Michi memasuki kamarnya begitu urusannya selesai, begitu ia masuk ia di suguhkan dengan pemandangan Aiden yang sedang duduk sambil menatap ke layar laptop."Aiden?" Panggil Michi dengan tampang bingung, Aiden itu AGI mana bisa menonton.
Aiden menoleh dan tersenyum kearah Michi, kemudian ia beranjak dari duduknya dan menghampiri Michi.
Jangan lupakan senyum manisnya masih melekat.
"Lo lagi apa?" Tanya Michi.
"Sedang memperhatikan nona" jawabnya dengan menunjuk laptop.
Michi mengangguk canggung.
"Nona, nona tidak istirahat? Ini sudah malam, ayo istirahat nona, besok nona sekolah bukan?"
"Selama gua sekolah, Lo jangan banyak tingkah, cukup diem di dalem lemari, jangan keluar sebelum gua yang suruh paham?"
Aiden mengangguk.
Michi berjalan menuju tempat tidurnya sementara Aiden memasuki lemari untuk mengisi daya.
.....
"Pagi semua" sapa Audrey dengan tersenyum ramah.
"Pagi" jawab Joana dan papi bersamaan.
Bruk..
Bruk..
Michi berlari dengan terburu buru.
"Ci sarapan dulu" ucap papi begitu melihat Michi mengambil ponselnya yang terjatuh.
"Kayanya gak sempet deh pih, tuh si Abang udah di depan"
"Suruh masuk dulu aja, sekalian sarapan" pinta Joana.
Sebenarnya Joana tidak tau siapa yang di panggil Abang oleh Michi, begitupun dengan anak anaknya.
"Pagi Pi" sapa Jordan yang sudah duduk rapi di salah satu bangku yang kosong di meja makan.
Michi menatap kesal, ya bagaimana tidak kesal, ia di telpon beruntun oleh Jordan dan mengatakan jika gerbang sekolah sudah di tutup, lalu secara tiba tiba ia melihat Jordan yang sedang duduk rapi di berhadapan dengan papinya.
Melihat Jordan yang sedang duduk dan menyapa ria papi, membuat anak anak Joana terkejut, terutama Audrey yang kemarin sempat mengatakan hal buruk kepada Michi.
"Sini dek sarapan" Jordan mengambil piring dan di isikan nya roti dengan selai lalu memberikannya kepada Michi.
"Ah sebelumnya dia Jordan, Jordan ini sudah seperti kakaknya Michi" jelas papi.
"Wah berarti aku juga sama dong, bisa jadi adiknya kak Jordan" Audrey berbicara dengan antusias dan teman tersenyum lebar.
Hening.
Seketika hening.
Tidak ada satu orangpun yang menanggapi ucapan Audrey.
"Audrey, maaf ya, Cici gak suka berbagi, apapun itu dan dalam bentuk apapun" Michi berbicara dengan tampang polosnya, yang membuat semua orang gemas kecuali Audrey.
"Kenapa? Kita kan mau jadi saudari, kok kamu pelit" Audrey menundukkan kepalanya.
"Abang bukan mainan, bukan benda, jadi gak bisa, maaf ya" sekali lagi Michi tersenyum manis, berbeda dengan tangannya yang sedang mengepal erat.
"Yuk" ajak Jordan dengan menarik tangan Michi.
"Pi kita duluan ya" pamit Jordan.
"Apapun yang Cici punya gua juga harus punya, apapun dalam bentuk apapun" ucap Audrey di dalam hatinya.
Dengan pandangan yang menatap lurus ke arah punggung Jordan yang sudah mulai menghilang di balik pintu.
Setelah Jordan dan Michi berangkat di susul dengan anak anak lainnya, kini hanya Joana dan papi di meja makan berdua.
"Maaf, bisakah lain kali, ajarkan putrimu, dan arahkan dia, entah mengapa saya merasa putri mau selalu mencari celah untuk membuat masalah dengan putri ku" pinta papi.
Joana mengangguk.
"Maaf, buat kedepannya Audrey bakal aku kasih tau" ucapnya.
.....
"Apa, kamu serius?" Tanya Audrey shock.
"Iya, dia yang bikin hubungan aku sama Jordan rusak, dia paksa Jordan buat putusin aku, padahal sebelum ada dia Jordan baik banget sama aku" Belle berbicara dengan nada sendu.
"Jahat banget, gak apa apa ada aku, nanti di rumah biar aku kasih dia pelajaran" Audrey menepuk bahu Belle seolah menenangkannya.
Diam diam Belle tersenyum smirk.
Sementara di lain tempat...
"Bang, tau gak? Pernikahan papi itu di cepetin tau"
"Kapan?" Tanya Jordan.
"Dua hari lagi, gila gak sih" kesalnya.
"Tau dari mana, siapa tau hoax"
"Waktu malem, sebelum Cici tidur ya papi ketok kamar Cici dan kasih tau itu, malah ya masa dress Cici di samain sama si kutu onta"
"Kutu onta? Hahahah" Jordan tertawa keras membuat siswa siswi di sekelilingnya menatap tak percaya.
Jordan itu jarang bahkan tidak pernah tertawa lepas seperti itu, ini kali pertama mereka melihatnya tertawa lepas.
"Ih kesel tau" kesal Michi.
"Yaudah yaudah, kebetulan banget mamanya Justin baru buka butik, mau kesana?"
"Mau, Cici gak Sudi ya samaan gitu"
"Nanti pulang sekolah Abang anter"
"Anter kemana?" Tanya Chris yang tiba tiba duduk di hadapan Jordan.
"Kepo Lo" ketus Jordan.
"Ngomong ngomong kalian ribut terus gara gara apa sih?" Tanya Michi.
Ya selama ia memasuki dunia novel, dan membacanya ia masih belum mengerti tentang konsep pertengkaran tak berujung mereka, ah ralat ia tidak membacanya hanya membaca dengan asal dan acak, mungkin saat itu ia melewati bagian ini.
Maka dari itu sampai sekarang ia masih tidak mengerti dan tidak tau dengan konsep pertengkaran mereka.
"Sebenernya bukan Abang yang mulai" ucap Chris.
"Terus Lo nyalahin gua gitu, eh denger ya, waktu itu Lo juga ada disana" kesal Jordan tak terima.
"Disana? Maksudnya?"
Jordan dan Chris menatap Michi dengan pandangan bingung.
"Cici lupa?" Tanyanya.
Hay Hay Hay btw belom di revisi.
Bye bye bye...

KAMU SEDANG MEMBACA
No Way Home (Sudah Terbit)
FantasíaBak Pygmalion yang mencintai Galatea sebuah mahakarya patung wanita cantik yang ia pahat sendiri dan ia perlakukan layaknya manusia sungguhan, dan di akhir kisah mereka, Galatea berubah menjadi manusia dengan bantuan dari Dewi Aprodhite. ...... Ini...