47

10.4K 925 44
                                    

Cela baru saja sampai di salah satu mini market, sebelum berangkat ke sekolah ia berniat untuk membeli sesuatu di mini market, ia bahkan meminta Aiden untuk berangkat lebih dulu.

Ia sedang sibuk memilih sesuatu yang akan ia beli, di lorong yang cukup sepi karena masih pagi.

"Begitu sulit lupakan kamu"

"Hah? Lagu rehan?" Gumamnya dengan berusaha untuk menahan tawa.

Cela mengerutkan keningnya, hampir dua bulan ia di dunia ini baru kali ini ia mendengar lagu yang serupa dengan lagu yang pernah viral di dunianya.

Tiba tiba cela memiliki ide, ia mencari orang yang menyanyikan lagu tersebut.

"Eh?" Bukan bukan cela yang mendekati sosok itu, tapi justru sosok itu yang tidak sengaja berjalan menghampiri cela.

"Apalagi Reyhan baik" cela menganggukkan kepalanya dengan mata yang berkaca kaca namun ia ingin tertawa keras.

Sosok itu memegang wajah Cela.

"Abang" cela meneteskan air matanya.

.

.

.

"Apa?" Dirga menatap kosong kearah lantai.

"Lo gak bohong kan bang?" Dirga menatap kesal Dikta.

Meskipun ia tidak terlalu menyukai Angga, namun mendapat kabar tentang kematian Angga cukup membuat batinnya terguncang.

"Wanita itu telpon tadi, sambil nangis nangis dia bilang Angga meninggal karena loncat dari ruang inapnya yang ada di lantai 5"

"Kalian kesana lah"

Yap saat ini mereka sedang melaksanakan sarapan bersama.

Dirga tidak memberi jawaban apa apa, ia hanya diam.

"Dirga, mau gimanapun juga dia tetep adik kamu, meski Joana memperlakukan kalian dengan buruk, meski beda ayah, gini deh kamu sayang Michi?" Tanya papi.

Dirga mengangguk.

"Kenapa sayang? Padahal kalian gak ada hubungan darah sama sekali?" Tanya papi.

Dikta diam.

"Nah kalo gitu, Angga juga sama dong, bahkan harusnya kalian lebih sayang sama Angga bukan sama Michi"

"Tapi Michi beda" jawab si kembar bersamaan.

"Michi mau berbagi papi sama kita, dan papi baik, pali gak pilih kasih sama kita" cicit Dirga.

Papi tersenyum, ia tidak menyangka mereka menganggapnya baik, padahal ia juga memanfaatkan mereka, ia tidak sebaik yang mereka kira, memang pada awalnya ia mau menikah dengan Joana karena suami Joana adalah sahabatnya, tapi ia tidak tau jika Joana sudah dua kali menikah, dan suami pertamanya atau ayah si kembar yang tak lain adalah sahabatnya.

Joana meninggalkan sahabatnya ketika karir sahabatnya benar benar tidak bisa di selamatkan lagi, ia meninggalkannya dan menikah dengan ayah Angga, ya papi baru mengetahui itu tidak lama, bahkan saat ini ia benar benar menyesal telah menikah dengan Joana.

Dan mungkin masih banyak hal hal yang tidak ia ketahui lagi tentang joana, Joana seperti rubah bunglon ia licik dan pandai berkamuflase.

Tau seperti itu, sudah dari dulu papi mengambil si kembar untuk ia rawat dan ia suruh mereka memegang beberapa perusahaannya kelak jika mereka sudah siap, papi baik? Tidak papi hanya memanfaatkan mereka, mungkin.

"Udah sana ke rumah duka"

Dengan perasaan bingung dan tak enak, mereka pun mengikuti perintah papi.

Melihat kepergian si kembar papi segera memanggil tangan kanannya untuk menghadap, ya tangan kanannya ini lah yang pertama kali menemukan Michi saat Michi sedang di bawa ke rumah sakit oleh Aiden.

No Way Home  (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang