"Besok lagi ya" Anggie melambaikan tangannya karena ia sudah di jemput lebih dulu oleh ayahnya.Cela dan Yura melambaikan tangan.
"Lo tinggal dimana? Mau bareng?" Tanya Yura.
"Cece tinggal sama Aiden, gak usah kita jalan aja Deket soalnya" tolak cela dengan ramah.
"Maaf, tapi emang orang tua kalian kemana?" Tanya Yura.
Bukannya apa, tapi Yura merasa sedih mendengar cela yang tinggal bersama Aiden.
"Gak punya" jawab Aiden.
"Ibu cela udah meninggal"
Yura menutup mulutnya dengan tangan.
"Maaf gak maksud" cicitnya.
Cela dan Aiden mengangguk santai.
"Kalian tinggal berdua? Ah ngekos ya? Astaga, ce kalo ada apa apa, perlu apa apa ke kita ya, jangan sungkan, anggap aja kita temen lama"
"Eh makasih, baik banget" cela tersenyum manis.
"Kalo gitu gua duluan ya" pamitnya.
Cela dan Aiden berjalan menuju Unit apartment mereka yang emang jarak nya cukup dekat.
"Mereka baik banget ya"
Aiden mengangguk.
...
Sesampainya mereka di unit cela langsung masuk kedalam kamarnya untuk berganti pakaian sementara Aiden ia memasak untuk cela makan malam nanti.
"Gak usah masak banyak banyak, ke cafe yuk" ajaknya.
Aiden mengangguk, sedari tadi Aiden memang tidak banyak bicara, entah mengapa namun cela tidak ambil pusing.
Tak mau berlama lama lagi, cela langsung mengambil tas kecilnya yang berisi uang juga beberapa kartu penting, sementara Aiden baru saja selesai ganti baju.
Mereka pergi ke cafe dengan berjalan kaki tentu saja karena memang jarak nya dekat, niat awal cela mengajak Aiden karena ia ingin membeli kopi dan ingin tau daerah sekitar.
Cafe yang mereka tuju berada di bawah unit apart, jadi memang sangat dekat.
Begitu memasuki cafe Aiden yang langsung memesan apa yang cela inginkan, tak lupa ia memesan dua.
Sementara cela duduk menunggu.
Tak lama kemudian pesanan mereka datang.
"Jadi Arthur ada di kelas berapa?"
"Menurut data yang saya temukan, ia berada di kelas 12-3"
Cela mengangguk meminum minumannya, kemudian melirik sekilas, memperhatikan detail cafe yang sebenarnya tidak perlu ia lakukan karena tidak berguna.
Sepertinya ia sudah merencanakan sesuatu yang nantinya akan mempermudah ia untuk bisa mendekati Arthur.
"Bentar Cici mau ke toilet"
"Kenapa tidak pulang saja?" Tanya Aiden.
"Udah gak tahan"
Cela berdiri dari duduknya sedikit rusuh hingga ia tanpa sengaja menabrak seseorang.
Bruk..
"Sorry sorry" paniknya dengan membantu orang itu untuk berdiri.
"Gua ganti ya" cela langsung memesan satu minuman yang sama persis yang ia tumpahkan.
Kejadian itu begitu cepat, bahkan minuman yang cela pesan saja sudah jadi lagi, tanpa menunggu cela langsung mengambil nampan dengan gelas di atasnya yang sedang di bawa oleh karyawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Way Home (Sudah Terbit)
FantasyBak Pygmalion yang mencintai Galatea sebuah mahakarya patung wanita cantik yang ia pahat sendiri dan ia perlakukan layaknya manusia sungguhan, dan di akhir kisah mereka, Galatea berubah menjadi manusia dengan bantuan dari Dewi Aprodhite. ...... Ini...