyy readingg alll<33

****

Jam menunjukkan pukul 8 malam. Duta menghentikan motornya di depan rumah Sila. Tiba-tiba pintu rumah terbuka, bunda Sila lah yang membukanya.

"Thanks ya, Ta," ujar Sila saat sudah turun dari jok motor Duta.

Tak menjawab, Duta pun ikut turun.

"Eh, ngapain?" tanya cewek itu.

"Mau minta maaf ke bunda lah, udah ngantar lo jam segini," jawab Duta sembari berjalan menuju pintu.

"Eh, Ta!"

Duta menyalami tangan Hesty dengan sopan. "Malam bunda, maaf ya ngantar Sila agak telat," ucapnya dengan sedikit cengiran.

"Jam berapa ini? Tadi bunda pesan pulangnya jam 7 kan?" ketus Hesty.

Sila meneguk ludahnya susah. "Maaf-" ucapannya terpotong.

"Iya maaf bunda. Ini salah Duta kok. Tadi Sila udah maksa minta pulang tapi Duta nggak mau," pungkas Duta dengan santai. Padahal sangat berbalik fakta dengan kenyataan yang sebenarnya.

"Ya udah bunda maafin. Tapi kalau kamu ngajak keluar Sila lagi, jangan sampai lewat jam perjanjian. Kalau nggak, kamu nggak bunda bolehin ngajak Sila lagi atau bahkan temenan sama anak saya lagi," ancam Hesty.

Duta tertawa sumbang sambil menggaruk tengkuluknya yang tak gatal. "Serem juga ya bun, ancamannya."

"Makanya jangan nglamak!" ketus Hesty. "Ayo Sila masuk!"

"Ya udah, Duta pamit dulu ya, bun." Duta kembali menyalimi tangan Hesty.

"Ya hati-hati! Jangan belagu ngebut-ngebut segala!" balas wanita paruh baya itu.

"Pulang dulu ya, Sil. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam," sahut Sila dan bundanya kompak.

Setelah Duta menghilang dari pandangan, mereka masuk ke dalam rumah. "Kenapa bunda ketus banget sih, sama Duta?" tanya Sila.

"Biarin aja! Biar nggak macem-macem!"

****

Paska 1 minggu kejadian malam itu, hubungan Duta dan Sila semakin membaik. Tak ada berita miring tentang Duta yang dekat dengan cewek lain. Dan tak ada berita mengenai Maya, si mantan Duta.

Selama 1 minggu juga, Duta terus latihan dengan tim futsalnya agar mendapatkan hasil yang terbaik dipertandingan yang akan berlangsung besok. Bahkan Sila juga sangat sulit punya waktu berdua dengan cowok itu.

Tapi menurutnya itu sama sekali tak menjadi masalah. Ia sangat bangga dengan Duta yang telah banyak meraih prestasi di bidang non-akademik. Tapi sayangnya, ia tak akan pernah bisa melihat perjuangan Duta di lapangan. Karena Duta tak suka itu.

Tak apa, ia akan terus mendukung Duta dari belakang.

Semua berjalan normal, hingga hari ini Yasya membawa kabar jika-

"Sila!" panggil Yasya berteriak dari ambang pintu. Lantas ia berjalan cepat menghampiri Sila di bangkunya dengan napas tersenggal-senggal.

"Hot news! Hot news, Sil! OMG!" hebohnya di depan Sila.

"Heboh banget lo! Hot news apasih? Yang jelas dong!" desak Sila yang juga penasaran dengam berita yang dibawa oleh temannya itu.

Karya Untuk DutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang