"Inget harus kuat iman, ini cuma novel, cerita, karangan, fiksi, jangan samain ini sama realita, gak boleh, apalagi sampe bawa bawa keyakinan, no, karena novel atau cerita ini ada sedikit bumbu bumbu fisika dan sains jadi jangan bawa bawa keyakinan, karena keyakinan itu susah buat di satukan sama fisika, sains""Okey?"
Sip
!!!!!!!
"Cantik" ayah Arthur menatap Aiden dengan tatapan memuja.
Jangan berfikir negatif..!
"Jadi?" Arthur dengan tampah linglung menunjuk Aiden.
Aiden masih di nonaktifkan oleh Cela.
"Aiden itu AI atau lebih tepatnya AGI, AI sendiri mingki di dunia ini belum populer, tapi di dunia gua ini bener bener populer, bahkan hampi jadi ancaman"
Ayah arthur mengangguk.
"AI apa itu?" Tanya Arthur karena sedari tadi ia mendengarkan percakapan cela dan ayahnya ia sama sekali tidak mengerti.
"AI artificial intelligence, sebuah sistem yang memiliki kecerdasan buatan, biasanya ai cuma sebagai asisten tanpa wujud, tapi kalo aiden, AGI atau Artificial general intelligence, AGI itu versi terbarunya ai, ia punya tipe strong, jadi dia bisa ngelakuin apa yang manusia lakuin, tapi gak semua juga"
"Nah paham gak? Jadi sebenernya mereka sama aja, yang ngebedain itu bentuk, kenapa Agi lebih unggul? Karena bentuknya bisa di sesuaikan"
"Jadi dia robot?"
Cela dan ayah Arthur mengangguk.
"Jadi nak cela, sama seperti om?" Tanya ayah Arthur.
Cela mengangguk.
"Maka dari itu, cela mau tanya sama om, gimana caranya biar cela bisa pulang" jelasnya.
"Maksudnya? Bisa gak sih kalian ngomong itu yang jelas gitu, dari awal, dan jelasin semuanya terperinci"
"Jadi gua dari dunia lain, yang kejebak di dunia ini"
Arthur menatap tidak percaya, ia bukan anak kecil yang bisa di bodohi begitu saja.
"Lo pikir gua bakal percaya?" Arthur masih tidak bisa untuk percaya, ia terlalu terkejut.
"Lo pikir dengan semua yang Lo liat, gua becanda?"
"Oke gini, awalnya semesta itu kosong, sampe ada satu ledakan, ledakan besar yang mengembung dan ledakannya itu lebih cepat dari kekuatan cahaya, lalu menyebar ke seluruh semesta, selama sepersekian detik, nah yang menyebarnya itu partikel yang kita sebut sebagai planet"
"Karena ledakannya besar, gak mungkin ada cuma satu planet, nah jadi ada ribuan planet sama yang tersebar, nah itu singkatnya dari teori big bang yang menjadi landasan awal adanya multiverse"
"Lo tau teori multiverse? Teori adanya lebih dari satu alam semesta, jadi bisa aja disini di dunia ini Lo lagi dengerin gua ngomong, tapi di dunia lain Lo lagi tidur"
Arthur mengangguk sedikit demi sedikit ia menjadi paham.
"Nah yang sedang nak cela alami ini termasuk kedalam Astral projection, kondisi dimana ruh yang ada dalam tubuh keluar dari inangnya, jadi bisa aja di dunia tempat nak cela tinggal, nak cela sedang koma, sama seperti ayah dulu"
"Jadi cela bisa balik lagi ke raganya dong?" Tanya Arthur.
"Kemungkinan besar buat bisa kembali itu, 0,1%"
"Masih ada harapan dong, dari?" Tanya Cela, ia sedikit tenang saat ini.
"Total keselurahan 99,99%"
"Mustahil dong" gumam Cela, kakinya mendadak lemas untung saja Arthur sigap menahan tubuh cela agar tidak jatuh.
"Okey okey seenggaknya kita harus coba"
"Itu semua bisa terjadi, kalo nak cela masih mengingat dengan jelas, semua kehidupan nak cela, termasuk kejadian yang membuat nak Cela berada disini"
"Ngomong ngomong sudah berapa lama nak cela disini?" Tanyanya.
"1 bulan 2 minggu, mungkin" cela Ragu.
.
.
.
"Maaf keputusan saya sudah bulat"
"Baik" Joana mengangguk Enteng.
"Tapi kamu harus tetap memberi saya sebagian harta milikmu untuk ku, ya itung itung sebagai pesangon"
"Sebagian? Tidak itu untuk Michi, itu miliknya sedari ia kecil dan itu hak paten tidak ada yang boleh merubahnya, bahkan saya sekalipun, dan juga selama ini kamu tidak memiliki kontribusi apapun dalam perusahaan ku" tolak papi.
"Tetap saja kau sudah menikahi ku, sudah seharusnya kau memberiku"
"Saya sudah memberinya, butuh bukti?"
Joana menatap remeh, ia tenang tenang saja toh selama ini ia tidak membeli apapun menggunakan uang suaminya.
"Ini bukti transaksi, yang bahkan putri mu sudah menghabiskan uang ratusan ribu dollar, anggap saja saya memberi mu, karena saya tidak akan memanggilnya kembali"
"Sialan" desis Joana kesal.
"Oh ayolah, kenapa kau terlihat kesal, bukan kah selama ini kita saling memaafkan? Kau memanfaatkan kekayaan ku untuk kesembuhan putra mu, maka saya memanfaatkan mu untuk mendapatkan sesuatu yang sangat saya butuhkan"
"Jadi selama ini, kau menikahi ku untuk apa, dengan alasan apa, dan Apa itu yang membuatmu sangat membutuhkan itu?" Joana bingung, karena jujur saja ia tidak memiliki sesuatu yang berharga, yang membuat orang seperti papi sangat sangat menginginkannya.
"Bahkan kau sendiri tidak sadar, jika kau memilikinya"
"Dan soal menikahi mu? Tentu saja karena saya kasihan dengan melihat keadaan kalian, tidak tidak sebenarnya karena suami mu adalah sahabat saya ketika masih sekolah di Klandestin, jika kau pikir suamimu miskin dari dulu maka jawabannya salah, ia dulu sama seperti ku, namun keluarganya mengalami kebangkrutan"
"Ah jangan jangan selama ini, kau mengira saya menikahi mu karena jatuh cinta? Oh ayolah kau pikir Cinderella itu nyata, cih di keluarga saya mana mungkin hal tersebut bisa terjadi, kecuali jika menguntungkan maka bisa saya pikirkan lagi"
"Terserah, cepat berikan pesangon itu" paksa nya, Joana sudah tidak bisa mendengarkan semua kata kata yang keluar dari mulut papi, baginya semua kata kata itu sangat menyentil hatinya serta harga dirinya.
"Hahaha fine, tulis lah berapa yang kau inginkan, lalu pergi dari hadapanku" papi memberikan sebuah cek kosong kepada Joana.
.....
"Gara gara Lo ibu jadi serakah, selama ini kita sabar dengan semua tindakan ibu yang gak adil ke kita, tapi maaf mungkin kalo ibu udah resmi cerai, kita bakal tinggal misah, gua kasian liat Dirga, Dirga itu masih pengen dimanja kalo Lo di manja sama ibu, padahal Lo cuma anak pancingan loh"
Dikta menatap tajam Audrey saat ini ia sedang berbicara berdua dengan Audrey, karena Dirga dan Angga sedang main PS di kamarnya.
"Cerai?" Audrey menatap tak suka.
Ia tak mau hidup dalam kesusahan lagi.
"Gak boleh"
"Nah kan Lo yang rusak, Lo yang serakah ibu jadi ketularan, dan udah gak bisa di buat sadar sama keadaan, gara gara Lo"
"Kayanya gua harus jauhin Dirga sama Cici dari Lo deh, Lo parasit soalnya, bahaya" Dikta pergi begitu saja meninggalkan Audrey yang menatap gelas dengan pandangan kosong.
Hay Hay Hay.....

KAMU SEDANG MEMBACA
No Way Home (Sudah Terbit)
FantasyBak Pygmalion yang mencintai Galatea sebuah mahakarya patung wanita cantik yang ia pahat sendiri dan ia perlakukan layaknya manusia sungguhan, dan di akhir kisah mereka, Galatea berubah menjadi manusia dengan bantuan dari Dewi Aprodhite. ...... Ini...