11

26.6K 2.1K 19
                                    


Michi datang bersama papinya dengan menggunakan dress selutut berwarna ombre antara biru dan putih, rambutnya yang terurai dengan hiasan kepala yang membuatnya tampak cantik dan elegant, jangan lupakan heels yang begitu cocok dengan kaki putih jenjangnya.

"Ah maaf lama" ucap papi.

Michi menatap ke arah orang yang akan menjadi ibu tidurnya, entah perasaan Michi atau memang benar wanita tersebut terlihat agak minder.

Kemudian ada 3 laki laki dan satu perempuan dan 3 orang di antaranya menatap tidak suka kearah Michi, hanya laki laki yang sepertinya berusia di bawah Michi menatapnya dengan senyum malu malu.

"Ci ini Tante yang papi bicarakan tadi"

"Michella Tante" Michi mengulurkan tangannya.

"Saya Joana" ucapnya menerima uluran tangan Michi.

"Nak Michella ini anak anak Tante"

" Pradikta, Dikta"

"Andirga, Dirga"

"Hai aku Audrey, salam kenal ya saudari" ucapnya penuh semangat.

"Kananggara, Angga" ucapnya malu malu.

"Maaf ya, Dikta sama Dirga emang gitu sifatnya"

Michi mengangguk.

"Udah udah ngobrolnya nanti lagi, sekarang kita makan dulu.

Papi dan Joana jalan terlebih dahulu lalu Michi tak jauh dari mereka, kemudian di ikuti anak anak lainnya dibelakang.

"Bang Lo yakin?" Tanya Dirga.

"Gak tau, semoga aja mereka gak semena mena sama kita, sebenernya dari awal gua kurang setuju, gua gak mau harga diri kita di injek injek sama mereka, status kita aja udah jauh beda"

"Itu juga yang gua takutin bang"

Satu persatu mereka duduk dengan posisi papi Michi  di paling ujung, Michi duduk di samping kananggara.

"Jadi kalian setuju?" Tanya papi.

"Audrey setuju" jawabnya antusias.

Sementara ketiga laki laki lainnya hanya mengangguk.

"Karena kita sudah sepakat, pernikahan akan di adakan satu minggu lagi, jadi mulai malam ini kalian akan tinggal di rumah kami" ucap papi.

Mereka mengobrol sambil makan, melupakan peraturan tentang tidak sopanmya saat makan sambil bicara.

"Ah sekolah kalian juga, bareng sama Cici, kecuali Angga, Angga beda karena Angga masih junior high school"

Diam diam Michi menatap kananggara yang terlihat kesulitan saat memotong steak, mungkin bukan hanya Michi yang sadar tapi keluarganya yang lain juga sadar namun malu untuk berbicara atau bagaimana Michi tidak tau.

Michi memotong steak nya menjadi kecil kecil, lalu menukarnya dengan steak milik kananggara yang sudah berantakan.

Kananggara terkejut dengan tindakan Michi.

"Gimana setuju kan ci?" Tanya papi.

Michi mengangguk sebenarnya ia tidak mendengarkan ucapan sang papi.

Namun di lain sisi, si kembar Dikta Dirga memperhatikan saat Michi menukar piring miliknya.

Diam diam Joana tersenyum, awalnya ia memang sedikit minder begitu melihat penampilan Michi yang terlihat sangat berkelas dan ia khawatir jika nantinya anak anaknya di cemooh atau di perlakukan tidak baik, apalagi mereka berasal dari kelas yang sangat berbeda dengan keluarga Michi.

No Way Home  (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang