Adien menggenggam tangan Michi dengan sesekali mengusapnya, tak lupa seperti biasa Aiden mengusap pucuk kepala Michi.Percakapannya tadi dengan Elio membuat dirinya menjadi overthinking.
Flashback...
"Anda yakin? Michi saya bukan seseorang yang sempurna, tapi dia selalu mencoba untuk sempurna, dia orangnya berantakan tapi dia baik, dia orangnya kuat, tapi sebenarnya dia rapuh, di dalam hatinya hancur tapi dia masih mencoba untuk ramah, dia selalu berkata tidak apa apa padahal ada sesuatu yang sedang ia pendam, dan satu lagi dia tidak percaya dengan siapa siapa kecuali saya"
"Jadi anda yakin mencintai Michi saya?"
"Bukankah Michi anda jauh lebih sempurna, dia baik dan selalu sempurna kapanpun dan dimanapun"
Elio menggeleng, ia menggelengkan kepalanya kuat.
"Michi saya ya? Bahkan dia hanya memikirkan dirinya sendiri haha" kekeh Elio.
Aiden langsung mencengkeram kerah kemeja yang di pakai oleh Elio.
"Silahkan jauhi Michi saya, jika anda hanya menjadikannya pilihan kedua"
"Santai santai, awalnya juga gitu kok, tapi ternyata Michi anda lebih sempurna"
"Tentu saja Michi saya paling sempurna" jawab Aiden angkuh.
Aiden mulai melepaskan cengkeraman nya.
"Yah dia sangat sempurna, mungkin bulan akan iri dengan kecantikannya, maka dari itu izinkan saya untuk menjadikan Michi anda sebagai Michi saya"
"Saya berjanji akan memperlakukan nya dengan baik, dan tidak akan membuatnya menangis"
Flashback End.....
"Aiden" sapa Michi begitu sadar dari pingsannya.
Aiden tersenyum dan mengusap pucuk kepala Michi.
"Audrey sama Belle gimana?" Tanya michi.
Aiden menatap ke lain arah, ia tidak sanggup melihat ekspresi yang akan keluar dari wajah nona-nya nanti.
"Belle dinyatakan meninggal 20 menit yang lalu" jawab Aiden.
Michi mengangguk, ia sudah menduga itu dari awal.
"Audrey?" Tanyanya.
"Masih kritis" jawab Aiden.
Michi berusaha untuk duduk, di bantu oleh Aiden, setelah berhasil duduk, michi langsung mengubah posisinya Mejadi menghadap kaca, lagi lagi ia menatap bulan.
Aiden yang peka langsung menghampiri Michi dan duduk di sampingnya, mengetahui Aiden duduk di sampingnya, Michi langsung bersandar di bahu Aiden.
"I can't remember to forget you" lirih Michi.
Aiden mengusap pucuk kepala michi dengan lembut.
Di luar ruangan mereka semua yang Beru saja berkelahi di gedung datang berkumpul dan melihat itu semua.
"Kasian Cici" gumam Aiden.
Mereka semua yang ada disana mengangguk setuju.
"Emang emang?" Tanya Dirga.
"Aiden itu duplikatnya mantan Cici yang namanya Raiden, semuanya mirip kata Cici sih, dan kayanya Cici nganggep kalo Aiden itu Raiden" jelas Abhi.
Semua yang berada disana menatap penuh iba kearah Michi dan Aiden.
.
.
.
"Tuan muda"
Akhh...
Ringisnya ketika merasakan sakit di bagian tengkuk.
"Sialan" kesalnya ketika dirinya menyadari jika semua rencananya gagal total, ia benar benar merasakan apa yang di namakan usaha mengkhianati hasil, hanya gara gara pukulan pada tengkuknya.
"Sebaiknya anda istirahat dulu tuan muda"
"Biar nona muda kami yang akan menangani nya nanti" hibur anak buahnya.
......
"Udah tapi katanya bentar lagi dia mau kesini, bilangnya sih keseleo, makanya agak lama" jelas Abhi.
"Si Edward emang agak Laen" gumam Yura.
Ya Yura dan Anggie datang untuk menjenguk michi.
Bahkan kini mereka secara resmi berkenalan dengan keluarga Michi, hal tersebut membuat mereka berdua merasa bodoh ketika mengira jika Michi seorang yang kekurangan.
Justru sebaliknya Ternyata Michi seseorang yang kelebihan.
Arthur tidak ikut, setelah perdebatan nya dengan Aiden membuat pria itu semakin jarang berinteraksi dengan mereka.
"Hai Guys" sapa Edward.
Mereka semua menatap Edward dengan tatapan aneh, itu semua karena Edward yang menggunakan tongkat.
"Lo keseleo beneran?" Tanya Anggie.
"Lo pikir gua lagi ngeprank gitu" kesal Edward dengan raut wajah datar.
"Kali aja kan, Lo soalnya petakilan"
"Iya bener tuh" timpal Runa yang baru saja tiba.
"Haii Lo kenapa sih ngilang ngilang gitu aja" kesal Runa yang kini sedang memeluk Michi.
"Biasalah debus" jawab Michi seadanya.
"Sialan" kesal Runa.
Disisi lain Joana sedang duduk di depan ruangan Audrey, ia menatap cemas, jujur saja pada awalnya ia memang meminta Audrey kerena Angga, namun kali ini berbeda, ia akan berusaha menjadi ibu yang baik bagi anak anaknya termasuk kembar.
Rencananya ia akan mengembalikan uang yang di berikan oleh papi meski dengan cara mencicil, namun begitu lunas ia akan meminta kembar kembali.
Dan ia akan mendidik Audrey dengan keras agar sikap buruknya tidak menurun kepada Audrey lagi meski sudah sangat sangat terlambat.
Setidaknya itulah rencana yang baru Joana rencanakan.
Joana baru saja mendapat kabar ini dari papi, ia langsung bergegas menghubungi ibu kandung Audrey namun sayang mereka tidak mengangkatnya, jadilah ia yang datang langsung menemui Audrey yang masih dalam keadaan kritis.
Papi?
Papi sedang bertemu dengan keluarga Ivanna, mereka tidak tau jika putrinya berprilaku kejam, seperti itu, mereka malu, bahkan berkali kali meminta maaf kepada papi, mereka juga akan memberikan pesangon sebagai tanda permintaan maaf mereka.
Meski tidak perlu, namun papi tetap menerimanya sebagai formalitas, papi tetap menerimanya agar mereka tidak membuat kelalaian yang lebih fatal nantinya.
Kembali ke Michi dan Jordan, kini Michi sedang menutup kedua matanya.
Lagi lagi Jordan mengusap pucuk kepala Michi dengan penuh sayang.
"Pada akhirnya, antagonis tetap menjadi antagonis" gumam Michi yang kini bersandar di pundak Aiden.
End..
Bye bye bye....
KAMU SEDANG MEMBACA
No Way Home (Sudah Terbit)
خيال (فانتازيا)Bak Pygmalion yang mencintai Galatea sebuah mahakarya patung wanita cantik yang ia pahat sendiri dan ia perlakukan layaknya manusia sungguhan, dan di akhir kisah mereka, Galatea berubah menjadi manusia dengan bantuan dari Dewi Aprodhite. ...... Ini...