Hari ini adalah Hari Minggu. Hari dimana pertandingan futsal berlangsung. Kini Duta dan teman setimnya tengah mempersiapkan diri di ruang ganti.
Setelah siap dengan jerseynya, sebelum pemanasan Duta menghubungi Sila untuk mengabari.
"Hai, Sila!"
"Hai.. Gimana? Udah mau tanding?" tanya Sila.
"Iya, mau pemanasan dulu," jawab Duta.
"Semangat ya.. Semoga menang, gue bantu do'a dari sini," balas Sila.
"Iya.. Makasih ya.. Agendanya hari ini kemana?"
"Nanti mau beli skincare sih ke mall. Mau nitip sesuatu?"
"Nggak deh. Hati-hati ya.."
"Iya.. Semangat ya.."
"Ya udah, have a nice day! Bye.."
"Bye.."
Sambungan terputus, bersamaan dengan Vando menepuk bahu Duta.
"Cewek baru?" tanya Vando sambil menaikkan alis.
"Bukanlah anjir!" bantah Duta sewot.
Vando tertawa kecil. "Siapa? Sila?" Duta hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Lo suka sama dia?" ujar Vando menginterogasi.
"Ng-nggak," jawab Duta sedikit terbata.
"Tapi gue rasa dia suka sama lo," sahut Vando.
"Dia punya gebetan," balas Duta tak bersemangat.
"Hah? Serius?"
"WOY! Si kemitir manggil buat pemanasan!" teriak Fakhri menghentikan percakapan dua cowok itu.
"Biasa aja kali! Gue bingkem mulut lo!" Alfan membungkam mulut Fakhri dengan handuknya yang baunya seperti tak dicuci satu abad.
"Bangsat! Bau dosa lo!"
"Kebanyakan ngomong lo pada!" ketus Yosan sambil melenggang keluar.
Jiwa kapten dari seorang Yosan sudah keluar. Artinya perkataannya tidak boleh dibantah. Alhasil mereka keluar dengan lari terbirit-birit.
****
Di lain sisi, Sila sedang bersiap untuk belanja hari ini. Step demi step skincare ia lakukan dengan tertib hingga memoleskan make up. Sejenak ia membuka handphonenya karena mendapat notif dari Duta. Cowok itu mengirimkan sebuah foto yang menunjukkan kaki dan sepatu barunya dengan caption 'hihi sepatu baru niee'
Sila senyum-senyum sendiri melihat tingkah Duta. Ia tahu itu ketikan alay. Namun jika Duta yang melakukannya justru terlihat lucu.
Dirasa sudah siap, Sila mengambil kunci motornya dan berpamitan pada bundanya.
"Bunda, Sila berangkat dulu, ya." Sila menyalami tangan bunda Hesty.
"Iya hati-hati.. Sama siapa?" tanya Hesty.
"Sendiri lah, bun. Sila kan pemberani, hehe," jawabnya diakhiri cengiran.
"Iya.. Ya udah gih berangkat. Nanti keburu siang, panas."
"Siap bunda.. Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam.."
Lantas Sila menuju garasi dan melajukan laju motor maticnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karya Untuk Duta
Подростковая литератураPersahabatan cowok cewek tanpa adanya perasaan salah satu atau keduanya itu bohong. Seperti halnya Sila, ia harus membohongi Duta, teman-temannya, dan perasaannya sendiri. Karena ia takut jika jujur, persahabatannya justru renggang. Sila tak mau hal...