"Nona" Aiden mengguncang pelan bahu Michi untuk membangunkannya.
Tidak hanya itu, Aiden juga menepuk pipi Michi berkali kali.
"Emm"
Michi terganggu, mau tak mau ia harus membuka matanya.
"Astaga" kagetnya begitu melihat Aiden tepat berada di hadapannya.
"Sekolah nona, seragam sudah saya siapkan, pekerjaan sekolah juga sudah saya kerjakan, dan buku pelajaran juga sudah saya siapkan"
Michi membulatkan matanya.
"Aiden jangan gitu, gua takut" masih dengan ekspresi terkejutnya.
"Gitu? Sepea rti apa nona?" Tanyanya.
"Jangan terlalu mirip manusia"
Aiden terdiam beberapa saat, hingga ia menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Sana charger" perintah Michi yang langsung Aiden turuti.
Aiden juga membutuhkan tenaga, maka dari itu Michi memerintah ya untuk mengisi daya.
"Gak bahaya kan?" Gumam Michi menatap ke arah Aiden yang sedang di isi daya.
Sama seperti perangkat elektronik berbasis listrik, Aiden juga punya daya tahan tertentu, ia harus mengisi daya selama 10 jam dan akan bertahan selama 3 hari, cukup lama bukan, itu karena Michi menggunakan dan menerapkan beberapa ilmu yang ia dapatkan di dunianya dulu.
Termasuk dua komponen tambahan yang ia masukkan kedalam tubuh Aiden.
.
.
.
"Michi" seru Justin begitu melihat Michi turun dari motor Jordan.
"Iya kak?"
"Dress nya mau di anter apa di ambil sendiri?" Tanya Justin.
Michi menatap bingung, perasaan kemarin ia belum benar benar memesan, mengapa sudah jadi?
"Anter aja" ucap Jordan.
Tak mau ambil pusing Michi hanya ikut mengangguk anggukan kepalanya saja.
"Ayo ke kelas" ajak Jordan dengan menarik tangan Michi.
Jauh dari posisi mereka seseorang memperhatikan dengan tatapan penuh rindu.
Terlebih kepada Michi, diam diam ia juga mengikuti Michi dan Jordan hingga mereka berdua berhenti di depan kelas Michi.
Ia terlihat tidak suka saat Jordan mengelus kepala Michi, lalu Michi memberikan senyum manisnya, ia semakin tidak suka.
"Belajar yang rajin"
"Iya udah sana pergi" usir Michi jengah, ia kasihan melihat teman sekelasnya yang terlihat agak tertekan.
Masih ingatkah kalian saat Jordan mengancam mereka? Terlebih yang membuat Michi menangis? Jordan membuat keuangan keluarga mereka anjlok.
Loh bagaimana bisa? Tentu saja dengan bantuan orang tuanya.
"Iya iya, bye" Jordan pergi bersama Justin.
Melihat punggung Jordan yang sudah menjauh, Michi segera memasuki kelasnya.
"Runa ada yang mau gua tanya"
Runa menatap Michi dengan salah satu alis yang terangkat.
.
.
.
"Apa?" Jordan menatap Chris dengan datar, setelah ia mengantar Michi tiba tiba Chris menghadangnya dan mengajaknya berbicara tanpa teman teman mereka.
"Sebelumnya, ini baru opini gua, entah bener apa salah gua gak tau, Lo sadar gak sih Cici beda"
Kening Jordan mengkerut.
"Beda? Maksudnya?"
"Gua benci nginget ini sebenernya, coba Lo inget inget lagi, bukannya dulu Cici gak Sudi ya Lo anggap adik?"
Deg.
Jantung Jordan berdetak lebih cepat, ia baru menyadari itu, beberapa hari terakhir Jordan terlalu di buatkan oleh rasa senangnya karena Michi memanggilnya Abang.
Sampai ia tidak sadar jika dulunya Michi tidak Sudi di anggap adik olehnya.
"Dan Lo inget sekarang kenapa Michi gak mau anggap Lo adik? Kenapa Elio nekat buat berantem sama lo?"
Jordan mengangguk samar.
Sedari dulu memang hanya Chris yang paling pendiam, ia lebih suka mengamati, bahkan hal sekecil apapun itu.
"Michi suka sama Lo, karena itu dia gak mau di anggap adik, tapi di balik itu Elio suka sama Michi"
"Dan gua tau Lo gak ada rasa sama michi"
"Maksud Lo, Michi deketin gua, seakan akan dia mau jadi adik gua, biar dia bisa cari perhatian gua?"
"Gua gak tau kalo itu, di awal gua kan bilang ini gak tau bener gak tau salah"
.
.
.
Bruk..
Pyar...
Plak..
Ivanna menampar Belle dengan puas.
"Lo itu buta apa gimana sih, kantin luas dan Lo sengaja nabrak in diri Lo ke gua?"
"Gua udah lama ya gak ada cari masalah sama Lo, kenapa malah Lo yang cari masalah ke gua, bosen ya, hidup Lo kalo gak ngedrama"
Lagi lagi Ivanna dan Belle Mejadi tontonan siswa siswi.
"Kamu jangan kasar dong sama temen Audrey"
Audrey membantu Belle untuk berdiri.
"Cih tambah satu kaum menye menye, setelah Mia, cepet juga Lo nyari babu" ketus Ivanna.
Di ujung Kangin ada Michi dan Runa yang sedang menikmati makanan mereka.
"Tapi ci gak tau sih gua juga, itu kan rumor"
"Lagian ya ci, mana ada sih orang dari dunia lain tiba tiba masuk ke dunia kita, oh ya btw Lo tim mana? Bumi bulat apa datar?" Tanya Runa.
Michi menatap sengit ke arah Runa, itu adalah pertanyaan yang berujung dengan pertengkaran.
"Lo sendiri?" Tanya balik Michi.
Niatnya ia akan mengikut jawaban Runa agar tidak jadi percekcokan.
"Gua? Tim bumi donat sih"
Hay Hay Hay....
KAMU SEDANG MEMBACA
No Way Home (Sudah Terbit)
FantasyBak Pygmalion yang mencintai Galatea sebuah mahakarya patung wanita cantik yang ia pahat sendiri dan ia perlakukan layaknya manusia sungguhan, dan di akhir kisah mereka, Galatea berubah menjadi manusia dengan bantuan dari Dewi Aprodhite. ...... Ini...