bagian #4

2.4K 67 0
                                    


   Saat ini Kiara sedang berziarah ke makam mamanya ditemani oleh Darrel. Resyana Anastasia adalah ibu kandung Kiara yg sudah tiada saat Kiara berusia 10 tahun.nyawanya direnggut karena penyakit ganas yg dideritanya.

Saat umurnya menginjak usia 15 tahun papanya kembali menikah dengan perempuan bernama Giana.bersyukur karena Giana tidak hanya menyayangi papanya namun jga menyayanginya seperti pada anak kandungnya sendiri.namun walaupun begitu Resyana tetap punya tempat tersendiri dalam hidupnya yg tak bisa digantikan oleh siapapun jga.

"Ma Ara kesini enggak sendiri lg,enggak jga sama papa atau mama Gia.tapi Ara kesini bawa menantu mama,namanya Darrel tapi Ara lebih suka manggil Arrel.maaf baru bisa ngajak suaminya Ara kesini."

"Walaupun Arrel rada galak tapi Ara bahagia bisa dipilih jadi istrinya,Ara berharap mama jga bahagia dengan pernikahan kami."ujarnya seraya mengelus batu nisan mamanya itu.

Darrel terdiam mendengar semua kata kata yg dikatakan Ara,ia tidak peduli walau dirinya dikatakan galak dan semacamnya,tapi ia bisa melihat Kiara sangat menyayangi mama Resyana.

Wanita itu menoleh kearah lelaki disampingnya itu. "Arrel gak mau ngomong apa apa sama mama Resya?"tanyanya karena sejak tadi hanya ia yg berbicara tapi Arrel tidak.

Dengan polosnya Darrel menggelengkan kepalanya,bukan karena tidak mau hanya saja ia bingung mau berkata apa.

"Ck..ck.. maaf ya ma Arrel itu emng rada susah kalo disuruh ngomong,beda lg kalo lg marah tanpa disuruh aja pasti bicara."curhatnya.

Lg lg Darrel hanya menghela nafasnya saat istrinya yg secara tidak langsung mengatainya sejak tadi.

          Selesai berziarah keduanya tidak langsung pulang namun menyempatkan untuk shalat ashar di salah satu mushalla yg mereka lewati.

Awalnya Kiara menolak dan mengatakan jika shalat dirumah saja namun Darrel tidak menyetujui itu karena akan lebih baik jika shalat di waktu yg tepat jika memang selagi bisa, karena tidak baik melalaikan shalat disaat mereka melewati mushalla.

    Selesai membereskan mukenanya Kiara Buru buru keluar karena takut ditinggal suaminya yg sudah keluar lebih dulu.

Untung saja pikiran negatifnya itu tidak terjadi setelah melihat keberadaan Darrel yg sedang baru saja selesai Memakai sepatunya.

"Ra."panggilnya membuat wanita itu menoleh kearah lelaki itu.

"Iya."

"Nginep dirumah bunda mau?"tanyanya.sejak beberapa hari lalu bundanya selalu saja menelpon agar dirinya dan Kiara mau menginap walau hanya semalam.namun ia selalu menolaknya namun sepertinya jika ia tidak mengiyakan permintaan bundanya ia akan terus dihubungi dengan permintaan yg sama.

"Mau,tapi pulang dulu ya ngambil kebutuhannya Ara."ujarnya yg langsung diangguki oleh Darrel.

Diwaktu yg sama keduanya mendengar seseorang memanggil nama Darrel membuat keduanya menoleh kearah suara.bisa dilihat orang yg disebrang sana berjalan kearahnya.

"Hy Darrel,apa kabar?"tanyanya dengan antusiasnya.

Darrel mendengus kesal,knpa ia harus bertemu dengan gadis menyebalkan itu lg.

"Darrel ih tunggu dulu."jegahnya saat Darrel hendak pergi untuk menghindarinya.

"Gausah sentuh gue."ujarnya dingin membuat gadis itu mendengus kesal karena lg lg yg ia dapatkan hanya penolakan.

"Kmu knpa si nolak aku terus?"tanyanya karena dari banyaknya cowok cowok hanya Darrel yg tidak tertarik padanya padahal ia hampir mendekati sempurna.

"Terus ini siapa?temen kmu?sodara?at_"

"Istri gue."ujarnya memotong ucapan gadis itu.seketika gadis itu terdiam mencoba mencerna ucapan Darrel barusan.

"Bercanda nih pasti,masa kmu nikah sama dia?gak mungkin.ini pasti boong iya kan?"ujarnya yg masih tidak percaya.

Darrel tidak menjawabnya namun tangannya langsung menarik Kiara untuk segera pergi dari sana.sungguh ia sudah muak dengan gadis itu.

"Arrel."panggilnya saat keduanya sedang berada diperjalanan pulang.

"Yg tadi itu siapa?"tanyanya yg masih penasaran dengan gadis tadi.ia sama sekali tidak pernah melihatnya sebelumnya dan itu yg membuatnya bertanya tanya.

Darrel memilih diam tanpa mau menjawab apapun karena menurutnya pertanyaan itu sangat tidak penting baginya.

__

   "Ini Arrel pas waktu kecil ya bunda?"tanyanya.sehabis magrib tadi ia memang sudah tiba di rumah mertuanya dan saat ini ia sedang melihat album foto keluarga bersama ibu mertuanya itu.

Ngomong ngomong soal mertua,ia sangat beruntung memiliki mertua seperti orang tuanya Arrel yg menerimanya sangat baik.

Awalnya ia berpikir jika Ayah mertuanya tidak menyukainya karena sikap bunda dan ayahnya Darrel terlihat berbeda tapi ternyata pikirannya salah karena ayahnya Darrel justru menyukainya sebagai menantunya.dan ia baru mengetahui jika sifat dingin suaminya itu adalah turunan dari ayahnya yg jga sama sama irit bicara dan terkesan cuek.

"Iya ini Darrel pas masih umur dua tahun."balasnya.

"Gantengnya udah dari kecil ternyata."kekehnya.

"Bunda boleh tanya sesuatu?"tanyanya membuat Kiara menoleh.

"Nanya apa bunda."

"Kmu mencintai Darrel?"tanyanya yg awalnya membuat Kiara sedikit bingung namun pada akhirnya ia mengangguk sebagai jawabannya.

"Karena?"

"Ara gak tau knpa Ara suka sama Arrel,tapi Ara nyaman dan menurut Ara Arrel itu berbeda dengan laki laki yg selama ini Ara temuin."balasnya.

"Ya Walaupun kadang Arrel galak dan jga nyebelin si bun hhe."lanjutnya.

Rita tersenyum baru kali ini ada perempuan yg mengatai putranya galak dan jga menyebalkan,dan itu tepat didepannya.

Ia sungguh tidak marah ataupun kesal dengan kejujuran menantunya itu justru ia senang karena memiliki menantu yg tidak banyak berpura pura.ia sekarang tau knpa Darrel menolak semua perempuan yg pernah ia kenalkan dan memilih Kiara sebagai pendamping nya.karena Kiara memang berbeda.

"Kmu itu lucu, pantes Darrel memilih kmu dan menolak semua perempuan yg bunda pernah  kenalkan."

"Maksud bunda?"

"Ya wak_"

"Ra, handphone lo bunyi tuh."ujarnya.

"Eum bunda Ara angkat telepon dulu ya."pamitnya yg langsung diangguki oleh Rita.

Sesampainya dikamar dan melihat handphone Ara mengerutkan keningnya saat tidak ada notifikasi apapun di handphonenya.

"Arrel boong ya,ini gak_ucapan Kiara terhenti kala Darrel mengecup keningnya si singkat.

"Kalo gak gitu gue yakin lo bakal bergadang sama bunda cuma buat ngobrol."ujarnya seraya berjalan kearah tempat tidur.

"Arrel tunggu.Ara mau tanya."

"Nanti aja Ra."

"Gak mau maunya sekarang."keukeuhnya karena ia benar benar ingin tau sekarang.

"Apa?"

"Apa alesan Arrel nikahin Ara?"























Assalamualaikum man teman maaf baru bisa up sekarang, karena baru nemu idenya hhe.

Jgan lupa tinggalkan jejak kalian ya,dan maaf kalo misalnya alurnya gak sebagus ekspetasi kalian semuanya.


      

DARREl AlFATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang