Michi berjalan sepanjang koridor dengan menunduk, beberapa siswa siswi menatap Michi dengan kasihan, tentu saja kejadian kemarin langsung menjadi trending topik dengan Michi sebagai korban fitnah.Kabar itu beredar begitu cepat, namun tetap saja ada beberapa siswa siswi yang tidak percaya dan lebih memihak kepada Audrey.
"Cici" sapa Edward dengan penuh senyuman.
"Eh ini Cici Kenapa? Siapa yang bikin besti Edward begini, siapa hmm? Nanti Ed kirim santet nih" ucapnya ketika melihat wajah murung Michi.
"Huaaa Edward" Michi memeluk Edward dan menangis di pelukannya.
"Semuanya, semuanya jahat" adunya.
Edward menatap bingung, tapi ia mengusap usap punggung Michi berusaha menenangkan sahabatnya itu.
"Ayo ke ruang OSIS" ajaknya.
"Ikutt...!" Jerit Runa dari kejauhan yang langsung berlari mengikuti kedua temannya itu.
Jauh dari mereka ada Elio dan Chris yang menatap sedih ke arah Michi.
"Cih, sialan Lo Jordan"
Brak...
Elio menendang pintu dengan kasar.
"Gua tau Lo emosi, tapi Lo rusak properti" Chris menarik Elio menjauh dari ruangan kelas.
...
Di dalam ruang OSIS, yang tentu saja ada beberapa anggota OSIS yang sedang membahas entah apa itu, Michi tidak tau, mungkin pesta ulang tahun sekolah, yang saat itu di bicarakan oleh Ed.
"Udah ayo sini" Edward mengajak Michi dan Runa ke ruangan khusus ketua OSIS.
Tolong di ingat jika sedari tadi Michi masih menangis.
"Jadi?" Tanya Runa.
"Semuanya lebih percaya sama Audrey, gada yang percaya Cici" Michi menangis sejadi jadinya.
Ugh betapa pintarnya ia memainkan peran.
"Papi juga, padahal jelas jelas Cici anaknya, tapi lebih percaya sama si Audrey"
"Bener bener tu Pulu Pulu" kesal Runa.
Ingin rasanya Runa menghajar Audrey namun ia sadar akan posisinya, yang berada di bawah keluarga Michi.
Ia tidak bisa membuat masalah dengan sembarang orang.
Edward mengepalkan tangannya erat.
"Kata Ed juga apa harusnya kita bales, ayok run kita bales pulu pulu"
Mereka berdua berdiri dari duduknya.
"Jangan dong, nanti yang ada orang orang makin gak suka sama Cici, nanti Cici huaaaa" tangisan Cici cukup kencang memenuhi seisi ruang OSIS.
Dan tentu saja anggota OSIS yang tadi ada disana dapat mendengar dengan jelas percakapan mereka.
Mereka merasa iba kepada Michi, dan takjub secara bersamaan, bagaimana tidak, disaat dirinya di fitnah Michi malah tidak mau membalas orang yang sudah berbuat kejam kepadanya.
Anggota OSIS benar benar kagum dengan kebaikan hati Michi.
"Yaudah yaudah, kita gak bales tapi Cici, jangan nangis lagi dong, kan Runa sama etwart jadi ikut sedih" Runa mengusap air matanya dengan blazer yang di kenakan oleh Edward.
"Jijik anjir" Edward menatap nanar ke arah blazer nya.
.
.
.
Brak
Elio menggebrak meja kantin dengan emosi yang meluap luap.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Way Home (Sudah Terbit)
FantasyBak Pygmalion yang mencintai Galatea sebuah mahakarya patung wanita cantik yang ia pahat sendiri dan ia perlakukan layaknya manusia sungguhan, dan di akhir kisah mereka, Galatea berubah menjadi manusia dengan bantuan dari Dewi Aprodhite. ...... Ini...