Saat ini Michi sudah berada di rumah Jordan, ya dress yang di pesan tersebut tidak di antar ke rumah Michi melainkan di antar ke rumah Jordan.
"ABANG" jerit Michi yang kini sedang sibuk bercermin.
Brak..
"Kenapa?" Panik Jordan.
Tadi ia sedang berada di dapur hendak melihat stok cemilan karena teman temannya akan datang, namun begitu mendengar Michi teriak dan memanggilnya tanpa basa basi ia langsung berlari menghampiri Michi.
"Astaga, ci ini kamar apa kandang babi"
Michi menatap tak suka ke arah Jordan meski ia akui, kamarnya memang terlihat seperti kandang, bagaimana tidak, kertas bertebaran dimana mana, baju pun sama, bekas tissue dan bungkus makanan juga ada, bungkus mie cup, bahkan sisa mie cup ada di dalamnya.
Oh jangan lupakan meja riasnya yang sangat berantakan, botol parfum berserakan bahkan cerminnya saja kotor, tidak jernih karena tertutup debu yang cukup tebal.
"Syutttt"
Michi menutup mulut Jordan yang sepertinya hendak mengomel.
"Gua manggil kesini cuma mau pamer doang, jangan komentar"
"Liat, besok rambutnya bagus di gini apa gak usah di apa apain?" Tanyanya.
"Bagus di gerai ci" jawabnya.
"Okey, udah sana pergi, Cici mau ganti baju abis itu balik"
Michi mendorong Jordan agar keluar dari kamarnya.
"Udah gitu doang?" Tanyanya.
"Iya, udah ih sana" usirnya.
Brak..
Michi menutup pintu kamar dengan berbarly.
Sementara Jordan menatap heran ke arah pintu yang baru saja di tutup.
"Dress nya gua masukin tas aja" Michi memasukkan dress-nya ke dalam tas dengan asal sebelum itu ia juga sudah mengeluarkan semua yang ada di dalam tasnya.
"Beres" gumamnya dengan puas begitu melihat tasnya yang sudah di isi derss melupakan pemandangan kamarnya yang begitu seperti itu.
Michi menggendong tasnya lalu melihat sekeliling kamarnya memastikan tidak ada yang tertinggal.
"Okey" gumamnya dengan menutup pintu, kemudian berjalan dengan santai.
Tap
Tap
Tap
Michi berjalan dengan santai bak putri raja, ia tidak tau jika Chris dan Elio ada di rumah Jordan.
Aneh bukan, padahal tadi mereka bertengkar tapi sekarang mereka berkumpul.
"Abang Cici balik, bye" Michi melambaikan tangannya bak seorang model profesional yang sedang melewati carpet merah.
"Kamar beresin"
"Males" acuh Michi yang terus berjalan melewati mereka bertiga.
"Okey kalo gitu gua yang beresin" Jordan berdiri dari duduknya.
Michi yang sudah sampai di depan pintu langsung kembali berlari masuk dan menarik tangan Jordan."Jangan" cegahnya.
"Kenapa emangnya?"
"Ya gak boleh, itu kan ada temennya masa di tinggalin gitu aja"
"Nggak kok, mereka juga ikut bantu, kan?"
Chris dan Elio mengangguk."Jangan ih, malu maluin"
Jordan menatap Michi dengan pandangan menyudutkan.
"Okey gua beresin sekarang"
Michi kembali berlari menuju kamarnya, sedari tadi ia sama sekali tidak memperhatikan Chris dan Elio.
.
..
Jordan, Chris dan Elio sudah hampir 2 jam menunggu Michi turun, namun Michi sama sekali tidak menunjukkan batang hidungnya.
Apalagi sudah malam.
"Emang beres beres kamar selama ini?" Tanya Chris.
"Nggak sih" jawab Jordan.
"Kita susul" Elio berdiri dari duduknya langsung pergi menuju kamar Michi.
Begitupun Jordan dan Chris yang mengikuti di belakang.
Tok..
Tok..
Bunyi ketukan di pintu sama sekali tidak membuat Michi membuka pintunya.
Ceklek.
Tanpa menunggu dan tanpa di perintah Elio membuka pintu kamar Michi.
Begitu pintu terbuka mereka melihat Michi yang sedang asik bergulung di dalam selimutnya, ada beberapa baju yang sudah di lipat, dan beberapa kantong sampah.
Setidaknya keadaan kamar Michi sekarang sedikit lebih baik.
Ingat sedikit.
"Dari dulu, kebiasaan gak pernah berubah" gumam Elio begitu melihat tumpukan buku buku yang tersusun rapi.
"Udah keluar, biarin dia istirahat" perintah Chris.
Jordan mengangguk dan mengambil kantong yang berisi sampah untuk sekalian ia bawa keluar.
Mereka bertiga berjalan dengan keheningan, masing masing sibuk dengan pemikirannya sendiri.
"Gua mau buang ini dulu kebelakang, kalian kalo mau balik, balik aja" usirnya.
Jordan membalikkan badannya menuju dapur tanpa sengaja ia menjatuhkan beberapa kertas yang berasal dari kantong yang ia bawa.
Puk..
"Jatoh" Elio menepuk pundak Jordan.
Tanpa menjawab, Jordan mengambil kertas tersebut, yang ternyata amplop.
"Amplop?" Gumam Chris.
Mereka bertiga menatap heran dengan ke arah amplop dengan logo rumah sakit.
Srekk..
Elio merampas kertas yang baru saja Jordan keluarkan dari amplop.
Deg.
"Gak mungkin" lirih Elio.
Jordan langsung merebut kertas yang baru saja di baca oleh Elio.
Sama seperti Elio, Jordan juga sangat terkejut dengan isi surat tersebut.
"Kalian kenapa si" heran Chris yang melihat kedua temannya tampak seperti terkejut, tidak percaya dan beberapa ekspresi yang sulit di jelaskan.
"Amnesia?" Gumamnya setelah membaca kertas yang baru saja ia rebut dari Jordan.
"Hahaha lucu" tawanya hambar.
"Jadi bukan Cici yang aneh, atau punya niat lain, dia amnesia, makanya asing bagi kita" jelas Chris.
"Jadi itu alesan dia lupain gua?" Lirih Elio.
Pemuda dengan bekas luka di wajahnya langsung berlari bergegas menuju kamar Michi.
"Kalo di pikir pikir si Elio paling ngenes di antara kita" gumam Chris.
Jordan mengangguk, meski sejujurnya ia juga masih belum mempercayai surat yang baru saja ia baca.
"Cintanya di tolak, sekarang orang yang dia cinta malah amnesia"
Hay Hay Hay...

KAMU SEDANG MEMBACA
No Way Home (Sudah Terbit)
FantasyBak Pygmalion yang mencintai Galatea sebuah mahakarya patung wanita cantik yang ia pahat sendiri dan ia perlakukan layaknya manusia sungguhan, dan di akhir kisah mereka, Galatea berubah menjadi manusia dengan bantuan dari Dewi Aprodhite. ...... Ini...