Cela sudah duduk manis di ruangannya bertepatan dengan Aiden yang baru juga masuk."Sudah lebih baik ci?" Tanyanya dengan memegang kening Cela.
Cela menatap Aiden dengan tatapan aneh.
"Iya saya tau, jangan menatap saya dengan tatapan seperti itu"
"Aneh aja, Lo kan gak bisa rasaih suhu tubuh manusia"
Hening.
Baik Aiden maupun cela tidak ada satupun yang kembali membuka mulut, Aiden sendiri saat ini sedang mengupas kulit apel.
"Aiden/Cici"
Panggil mereka bersamaan.
"Cici dulu"
"Aiden dulu"
"Tidak Cici, Cici duluan"
Cela mengangguk.
"Nggak deh nanti aja, kalo mau pulang, sekalian ada yang mau gua bahas"
"Aiden aja" lanjut nya.
"Ini, mau di potong seperti biasa atau saya bentuk bentuk menjadi kelinci?" Tanyanya.
"Hahaha" cela tertawa tak lupa dengan menutup mulutnya dengan tangan.
Brak..
"Siang Cece" Abhi datang dengan membuka pintu ruangan dengan barbarly.
"Aiden Lo di minta buat jemput Yura di halte depan" perintahnya.
"Kenapa gak Lo saja?”
"Hahaha Lo sekalinya ngomong kaku bener kaya robot" ledeknya.
Tanpa berbicara panjang lebar lagi, Aiden langsung pergi begitu saja.
"Heh, Lo liatin si robot begitu amat, suka Lo?"
"Bacot bhi" ketus Cela.
"Lo jadi cewe gak ada lembut lembutnya, ilpil gua jadi nya" geli Abhi.
"Heh kutil onta, emang yang niat caper ke Lo sape, hah SAPE, GUA LEMBUT JUGA CUMA BUAT COWOK INCERAN GUA, KALO GUA GAK LEMBUT KE LO, BERARTI LO BUKAN TIPE GUA, NGERTI KAGAK"
Kesal Cela dengan membulatkan matanya.
Abhi menatap ngeri, kemudian mengangguk kaku.
"Cerita cerita sini sama Abi, kenapa sih umi marah marah aja, hmmm?"
Cela menatap abhi dengan datar, kemudian melirik kanan dan kiri, ia melihat ponselnya tergeletak di samping.
"Eh sabar sabar, iya iya, serius serius" panik abhi ketika melihat cela yang sudah melayangkan ponselnya hendak menimpuk Abhi.
Hufttt
Cela membuang napasnya kasar.
"Serius kenapa sih?" Tanyanya dengan raut wajah serius, raut wajah saat cela pertama kali bertemu dengan abhi di gudang Klandestin.
Sorot penuh waspada yang tentu saja membuatnya terlihat menyeramkan, Abhi mode serius memang sedikit menakutkan bagi Cela.
"Nggak, ntar Lo kasih tau orang orang lagi" tolaknya.
"Serius nggak" dengan raut datarnya Abhi menatap Cela.
.
.
.
Arthur sedang membaca sebuah buku, buku ke 10 karya Ovid's metamorphoses yang menceritakan tentang kisah Pygmalion dan Galatea, sebenarnya ia hanya ingin tau apa akhir yang mereka dapatkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
No Way Home (Sudah Terbit)
FantasíaBak Pygmalion yang mencintai Galatea sebuah mahakarya patung wanita cantik yang ia pahat sendiri dan ia perlakukan layaknya manusia sungguhan, dan di akhir kisah mereka, Galatea berubah menjadi manusia dengan bantuan dari Dewi Aprodhite. ...... Ini...