42

12.5K 1.1K 23
                                        


Prak...

Bruk...

Pyar..

Jordan melempar semua barang barang yang berad di sekitarnya, apapun itu ia lempar bahkan keadaan kamarnya saat ini sudah setengah hancur berantakan.

"Elio sialan" gumamnya.

.

.

.

Cela menjatuhkan garpu yang sedang ia pegang.

"Aiden" cela menatap kedua mata Aiden.

Mata cela berkaca kaca.

"Jangan menangis ci" Aiden mengusap air mata cela yang hampir menetes.

Grp...

Cela memeluk Aiden yang tentu saja Aiden balas, tak lupa dengan mengusap rambut cela dengan lembut.

"Selama ini, Cici menganggap saya seperti mantan kekasih Cici ya? Tidak apa apa kok, asalkan Cici  bahagia"

"Maaf" lirih Cela.

"Jangan meminta maaf"

"Maafin Cici Aiden" cela semakin mengeratkan pelukannya.

"Iya Cici ngaku, Cici buat Aiden itu karena Cici masih gak bisa lupain Raiden, makanya semua yang ada di Aiden semuanya mirip sama Raiden, bahkan sampai warna bola mata juga mirip"

"Tidak apa apa ci" Aiden kembali mengelus rambut Cela.

Ceklek..

Arthur datang dengan membawa beberapa bingkisan menatap Aiden dan cela dengan datar.

"Aiden Lo lowbat" ucapnya dengan ketus.

Dengan perlahan Aiden melepaskan pelukannya kepada Cela.

Aiden mengusap air mata Cela ia memunggungi Arthur tujuannya agar Arthur tidak dapat melihat wajah Cela yang baru saja menangis.

"Saya pulang dulu ya nona"

Cela mengangguk.

"Ce Lo sadar dong" kesal Arthur begitu Aiden sudah meninggalkan ruangan.

Cela menatap Arthur.

"Lo sadar dong, mau sampai kapan Lo bohongin diri Lo sendiri, Lo sama Aiden gak bakal bisa bersatu, gak bakal bisa, dari awal ltu semua salah Lo, gak seharusnya Lo masukin dua item ke Aiden, hati buatan sama perasaan? Nggak Lo harusnya gak masukin itu"

"Hahah" Cela terkekeh.

"Gua tau, bahkan sebelum Lo tau juga, karena gua yang ciptain, gua tau konsekwensinya, tapi asalkan Lo tau, gua nyiptain dia pake itu semua, bukan karena gua iseng, nggak, gua ciptain dia karena gua butuh seseorang yang bakal selalu ada di pihak gua, orang yang gua bisa percaya, orang yang bakal selalu dukung gua meskipun gua salah, orang yang gak bakal ngejauh cuma karena omongan orang lain, dan itu semua cuma ada di Aiden, meskipun Aiden bukan orang"

Arthur menatap kesal Cela.

"Lo punya gua Ce, Lo punya Abhi, kita semua Lo gak sendirian" tegasnya.

"Thur, kita ketemu belum lama, begitu juga sama Abhi, Edward belom, tapi gua ciptain Aiden dari awal gua masuk ke dunia aneh ini"

"Jadi gua mohon sama Lo, udah stop biarin aja, biarin semuanya berjalan sesuai alur, tentang gua dan Aiden yaudah itu urusan kita aja, Lo gak usah pikirin"

Cela merebahkan tubuhnya dan menutupi selimut hingga kepalanya.

Ceklek..

Arthur keluar dari ruangan dia duduk di lantai depan pintu ruangan cela.

No Way Home  (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang