32. I know

24 3 0
                                    

Duta menoel hidung Sila. "Tuh kan salting. Bilang aja lo suka kan dideketin sama dia."

"Ngada-ngada lo! Denger ya, cewek itu cuma suka kalau lagi deket sama crushnya. Selain itu, biasa aja. Ngerti?" tekan Sila.

"Terus cowok yang lo suka siapa? Gue kan?" goda Duta.

"Tuh kan, ke-PDan tingkat akut. Udah nggak bisa disembuhin!" balas Sila.

"Yaelah.. Bilang aja suka deket sama Andri." Duta kembali pada topik pertama.

"Gue bilang nggak ya nggak!"

"Suka.."

"Nggak!"

"Suka.."

"Nggak Duta!"

"Suka.."

"Nggak!"

"Eh Duta, lo di sini?"

Duta justru tersenyum yang menurut Sila itu sangat menyebalkan. "Pengen berduaan sama Sila?" tanyanya sembari melirik Sila.

Andri terkekeh. "Nggak kok. Nggak papa kalau lo mau duduk di sini," jawabnya.

"Oke. Sil, suapin dong ayam gepreknya, gue laper nih," goda Duta yang langsung mendapat pelototan dari Sila.

"Eee Dri, kayaknya 5 menit lagi udah bel masuk deh. Gue makan di kelas aja ya." Sila berdiri dari duduknya dan menyodorkan satu lembar uang 5 ribuan. "Ini uang es gue."

Lantas ia pergi dari sana dengan membawa ayam geprek dan es ditangannya.

"Sila!" panggil Duta.

Namun cewek itu mengabaikan panggilan dari Duta. Ia terus berjalan lurus tanpa menoleh kemanapun.

****

"Baik ada yang ditanyakan dari pertemuan kita kali ini?" tanya Bu Diah setelah selesai membahas materi hari ini.

"Sepertinya dari saya tidak ada bu, pembahasan hari ini sudah jelas," balas Sila.

"Saya juga sudah paham kok bu," timpal Andri.

"Baik kalau begitu kita akhiri pertemuan hari ini. Selamat sore. Hati-hati di jalan ya," ujar Bu Diah. Lantas wanita yang masih berkepala 3 itu merapikan buku-bukunya dan keluar laboratorium komputer.

"Iya terimakasih bu.." balas Sila dan Andri kompak.

"Sama-sama.."

Pintu laboratorium komputer kembali tertutup. Kini giliran Sila dan Andri yang memasukkan buku-buku mereka ke dalam tas.

"Langsung pulang Sil?" tanya Andri.

"Iya. Eh beli makan sih, laper banget! Nanti takutnya ditahan sampai rumah, cacing perut gue meronta-ronta," ucap Sila. Yang menghasilkan gelak tawa keduanya.

"Mau ikut?" sambung Sila.

Andri menggeleng. "Nggak deh, lagi berhemat."

"Oke, ya udah ayo ke parkiran," ajak Sila.

Dua sejoli itu berjalan sejajar menuju tempat parkir dengan obrolan-obrolan ringan agar tak sepi.

Karya Untuk DutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang