17

21.8K 1.8K 13
                                    


"Dari mana ci?" Tanya papi.

Papi duduk di ruang tamu dengan semua calon anggota keluarganya.

"Keliatannya?" Michi menunjukkan beberapa paper bag.

Papi mengangguk.

"Gaun udah papi pesan kemarin dan udah jadi sekarang, coba dulu" perintahnya.

"Cici udah pesan sendiri, Abang yang pesenin" tolaknya.

"Tapi ci, kita harus samaan loh" papi mengkode beberapa maid untuk membawakan dress yang ia maksud.

"Papi lupa, Cici gak suka sama baju yang terlalu banyak manik manik gini, terlalu mewah tau"

"Udah Kaka bawa pergi aja, dress-nya" perintah Michi kepada maid yang tadi membawakan dress.

Tanpa sepatah kata apapun Michi pergi meninggalkan mereka semua, karena menurutnya ada hal yang lebih penting dari itu semua.

Ceklek.

Michi memasuki kamarnya, menguncinya dari dalam dan menutup semua tirai jendela.

"Aiden" panggilnya.

"Gimana?" Tanyanya lagi.

"Ini file nya nona"

"Bacain"

"Sebelum anda tinggal bersama Oma anda di NL, anda, memiliki 3 teman pria yang cukup dekat dengan anda, namun usia mereka berbeda satu tahun dengan anda--"

Michi mengangguk mendengarkan semuanya, jadi menurut data yang Aiden dapatkan, dulunya Michi berteman dengan Jordan, Christ, dan Axelio yang kerap di sapa Elio.

Mereka bertemu ketika Michi berusia 5 tahun dan kebetulan rumah Elio yang bertetangga dengan Michi, sejak saat itu mereka berempat selalu bermain bersama, keluarga satu sama lain sudah sangat dekat, terutama Michi dan keluarga Jordan, hingga saat Michi menginjak Junior high school terjadi kecelakaan yang menimpa mereka.

Sore itu, menjadi awal kehancuran mereka, Elio mengungkapkan perasaannya kepada Michi, belum sempat Michi memberi keputusan, Jordan ikut memaksa Michi untuk menjadi adiknya dan tinggal di rumahnya, sementara Michi menolak, Jordan yang mendapat penolakan dari Michi menjadi kesal, dan menarik Michi untuk di bawa kerumahnya.

Chris dan Elio yang berada disana, sangat tidak suka dengan sikap Jordan yang seperti anak anak, apalagi Elio sangat tidak suka, perempuan yang ia sukai di perlakukan dengan kasar, langsung mencoba untuk menjauhkan Michi jadi Jordan, namun gagal, mereka bertiga malah bertengkar, saling pukul satu sama lainnya.

Michi yang tidak tau harus apa malah diam saja, tidak ada niat untuk memisahkan, ia malah takut untuk memisahkan mereka bertiga.

Karena tak tau harus berbuat apa, Michi lebih memilih untuk pergi meninggalkan tempat tersebut, sayangnya ia lengah, saat hendak menyebrang Michi tidak melihat kanan kiri, ia malah asal berjalan.

Elio yang pertama menyadari hilangnya Michi langsung bergegas mencari, begitupun Jordan dan Chris.

Dari kejauhan mereka bertiga melihat Michi yang hampir tertabrak mobil langsung bergegas berlari untuk menyelamatkan Michi, mereka berlari tanpa mereka sadari mobil itu sudah semaki dekat dengan mereka, Elio langsung mendorong Michi ke tepi jalan, hingga mereka bertiga lah yang tertabrak.

Michi mengalami lecet lecet ringan di tangannya, Chris mengalami patah tulang bagian kaki, Jordan patah tulang di bagian tangan sementara Elio yang paling parah.

Menurut kabar dari mulut ke mulut Elio mendapat 10 jahitan di tangannya, dan wajah ya wajahnya tergores akibat dari pecahan kaca.

Michi merasa bersalah hingga ia terus terusan menangis, bahkan tidak mau meninggalkan Elio, karena tak tega dengan Michi yang selalu menangis, tak jarang Michi juga tidak mau makan jika Elio belum membuka matanya, jadi kedua orang tua Elio sepakat untuk membawanya ke rumah sakit di luar negri, mereka juga akan melakukan operasi plastik untuk wajah Elio.

Sejak saat itu juga Michi di bawa oleh Omanya dan tinggal di NL, Aiden mendapatkan informasi ini tidak 100% akurat karena banyaknya informasi lain yang seakan akan menutupi kejadian ini.

"Menurut Lo gua harus gimana ya, gua gak tau apa apa tentang kejadian itu, apa gua pura pura amnesia aja?" Gumamnya.

"Menurut saya itu yang Terbaik nona, untuk mencegah hal hal yang tidak di inginkan" saran Aiden.

"Tapi nona jika boleh saya bertanya, untuk apa nona melakukan itu dan mengapa anda menanyakan tentang diri anda?"

Hening.

Michi diam saja, ia menoleh ke arah luar.

"Lo percaya teori multiverse, perpindahan materi, big bang, atau wormhole?" Tanyanya.

"50/50 nona menurut saya, karena belum ada bukti yang benar benar menunjukan fenomena tersebut"

"Jadi-" Michi menceritakan semuanya, semua yang sudah ia lewati.

.

.

.

"Tuan muda, apa anda yakin? Akan kembali ke negara itu?"

"Tentu, gua gak bisa biarin kesayangan gua menderita sendirian"

Sang asisten mengangguk, ia paham sangat paham dengan posisi tuan mudanya ini.

.

.

.


Aiden menatap nona nya yang saat ini sedang tertidur pulas dengan sesekali mengusap kepala nona nya, entah mengapa ia tersenyum, melihat nona nya yang baru saja menangis bahkan hingga mata nona nya sedikit sembab.

"Sialan, awas aja Lo ci, habis Lo besok sama gua"

"Ih sialan sialan sialan, dasar perempuan murahan"

"Ihhhhh"

Suara suara yang Aiden dengar dari luar kamar Michi, Aiden tau itu suara siapa, karena Aiden sudah mencari tau seluruh orang yang berada di kediaman nona nya.

"Sepertinya saya harus lembur" gumam Aiden menatap laptop Michi.

Untuk meyakinkan semua orang, Aiden akan membuatkan nona nya surat dari sebuah rumah sakit, yang mengatakan jika nona nya memang pernah amnesia.

Ia akan membuatnya semirip mungkin, agar semua orang percaya tentu saja.



















Hay Hay Hay...

No Way Home  (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang