Saat ini cela sedang duduk di salah satu bangku taman, jika kalian berfikir cela sedang duduk di bangku taman rumah sakit, Maka jawabannya salah.
Cela sedang duduk di bangku taman kota, bukan bukan kota yang saat ini ia tempati, melainkan kita lain, setelah percakapannya dengan ayah Arthur, cela meminta untuk di tinggalkan karena sedang ingin sendiri dan tidak mau di ganggu, dengan polosnya ayah Arthur menyetujui itu.
Cela pergi menaiki bus selama 3 jam lamanya, ia tidak berniat untuk kabur karena pakaian yang saat ini ia kenakan saja masih pakaian rumah sakit.
Entah apa yang ada di pikirannya, pada kenyataannya cela nyaman nyaman saja, dan anehnya ia bisa keluar dengan mudah, tanpa ada penjaga yang curiga.
Dan disinilah ia duduk di salah satu taman kota.
"Hai" sapa cela begitu melihat seorang pria yang terlihat sedang kebingungan.
"Eh hai Cici, Cici lagi apa?" Tanyanya.
Cici menatap Elio dengan tatapan aneh.
"Lagi duduk lah, gak keliatan emangnya?"
Elio tersenyum dengan menggaruk kepalanya yang cela yakini jika kepalanya sama sekali tidak gatal.
"Elio duduk disini ya?" Pintanya.
Cela mengangguk.
Mendapat jawaban yang memuaskan, Elio langsung duduk dan menatap cela dengan lekat.
"Ella cantik" gumamnya yang tentu saja cela dengar.
"Makasih" cela tersenyum lembut.
Elio langsung menoleh ke arah lain, ia malu.
"Ngomong ngomong Elio Langi ngapain, kok jauh jauh kesini?"
"Elio lagi nyari-" ucapannya terhenti.
"Cari apa?" Tanya cela penasaran.
"Apa ya? Nggak tau lupa" Elio kembali tersenyum dan menatap lekat cela dari dekat.
"Ih Ella cantik banget, serius, Elio gak bohong sumpah, dari dulu Ella cantik, kemarin cantik, sekarang cantik, besok cantik, selama lama lamanya juga Ella cantik pokoknya, Elio suka, suka banget malahan"
Cela menatap balik tatapan penuh cinta dari Elio.
Krukkk...
Tatapan mereka berhenti karena suara perut cela.
"Lapar" cela berdiri dari duduknya.
Sejujurnya ia malu, tapi ia berpura pura tidak peduli.
"Ayoo, Elio traktir deh"
Elio langsung menarik tangan cela dan membawanya ke restoran terdekat.
.
.
.
"Huftt"
Entah sudah berapa kali Arthur membuang dan menghembuskan napasnya.
"Kenapa si Lo, kaya orang ada beban berat banget gitu" tanya Abhi yang sedang duduk di sampingnya.
Abhi memang cerewet jika bersama orang orang tertentu saja.
"Gua, lagi mikirin si Cela"
"Oh iya emang beban dia" Abhi mengangguk.
"CK, dia lagi suka sama seseorang"
"APA? btw siapa?"
Tanpa menjawab Arthur langsung pergi begitu saja, meninggalkan Abhi sendiri yang kini sibuk dengan pikirannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Way Home (Sudah Terbit)
FantasíaBak Pygmalion yang mencintai Galatea sebuah mahakarya patung wanita cantik yang ia pahat sendiri dan ia perlakukan layaknya manusia sungguhan, dan di akhir kisah mereka, Galatea berubah menjadi manusia dengan bantuan dari Dewi Aprodhite. ...... Ini...