8

32.4K 2.4K 23
                                    


Sesuai dengan ucapnya saat di kantin tadi, saat ini Michi sudah rapi karena akan di jemput Jordan.

Jam sudah menunjukan pukul 8 malam, sudah lewat satu jam dengan waktu yang di tentukan, ya begitu sampai rumah tadi Michi langsung memberitahu Jordan untuk menjemputnya pukul 7, namun sudah pukul 8 Jordan belum juga datang.

Tak mau ambil pusing, Michi berjalan menuju kamarnya, dan memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa pulang.

"Eh bokap gua di dunia ini, punya perusahaan di bidang teknologi kan" Michi tersenyum misterius.

Di dunia lamanya Michi ini melanjutkan pendidikannya di salah satu universitas ternama dunia, ya ribuan orang rela mengantri untuk bisa lolos seleksi di universitas itu.

Universitas yang memfokuskan kepada bidang teknologi, semua orang tau, bahkan semua orang juga ingin melanjutkan pendidikan disana.

Namun sayang setiap penerimaan mahasiswa Baru tidak sedikit orang yang tidak lolos tes, Michi termasuk kedalam orang yang lolos tes, maka dari itu semua kemampuannya di dunia itu akan ia gunakan dengan sebaik baiknya disini.

"Okey kita harus buat beberapa catatan dulu" Michi mengeluarkan sebuah buku dan ballpoint.

Dua jam berlalu, Michi baru selesai dari kegiatannya, ia melihat ke arah jam, kemudian membuka ponselnya tidak ada notifikasi sama sekali.

Sepertinya Jordan melupakan janjinya.

Sampai saat ini Jordan masih belum menjemputnya, jikapun Jordan menjemputnya maka semua yang ia lakukan sia sia, karena sudah pasti toko, minimarket bahkan supermarket pun sudah tutup.

Ting....!

Michi mendapat pesan notifikasi dari bunda, yang memintanya untuk membelikan obat.

"Sialan" kesal Michi dengan mencengkram erat ponselnya. 

......

"Bunda cepet sembuh ya" Michi duduk di lantai dengan menatap bunda.

"Maafin bunda ya dek, ayah lagi lembur, asisten yang lain udah pada istirahat, bunda kirim chatt juga gak ada yang bales, cuma adek doang, Abang juga sama dari sore gak pulang"

Michi mengangguk.

"Gak apa apa Bun, bunda istirahat aja, cici juga mau ke kamar" pamitnya.

Ya Michi memang memiliki kamar sendiri di rumah Jordan.

"Iya gih istirahat, besok sekolah"

Michi mengangguk dan keluar dari kamar bunda, kemudian menutup pintunya dengan rapat, jika kalian berfikir bahwa Michi akan benar benar ke kamarnya maka jawaban kalian salah.

Tidak.

Michi tidak pergi ke kamarnya, ia pergi ke garasi lalu mengeluarkan motor kesayangan Jordan, motor yang hanya di jadikan pajangan di rumahnya.

Tujuannya kali ini yaitu mencari Jordan, meskipun ia kesal dan sedang tidak ingin melihat wajahnya, namun ia tidak bisa membiarkan bunda sendirian, hanya penjagaan darinya tentu tidak cukup.

Michi memakai helm full face yang sudah pasti milik Jordan, kemudian menaiki motornya, meskipun di kehidupan lamanya ia sangat di larang keras untuk memakai bahkan menaiki motor, nyatanya diam diam Michi selalu mengabaikan larangan itu.

Jadilah sekarang Michi bisa menggunakan segala jenis motor, salah satu keahlian yang tidak di miliki semua perempuan.

.

.

.

Setelah hampir satu jam berkeliling akhirnya Michi sampai di salah satu arena balap yang ia ketahui dari orang random.

Michi memasuki area sirkuit yang cukup ramai, samar samar dari kejauhan ia melihat Jordan yang sedang berada di garis start dan 3 lawannya.

Dengan segera Michi menjalan kan motornya, namun sayang tembakan sudah di letuskan, itu tandanya balapan sudah di mulai.

Balapan sudah di mulai sementara Michi baru saja sampai di jajaran motor yang terparkir rapi.

"Cih" kesalnya saat motor Jordan melewati garis start, yang berarti ada dua putaran lagi sebelum menentukan siapa pemenangnya.

Michi duduk di motornya menunggu Jordan selesai balap, hingga putaran kedua, baik Jordan maupun teman temannya tidak ada yang menyadari jika Michi ada disana, itu semua karena helm full face yang ia kenakan.

"Itu motor kesayangan Jordan gak si?" Justin menyenggol Angkasa yang sedang fokus pada gamenya.

Angkasa yang penasaran ikut mencari motor yang di maksud oleh Justin.

"Kok bisa" gumam Angkasa.

"Eh itu, itu, dia ikut ngejar Jordan woy" panik Justin ketika melihat motor yang ia maksud ikut menerobos perlintasan dan langsung mengejar Jordan.

Tidak hanya mereka, semua yang menonton pun sama terkejutnya.

Michi mengejar Jordan yang sedang memimpin jalan, hingga tinggal beberapa ratus meter menuju garis finis Michi langsung mengeluarkan seluruh kemampuannya hingga ia yang memimpin, sementara Jordan berada di belakangnya tidak terlalu jauh.

Jordan sendiri cukup terkejut begitu melihat motor yang tampak gak asing di otaknya, ia langsung mengejar Moor tersebut hingga jarak mereka sangat dekat.

Namun dengan keahlian Jordan, ia mampu melewati Michi, Michi yang mengetahui itu langsung kembali menarik gas motornya.

Prok..

Prok..

Prok..

Michi sukses melewati garis start bersama an dengan jordan, dengan segera ia memarkirkan motornya tepat di depan motor Jordan.

"Siapa Lo" Tanya Angkasa dengan tegas.

Michi tidak turun dari motornya, justru ia membuka helmnya.

"Michi?" Kaget Jordan dan ketiga temannya.

"Itu yang tadi di kantin kan"

"Perempuan paling berani seantero Klandestin"

Bla Bla Bla...

Michi menatap Jordan dengan tajam disertai permusuhan dan amarah yang kental.

Deg..

Jordan merasa asing dengan tatapan itu, Michi nya adiknya tidak pernah sekalipun memberinya tatapan seperti itu.

"Pulang bunda sakit" Michi berbicara dengan nada datar dan aura dingin yang menyeruak.

Setelah mengatakan itu Michi kembali memakai helmnya, dan pergi begitu saja, meninggalkan semua orang yang menatapnya penuh kagum, karena Michi yang tampak keren, belum lagi saat ini Michi membawa motornya dengan kecepatan di atas rata rata.

Hey bukannya keren itu berbahaya.

"Bro, bukanya Lo tadi ada janji ya sama Michi?" Ucap Justin.

Jordan membulatkan matanya.

Ia melupakan janjinya, pantas saja Michi kelihatan sangat marah tadi.

"Sayang anter aku pulang dulu ya" pinta Belle.














Hay Hay Hay....

No Way Home  (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang