9

31.2K 2.4K 20
                                    


Ceklek..

Jordan membuka pintu rumahnya dengan hati hati, terlihat seluruh ruangan yang sangat gelap, dengan sedikit kesulitan Jordan berjalan menuju tombol lampu.

Klek..

Jordan berhasil menyalakan lampu ruangan, ia bernafas lega begitu menyadari jika seluruh penghuni rumah sudah beristirahat.

"Baru balik Lo" ucap Michi bertepatan dengan Jordan yang baru saja membalikkan badannya.

Michi berbicara dengan nada datar dan tatapan tajam nan menusuk kearah Jordan.

Jordan tentu saja terkejut begitu mendengar suara Michi, apalagi dengan posisi Michi saat ini yang terlihat begitu menyeramkan di matanya.

Michi duduk dengan tangan menyilang di perutnya kemudian satu kaki ia angkat hingga menimpa satu kakinya, jangan lupakan dengan tatapan datarnya.

"Gua gak larang Lo punya pacar, gua gak masalah Lo ingkari janji Lo, gua juga gak masalah Lo mau seneng seneng sama temen temen Lo, tapi satu gua gak bakal biarin Lo seneng seneng sementara bunda sakit"

Kembali dengan tatapan tajam nan menusuk milik Michi, sukses membuat Jordan membeku seketika, selama ini ia tidak pernah sekalipun melihat Michi seperti ini, tidak pernah.

Michi berdiri dari duduknya.

"Gua kecewa"

Deg ..

Demi apapun tubuh Jordan tiba tiba melemas, seakan ia tidak terima dengan perkataan Michi.

"Ci" lirihnya.

"Minggir" usir Michi ketika Jordan menghalanginya.

"Ci, Abang" seakan tuli Michi sama sekali tidak menganggap ucapan Jordan, justru ia malah mendorong Jordan agar sedikit menyingkir.

Srett...

Jordan menarik dan mencengkram pergelangan tangan Michi dengan erat, lalu memeluknya.

"Lepas" Michi merasa sesak karena Jordan yang memeluknya dengan sangat erat.

Bukannya melepaskan Jordan malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Lo gila, Lo mau bunuh gua"

Bruk..

Seakan tersadar Jordan langsung melepaskan pelukannya, ia melepasnya dengan kasar hingga membuat Michi terjatuh.

"Maaf" sesalnya.

"Gua mau balik"

"Maaf, jangan pulang ci"

"Abang harus apa, biar Cici mau maafin?" Berbeda dengan tatapannya yang terkesan datar, nyatanya suara Jordan terdengar lirih.

"Cih kalo Cici mau Abang putus, Abang mau?" Tantang Michi, ia yakin Jordan tidak akan memutuskan Belle, karena di akhir cerita mereka memang ditakdirkan untuk bersama.

"Okey"  tanpa basa basi, Jordan mengeluarkan ponselnya.

Hal tersebut sukses membuat Michi tercengang, alur ceritanya semakin di luar prediksinya.






.....


Pagi ini sekolah di hebohkan dengan kabar putusnya hubungan Jordan dan Belle, satu sekolah gempar beberapa dari mereka senang, ada juga yang menyayangkannya.

Termasuk teman teman Jordan yang sama kagetnya dengan berita itu, langsung menarik Jordan untuk di ajak bicara.

"Udah jadi mantan ya" ledek Ivanna.

Belle menatap tajam Ivanna.

"Oh denger denger Jordan yang mutusin, wah dia udah gedek kali sama gelagat Lo yang sok polos begini"

Mendengar kabar putusnya Belle dan Jordan membuat Ivanna sangat bersemangat pagi ini, ia bisa puas mengolok olok Belle tanpa takut, ia juga bisa semakin leluasa untuk mendekati Jordan.

.

.

.

Sementara itu Michi saat ini sedang duduk bersama Chris di kantin dengan sesekali meminum, minuman yang di pesannya.

"Jadi gitu" jelasnya.

Ya Michi baru saja menceritakan semua kejadian malam tadi kepada Chris.

Brak...

Belle datang dengan menumpahkan minuman yang ia bawa kelantai.

"Kamu" tunjuknya kepada Michi.

"Pasti kamu, kamu yang udah hasut Jordan biar putus sama aku, dasar perempuan menjijikan, murahan, perusak hubungan orang"

Secara terang terangan Belle mengeluarkan kata kata kasar yang tentu saja menyakiti hati Michi.

Kantin yang tadinya sepi mendadak ramai, beberapa murid sengaja berdatangan untuk menonton pertengkaran tersebut.

"Gua? Buat apa gua ngelakuin hal menjijikan gitu" acuh Michi.

Byur...

Michi di siram oleh Belle dengan minuman milik Michi sendiri.

Hal tersebut membuat seisi kantin terkejut, mereka tidak percaya jika Belle berbuat seperti itu.

Michi menunduk, diam diam ia tersenyum smirk, ia tau jika Jordan pasti akan datang sebentar lagi.

Brak..

"Apa yang Lo lakuin ke sahabat gua hmm?" Edward entah datang darimana ia tiba tiba menendang sebuah kursi.

"Princess are you oke?" Edward berjongkok guna menyesuaikan dirinya dengan Michi, ah lebih tepatnya agar ia bisa melihat wajah Michi.

"Ci?" Christ mengusap punggung Michi, kemudian ia membuka seragamnya hingga menyisakan kaos hitam yang ia kenakan.

Seragamnya ia gunakan untuk menutupi punggung Michi yang basah.

"Apa yang Lo lakuin ke sahabat gua?" Tekannya sekali lagi.

"E.. Edward" gugup Belle.

"Lo tau, perempuan yang Lo usik itu, sahabat gua, dan gua gak suka sahabat gua di ganggu" Edward berbicara dengan penuh penekanan.

Melihat Michi yang diam saja membuat Edward langsung berdiri dari posisinya kemudian menggendong Michi untuk membawanya menuju UKS.

"A..aku gak sengaja" lirihnya.

"Gak sengaja hmm?" Chris mengangkat gelas berisi minuman kemudian meminumnya.

Chris berlalu begitu saja, ia ingi menyusul Michi yang sudah di bawa oleh Edward lebih dulu.

Ziar dan Rainer membulatkan matanya, ia kira Chris akan menyiramkan minuman tersebut kepada Belle, ternyata tidak.

"Cih" kecewa Rainer.

Byur...

Ivanna datang dengan membawa air satu ember penuh dan menumpahkannya tepat di kepala Belle.

"Lo apa apaan?" Tanya Jordan yang baru saja datang bersama kedua temannya.

"Oh ini, adik Lo tadi dia siram pake jus" jawab Ivanna enteng.

Hening.

Mendengar ucapan Ivanna seisi kantin menjadi hening, Sakin heningnya suara jam bisa terdengar dengan jelas.

Adik?

Itu berarti, orang yang selama ini mereka bicarakan adalah seseorang yang sangat dekat dengan Jordan.

Jordan berjalan ke arah Belle yang sedang gemetar entah karena ketakutan atau kedinginan, Jordan tidak tau dan tidak ingin tau tentu saja.

"Berhubung Lo mantan gua, gua ampuni hari ini, tapi ini gak berlalu buat besok" ucap Jordan.

Belle menatap jordan dengan memelas.

Tidak.

Ia tidak mau berakhir seperti orang orang yang pernah ia hina karena gagal mendekati Jordan, termasuk Ivanna.










Hay Hay Hay Hay....

No Way Home  (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang