36

16.7K 1.5K 231
                                    


"Sayang, kamu kok tinggalin aku sih, ayo balikan, lagian si parasit itu udah pergi, gak ada lagi yang ganggu ganggu kamu, gak ada yang atur atur kamu, gak ada yang berhak juga sih selain aku"

Belle bergelayut manja di tangan jordan.

"Lepas" ketus Jordan.

"Gak mau, ihhh kenapa sih" tolaknya dengan menghentak hentakkan kaki.

"Budeg Lo, dibilang suruh pergi, yang ada Lo yang parasit, nempel nempel kek ulet Lo, mending sama aku aja yuk yang" Ivanna mencoba untuk memisahkan Belle dan jorda.

"Bro Michi pindah, si Jordan di grumutin lagi, liat puas banget gua liat muka tertekan dia" ledek Justin.

"Udah bro tinggalin aja, jangan di tolong" angkasa pergi begitu saja meninggalkan Jordan yang sudah di kepung oleh Belle dan Ivanna.

"Haii kalian lagi nungguin aku ya?" Audrey baru saja sampai dan langsung menghampiri belle.

"Kamu siapa sih, oh pelakor ya, kamu yang mau rusak hubungan belle sama kak Jordan kan" tuduh Audrey.

"Cih denger ya, dari kecil gua tuh udah di calonin buat jadi tunangan jordan, jadi Lo yang bukan siapa siapa, pergi aja" sombong Ivanna.

"Kamu masih calon, gak usah sombong" sinis Audrey.

Belle mengangguk setuju.

"Minggir" Jordan yang sudah jengah dengan mereka langsung saja berjalan, awalnya Jordan diam saja karena ia tidak mau mendorong, atau sengaja mendorong kedua perempuan itu, namun sekarang ia tak peduli, ia berjalan begitu saja yang tentu saja tanpa sengaja menabrak Belle yang berada di depannya.

.


.





.

"Cela? Ganti nama Lo, ciah ganti Kok sama yang serupa, gak ada ide banget" ledeknya.

Anggie dan Yura yang melihat Arthur bersama temannya sangat terpesona, karena ketampanan mereka.

"Sialan Lo bi, jauh jauh gua pergi, malah ketemu sama Lo, dunia sempit ya" mereka semua yang berada disana terkejut saat mendengar gaya bicara Cela.

"Ulu ulu ngambek ceritanya" Abhi mengelus pucuk kepala Cela.

"Jijik"

Masih ingat dengan Abhi? Siswa Klandestin yang dipindahkan oleh Edward, yang tempo lalu cela bantu dari kasus pembullyan.

Ya itu Abhi.

"Kalian saling kenal?" Tanya Anggie.

Keduanya mengangguk.

"Siapa ci?" Tanya Abhi dengan menunjuk Aiden.

Cela sekilas melirik Arthur seolah memberinya kode.

"Kita sahabat" jawab aiden.

"Oh bagus bagus, punya juga Lo temen yang normal selain gua" bangganya.

"Normal?" Ucap Yura dan Anggie bersamaan.

"Normal dari mana, Aiden kaya robot gitu, dia kaku, real sih pria dingin"

Anggi mengangguk setuju.

"Btw Lo manggil ada apa?" Tanya Cela.

"Oh ini gua tadinya mau ngenalin Lo ke temen gua, ternyata Lo udah kenal"

Cela mengangguk.

"Kantin yuk, guru guru rapat soalnya" ajak Abhi.

Jauh dari posisi mereka, ada seseorang yang menggunakan seragam sama,  mengepalkan tangannya kesal.

"Kenapa hmm?" Tanya seorang pria.

"Aku gak suka kak, dia deket deket sama laki laki incaran aku, pokoknya aku mau dia kak, ratu mau itu, dan apa yang Ratu mau Ratu harus punya" kesalnya dengan menghentak hentakan kaki.

"Iya nanti kakak jauhin mereka"

"Sekarang, Ratu mau nya sekarang, titik, pokoknya harus sekarang" rengeknya.

"Iya iya, nanti di kantin" pasrah sang kakak.

....

Kembali kepada Cela dan yang lain, Cela hanya memesan minuman, berbeda dengan teman temanya yang memesan makanan dan minuman.

"Ci bagi" Abhi merebut minuman Cela.

Cela hanya mengangguk santai, meski sebenarnya ia agak terkejut dengan perubahan drastis sikap Abhi saat pertama kali bertemu.

"Aiden gak pesen?" Tanya Yura.

Ah si manusia berhati lembut itu kembali berkaca kaca kedua matanya.

Aiden menggeleng.

"Cela juga cuma persen itu?" Tanyanya.

Cela mengangguk.

"Mau coba punya Yura?" Tawar ya dengan menyodorkan satu porsi risol mayo.

"Makasih" bukannya tidak mau tapi cela masih kenyang, jadi ia hanya mengambil satu.

"Enak banget, ini apa namanya?" Tanya Cela.

"Risol, norak"

Dug.

Yura menendang kaki Abhi.

Abhi menatap Yura seakan meminta penjelasan, sementara Yura hanya memberinya tatapan tajam.

Begitu juga dengan Anggie yang saat ini sudah menodongkan garpu.

"Ya emang norak"

"Apaan sih" dengan Cela.

"Lo tuh gak punya perasaan, kata kata Lo di saring dong, namanya juga gak tau, kenapa harus Lo kata Katain, jangan mentang mentang Lo lebih baik, Lo bisa seenaknya" kesal anggie.

Cela, Arthur, Aiden dan Abhi menatap bingung dengan apa yang di maksud oleh Anggie.

"Maksudnya?" Tanya Abhi.

"Maaf ya ce, mungkin omongan dia nyakitin, tapi jangan di anggap, kita temenan sama Lo tulus kok, bahkan dari awal aja kita temenan gak Mandang status" jelas Yura.

"Ha?" Cela kebingungan, sungguh ia tidak tau dan tidak mengerti dengan apa yang coba Yura sampaikan.

"Tunggu tunggu maksud Lo-"

Brukk..

Omongan Abhi terhenti karena gebrakan pada meja yang sedang mereka tempati.

"Denger denger Lo miskin ya?, Oke deh, gua kasih 20.000 dollar asal Lo jauh jauh dari Aiden, karena adek gua suka sama dia, dan udah ngincer dia dari lama" siswa itu menyerahkan uang yang ia maksud dan memamerkannya di depan Cela.

"Maksud lo?" Tanya cela tak paham, dari tadi semua orang berbicara yang sama sekali tidak ia pahami maksudnya.

"Bodoh ya, gua bayar Lo buat jauhin Aiden" jelasnya.

"Tunggu tunggu kata Lo dia miskin?" Abhi menunjuk cela.

Siswa itu mengangguk dengan sombong.

"Maaf banget nih ya, gua gak ada maksud apa apa tapi, Kalo dia miskin, terus kita semua dan lo apa, duafa?" Sewot Abhi.































Hay Hay Hay Hay gila gila hari ini up sampe 4 chap ya...

No Way Home  (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang