"Udah mendingan?" Tanya cela begitu abhi sadar dari pingsannya."Cici ini" Aiden memberikan nampan lengkap dengan makanan dan minumannya.
Abhi menatap Aiden dengan tatapan was was.
"Lo terlalu sempurna buat jadi robot" gumamnya.
Aiden tersenyum begitu juga dengan Cela.
"Lo istirahat aja dulu, gua sama Aiden ada perlu di bawah"
Abhi mengangguk, ia masih sangat terkejut.
Sementara cela dan Aiden pergi menuju ruang tamu.
"Ayo lanjutin proyek kita, udah seminggu ketunda"
Cela duduk di lantai sementara Aiden di sofa mereka berdua sedang membuat sebuah gelang komunikasi yang nantinya akan berfungsi mirip dengan smartwatch.
"Cici menurut saya anda harusnya menggunakan bahan seukuran micro agar mudah untuk di gunakan karena kecil"
Cela menggelengkan kepalanya.
"Disini belum ada nano teknologi, jadi ayo kita pake itu, Lo kan robot harusnya Lo bisa dong buat nano teknologi" pinta Cela.
"Tentu saja tidak"
"Kita membutuhkan alat khusus untuk membuat teknologi seukuran nano meter" tolak Aiden.
Cela menggeleng.
"Ini, agak pusing emang pake nya tapi kalo Lo yang pake gak bakal, karena Lo gak bisa pusing, juga selamat bekerja, gua mau rebahan"
Mereka berbicara sesantai itu padahal Cela baru saja mendengar pernyataan Aiden, bukankah normalnya mereka akan canggung?
Cela benar benar merebahkan badannya sementara pandangannya menatap televisi.
Berbeda dengan Aiden, meski Aiden sedang mengerjakan apa yang cela inginkan namun matanya selalu saja mencuri curi pandang.
"Ekhem" abhi memecahkan suasana yang tadinya hanya terdengar suara televisi dan pekerjaan Aiden.
Aiden dan cela menoleh bersamaan.
"Udah mendingan? Sini gabung" ajak cela.
Dengan canggung abhi duduk di samping Aden, tidak terlalu dekat karena abhi yang memberi jarak.
Abhi masih agak takut dengan Aiden.
Karena pengalamannya setelah menonton beberapa film tentang robot yang menguasai dunia dan beberapa robot yang memiliki obsesi aneh.
Awalnya abhi memang sangat menyukai film film dengan berbau teknologi, namun begitu melihat Aiden ia malah jadi takut dengan teknologi.
"Jadi, Lo robot beneran?" Tanya abhi.
Tanpa menjawab dan menoleh, Aiden hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Abhi mengangguk.
"Cici, coba ukur" pinga Aiden.
Cela duduk di hadapan Aiden dan Aiden langsung memegang leher cela.
"Woy woy jangan di cekek"
Panik abhi.
Cela dan Aiden menatap abhi dengan tatapan aneh.
"Ohh nggak nggak, lanjut aja"
Cela dan Aiden kembali melanjutkan kegiatan mereka.
Aiden mengangguk setelah mengetahui berapa ukuran leher cela.
Niatnya ia akan membuatkan cela alat serupa namun tidak di gunakan pada tangan, melainkan leher seperti kalung.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Way Home (Sudah Terbit)
FantasyBak Pygmalion yang mencintai Galatea sebuah mahakarya patung wanita cantik yang ia pahat sendiri dan ia perlakukan layaknya manusia sungguhan, dan di akhir kisah mereka, Galatea berubah menjadi manusia dengan bantuan dari Dewi Aprodhite. ...... Ini...