Satu persatu juara dari berbagai divisi lomba dibacakan. Mereka maju satu persatu, dan terlihat sangat membanggakan sekolah mereka masing-masing.
SMA Bina Juara sendiri sudah membawa piala dari lomba SAINS. Dan apakah selanjutnya dibawakan oleh lomba debat?
"Baik, pengumuman yang terakhir adalah juara lomba debat. Akan saya bacakan mulai dari juara 3."
Sila refleks menggenggam tangan Andri. Yang membuat cowok itu sedikit terkejut, namun setelahnya ia tersenyum. Ia pun membalas genggaman Sila.
"Juara 3 jatuh kepada SMA Pancasila!"
Semua orang bertepuk tangan.
"Juara 2 jatuh kepada SMA Garuda Jaya!"
Suara tepuk tangan kembali bergemuruh.
"Dan Juara 1 jatuh kepada SMA...."
"BINA JUARA!!"
Seluruh aula langsung bergemuruh, apalagi pendukung dari SMA Bina Juara.
Sila menganga tak percaya. Otaknya masih loading dengan pengumuman baru saja.
"Sil! Kita menang!" seru Andri. Ia menarik tangan Sila untuk naik ke atas panggung.
Cewek itu benar-benar tak percaya. Ia bisa membuktikan ke dirinya sendiri bahwa ia bisa? Rasanya ia ingin menangis sekarang. Lihatlah, guru-guru mereka memandang mereka dengan bangga di belakang sana.
"Hadiah diberikan kepada perwakilan dari SMA Bina Juara dengan uang tunai senilai 5 juta rupiah, pengalungan medali, dan penerimaan trophy."
Andri dan Sila menerima hadiah itu semua. Mereka kini sudah berkalung medali, serta membawa trophy dan papan bertuliskan jumlah uang yang akan mereka terima.
"Andri gue mau nangis. Gue terharu.." Sila menyeka air matanya yang mulai menetes.
Andri terkekeh melihat tingkah Sila. "Nangis aja nggak papa."
"Tapi gue malu.."
Satu persatu hadiah sudah diberikan kepada juara masing-masing. Dan mereka kembali ke tempat duduk. Karena ini penghujung acara, jadi acara selanjutnya adalah penutupan.
"Bu Diah! Makasih banyak Bu Diah!" teriak Sila sembari menghampiri gurunya itu.
"Selamat buat kalian! Ibu nggak nyangka banget! Ibu bangga banget!" seru Bu Diah sambil memeluk Sila.
"Selamat ya Bu Diah dan juga murid didiknya," ucap guru-guru lain.
"Terimakasih pak, bu," balas Bu Diah, Sila, dan Andri kompak.
"Besok kita harus buat acara sebagai tanda terimakasih untuk kalian di aula," ujar Pak Yanto.
Mata Sila berbinar. Kehaluannya selama ini menjadi kenyataan. "Terima kasih banyak pak.."
Ia sangat bangga, ia sangat bahagia.
****
"Bunda! Ayah! Sila juara!" teriak Sila saat masih di ambang pintu seraya menunjukkan medali di lehernya.
Keluarganya yang sedang makan malam di meja makan tersontak kaget karena teriakan Sila.
Namun setelahnya, Hesty langsung beranjak menghampiri putrinya. Ia langsung memeluk Sila. "Selamat sayang... Bunda bangga banget sama kamu.."
"Makasih bunda.."
Pramudya dan Sagara ikut menghampiri mereka. Pramudya yang melihat itu, langsung turut memeluk putri dan istrinya. "Selamat anaknya ayah.. Ayah bangga banget sama kamu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Karya Untuk Duta
Teen FictionPersahabatan cowok cewek tanpa adanya perasaan salah satu atau keduanya itu bohong. Seperti halnya Sila, ia harus membohongi Duta, teman-temannya, dan perasaannya sendiri. Karena ia takut jika jujur, persahabatannya justru renggang. Sila tak mau hal...