30

19K 1.6K 231
                                    


"Haii semua kenalin aku Marcella, orang orang panggil aku cela, tapi kalo orang yang udah deket banget Cece salam kenal"

"Baik selanjutnya kamu" ucap guru.

"Aiden"

Guru tersebut tersenyum canggung mendapati dua murid barunya yang memiliki sifat terbalik.

"Kalian bisa duduk di belakang, Anggie, Anggie angkat tangan" perintah ibu guru.

Gadis yang di panggil Anggie tersebut mengangkat tangannya.

.

.

.

Suasana rumah sangat sepi, padahal papi, ibu dan anak anak makan bersama kecuali Angga, karena Angga masih di rumah sakit.

Suasana sepi dan aura dingin yang keluar dari papi membuat keempat orang yang berada di meja menjadi segan, mereka hanya makan dengan tenang tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun itu semua karena Michi.

Flashback...

Papi membuka pintu kamar Michi, karena sudah hampir 10 menit ia menunggu namun tak ada tanda tanda Michi akan membuka pintu kamarnya.

Begitu memasuki kamar sang putri, suasana kamarnya begitu gelap, sunyi dan dingin.

Papi berjalan menuju saklar lampu untuk menerangi ruangan.

"Ci" panggilnya setelah lampu menyala.

Namun ia tidak menemukan keberadaan putrinya.

"Michi?" Panggilnya lagi, mungkin Michi sedang berada di toilet.

15 menit menunggu lagi lagi papi tidak mendapat tanda tanda jika Michi berada di kamar tersebut.

Papi mengambil ponselnya untuk menghubungi Michi, ia masih berusaha untuk tidak panik.

Kring...!

Ponsel Michi terdengar dari dalam laci.

Dengan segera papi membuka pintu laci dan benar saja ia menemukan ponsel dan secarik kertas terlipat rapi diatasnya.

Papi mengambil dua benda itu, dan langsung membaca surat tersebut.

Surat yang berisikan kata hati Michi.

"Karena masa transfer Cici udah abis, Cici mau pulang, Cici sengaja gak bilang dari siang, toh papi juga gak bilang ada di rumah sakit, Cici di tinggalin sendirian gak ada siapa siapa, gak ada makanan, emang udah paling bener Cici tinggal sama Oma aja.

Papi juga gak percaya sama Cici, udah Cici bilang kalo Cici yang di bully tapi gak percaya, gak tau ah Cici benci papi, Cici mau pulang ke rumah Oma di NL, jangan cari Cici bye

Gak usah cari Cici, udah jangan PEDULIIN Cici papi lebih sayang sama Audrey kok, papi gak adil, jahat, dasar orang jahat"

Setelah membaca surat itu berulang ulang, papi langsung menghubungi beberapa orang kepercayaannya untuk mencari Michi.

Papi lemas seakan akan kedua kakinya tidak berfungsi dengan baik, ia terduduk di lantai dengan kepala yang bersandar pada tempat tidur.

"Maafin papi ci" gumamnya lirih dengan menatap boneka yang dulu pernah ia belikan untuk michi.

Boneka tersebut tidak di bawa oleh michi, ia malah menyimpannya di dalam lemari.

"Cari putri saya, kemanapun, temukan dia dalam keadaan baik baik saja" perintahnya kepada orang orang kepercayaannya.

No Way Home  (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang