16

21.8K 1.7K 16
                                    


Michi menatap kosong lampu di langit langit kamarnya, ia masih memikirkan ucapan Jordan tadi, jujur saja Michi bukan lupa namun ia memang tidak tau, ia hanya jiwa asing yang memasuki raga yang saat ini sedang ia tempati.

Bahkan ia saja tidak tau bisa kembali ke dunianya atau tidak.

"Aiden" panggil Michi.

Tanpa menunggu lama Aiden datang dengan wajah tanpa ekspresinya.

"Nona sudah pulang, nona sudah makan siang?" Tanyanya.

Michi mengangguk.

"Aiden Lo bisa cari latar belakang gua? Tolong cariin ya, gua pusing banget, pengen istirahat, nanti kalo udah Lo bangunin gua, yang lengkap ya" pintanya.

"Baiklah, selamat beristirahat nona" ucapnya sambil tersenyum manis.

.

.

.

"Tinggal ibu minta aja apa susahnya, Bu Audrey mau kalung itu, masa Cici doang yang di beliin" rengeknya.

"Audrey, Lo harus sadar posisi dong, Cici kan anak kandungnya, suka suka dia dong mau beliin apa, Lo cuma anak tiri, sadar diri dikit" kesal Dikta.

"Tau gak bersyukur banget Lo" Dirga ikut ikutan.

Sebenarnya hubungan mereka tidak terlalu dekat, ralat si kembar yang tidak menyukai Audrey, karena menurut mereka, gaya dan kemampuan serta perekonomian yang Audrey jalani selama ini benar benar jungkir balik.

Audrey selalu meminta sesuatu yang mahal, tanpa mengerti kondisi keuangan keluarga, dengan mengancam sang ibu, jika tidak di belikan maka ia akan kembali ke keluarganya yang lebih mampu untuk menghidupinya.

Angga dari jauh melihat semua itu, ia hanya bisa diam saja dan sedikit merasa bersalah, karena dirinya itu semua terjadi.

"Hey, kenapa?" Tanya Michi dengan ramah.

Saat hendak ke dapur Michi melihat Angga yang sedang duduk di anak tangga paling atas dengan memperhatikan keluarganya yang sedang berdebat.

"Mau ikut ke suatu tempat?" Tanya Michi saat menyadari arah pandang Angga.

Angga mengangguk.

Michi mengulurkan tangannya yang langsung Angga raih, mereka berjalan dengan santai melewati keributan tadi.

"Mau kemana?" Tanya Joana.

"Angga mau anter Cici kedepan" ucap Michi sementara Angga hanya mengangguk.

"Hati hati" ucap Dikta.

"Aku ikut" Seru Audrey.

"Maaf mobil Cici kursinya cuma dua" jawab Michi, tentu saja menolak.

Sedari awal kehadiran Audrey memang tidak Michi terima bukan, jika Michi mau mengajaknya ia bisa menggunakan mobilnya yang lain.

Mendapat penolakan tentu saja Audrey semakin kesal.

Tanpa peduli sekitar Michi langsung membawa Angga menuju garasi.

Sementara di kamar Michi masih ada Aiden yang sedang fokus mengerjakan hal yang Michi perintahkan, tadi Michi tidak jadi tidur karena ia mendapat informasi dari Aiden tentang keributan di bawah.

Setelah selesai dan menjadikannya sebuah file, Aiden tidak kembali ke lemari, ia malah membuka web pencarian ada beberapa hal yang ingin ia cari tau.

Yang nantinya akan ia pelajari dan terapkan dalam kehidupan sehari hari.

"Ekhem gua, gua"

"Lo itu kamu"

"Hello lagi apa bro?"

"Kamu udah makan?"

"Lo, Lo sudah makan?"

Aiden terus mengulang kata, kata yang ia baca, ya ia ingin mengubah gaya bicaranya agar sama seperti Michi.

Loh bukannya Aiden itu AGI?

.

.

.

Saat ini Michi dan Angga sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan, niatnya Michi akan membelikan beberapa pakaian untuk Aiden, mana mungkin Aiden akan tetap memakai baju bawaan pabrik bukan?.

Hanya beberapa pasang tidak banyak, mungkin.

Michi menoleh kearah Angga yang sedang melihat ke arah manekin.

"Mau beli apa?" Tanya Michi.

Dengan cepat Angga menatap Michi, kemudian menggelengkan kepalanya.

"Udah gak apa apa, mau apa?" Tawarnya lagi.

Dengan ragu Angga menunjuk manekin yang tadi ia lihat, manekin anak.

"Ayo" ajaknya.

Setelah memilih dan membayar, kini Michi beralih ke supermarket market.

"Gua mau kesana, Lo mau apa, ambil aja" Michi langsung pergi ke bagian minuman.

Sementara Angga pergi ke bagian makanan ringan, Angga mengambil beberapa Snack kentang lainnya.

Prak..

Baru saja hendak mengambil biskuit, tiba tiba seseorang menyenggol tangan Angga hingga Angga menjatuhkannya.

Angga menatap kesal orang yang menyenggolnya.

"Liat deh si cupu, yang biasanya ngumpet di ketek kakaknya" ledek seseorang.

"Apaan si" kesal Angga, Angga mengenali seseorang yang menyenggolnya tadi.

Mereka adalah dua orang yang selalu mengolok olok Angga di sekolah lamanya, karena Angga yang menurut mereka terlalu lemah untuk seorang pria.

"Ngapain ganggu adik saya?" Tanya Michi.

Sedari tadi ia mencari Angga, saat menemukannya ia malah melihat Angga yang tampak kesal saat di datangi dua orang asing ini.

"Oh selain yang kembar masih ada ya, Kakak Lo, btw cantik juga, boleh deh buat jadi pacar gua"

Bugh...

Angga menonjok seseorang yang membicarakan Michi dengan terang terangan di depannya.

Bugh..

Angga menonjok nya dua kali.

Michi? Tidak ia tidak berusaha memisahkan, justru ia ingin melihatnya.

"Ayo" ajak Angga dengan menarik tangan Michi.

Meninggalkan kedua orang tad, seolah tidak terjadi apa apa.
















Hay Hay Hay....

Belom di revisi ya, kalo banyak typo atau kata kata yang meleset please itu kerjaan keyboard aku yang emang agak nyeleneh.

Bye bye bye...

No Way Home  (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang