3

38.4K 2.9K 30
                                    


Michi masih terus menatap adegan yang ia baca di novel, bahkan ia sudah tidak mendengarkan perkataan Runa sedari tadi.

"Jadi gitu" Runa mengakhiri perkataannya.

CK.

Decaknya kesal saat melihat Michi tidak memperhatikannya.

Brak..

"Ya Michele" kesalnya dengan menggebrak meja.

Michi memutar bola matanya malas dan menatap Runa.

"Gua dengerin Runa, semuanya udah gua denger dan gua hapal" ucapnya.

Hening.

Setelah mengatakan itu seisi kantin menjadi hening, karena seisi sekolah tau tidak ada yang boleh ikut campur atau mengganggu jika the bos dan the prince sedang beradu argumen atau bertengkar.

Dan apa ini mereka berdua berani sekali mengganggu pertengkaran dua kubu terkuat di sekolah ini, maka dari itu Runa dan Michi menjadi pusat perhatian.

Malu menjadi pusat perhatian Michi segera berdiri dari duduknya, hingga tanpa sengaja matanya menatap mata Jordan yang sedang terkejut menatapnya.

"Mati gua" gumamnya saat melihat jorda berjalan ke arahnya.

Bukan hanya Michi tapi seluruh penghuni kantin juga di buat merinding, mereka tau apa yang akan terjadi kepada Michi dan Runa di kemudian hari karena sudah mengganggu mereka, apa lagi saat ini Jordan sendiri yang langsung menghampiri mereka.

Berbeda dengan isi pikiran penghuni kantin, Michi sendiri justru merinding karena ia tidak tau harus seperti apa saat berhadapan dengan Jordan nanti.

Kring.... Kring...

Bunyi ponsel Michi yang membuat Michi bernafas lega seketika.

Tanpa basa basi Michi langsung berbalik memunggungi Jordan yang tinggal beberapa meter lagi dekat dengannya, Michi langsung mengangkat panggilan tersebut karena ia tau ia tidak bisa mengelak jika tidak ada alasan.

Sungguh Michi agak takut dengan Jordan apa lagi ekspresi dingin dan datarnya.

"Iya bunda?"

......

"Okey, nanti Michi kesana"

.....

"Okey, bye bunda"

Klik..

Selama mengobrol via telpon tadi dengan sengaja Michi berjalan menjauh meninggalkan kantin tak lupa ia juga menarik Runa karena ia tidak bisa membahayakan Runa begitu saja.

Ia takut Runa di apa apakan oleh Jordan.

"Cih" Jordan menatap tajam punggung Michi yang sudah menjauh.

Berbeda dengan Jordan, Chris malah mengikuti Michi dari belakang namun dengan rute yang berbeda.

"Thanks dan sorry, gua udah buat masalah di hari pertama Lo sekolah" sesal Runa dengan menunduk.

Michi mengangguk santai.

"Mungkin kedepannya kita bakal jadi bahan Bullyan mereka, sekali lagi sorry ya, udah bikin princess kaya Lo jadi bahan olokan"

"Gak bakal ada yang berani jadiin kita bahan Bullyan atau olokan, tenang aja"

Saat ini Michi dan Runa sedang berada di mobil Runa, ya Runa memang membawa mobil ke sekolah, berbeda dengan Michi yang masih di antar jemput oleh supir.

"Okey gua turun disini, thanks ya ini" Michi turun di depan rumah seseorang yang barusan menelponnya.

"Cuma brownis yang kebetulan tadi pagi gua beli lebih, it's okey"

Tadi pagi saat berangkat sekolah Runa belum sarapan jadi ia membeli dua kotak brownis, dan menyimpan satu kotak yang utuh untuk ia makan nanti siang, namun karena kejadian di kantin tadi ia merasa tidak enak kepada Michele jadi ia memberikan satu kotak utuh itu kepada Michele.

"Panggil gua Michi" Michi turun dari mobil Runa.

Runa mengangguk lalu pergi meninggalkan Michi, yang sudah turun di depan rumah.

"Gua ketok apa langsung masuk" gumamnya menatap bel.

"Okey lah"

Brak..

Michi membuka pintu rumah tersebut dengan brutal.

"Siang bund" sapanya dengan wajah polos bak tidak melakukan apa apa, padahal ia baru saja membuka pintu rumah dengan barbarly.

Seseorang yang Michi panggil bunda menatapnya dengan datar.

"Brownies coklat" Michi menunjukan brownies nya yang langsung membuat sang bunda tersenyum.

Jangan heran saat ini Michi sedang berada di rumah ibu angkatnya, atau rumah Jordan.

Michi langsung pergi ke dapur dan mengambil piring, sejujurnya Michi tidak tau letak dapur dimana ia hanya asal jalan saja, agar tidak menimbulkan kecurigaan.

"Bun, tadi Michi liat Abang kok serem ya, tatapannya itu dingin dan yang lebih parah bund, si Abang lagi berantem sama bang Chris, kenapa ya Bun?" Tanya Michi yang saat ini dengan duduk di meja makan dengan memakan ice cream yang berada di kulkas entah milik siapa.

Bunda tidak mempermasalahkan nya karena memang Michi sudah seperti anak kandungnya sendiri, jadi Michi bebas melakukan apapun di rumahnya.

"Itu dia dek, sejak Michi pergi ke NL dia jadi gitu, jangankan ke orang, ke bunda aja dia sering bentak bentak, masa bunda yang bicara baik baik sama Abang kamu, malah di Bentak, bukan cuma bunda ayah juga, tapi yang lebih bunda gak suka itu pacarnya, ih pokoknya kalo adek liat, hasut Abang buat putus bunda gak suka banget, bunda udah bilang tapi ya gitu bunda malah di Bentak, emang bener bener dia mau masuk neraka jalur VVIP"

"Wah gak bisa bund, harus di jewer telinganya, masa bunda di bentak bentak gitu" kesal Michi.

Diam diam bunda menghubungi Jordan namun sayang tidak ada satupun panggilannya yang di angkat oleh Jordan malah di tolak.

Setidaknya dengan kehadiran Michi bunda bisa tenang karena ada orang yang bisa mengendalikan Jordan.

Sementara Michi menatap heran ke arah bunda, setahunya di novel Jordan itu belum pacaran dengan Belle si tokoh utama perempuan, tapi disini sudah.



















Hay Hay Hay...

No Way Home  (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang