bagian #15

2.1K 56 0
                                    


H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
.
.
.
.
.
.
.
.
.









      Waktu begitu cepat berlalu,dan kini Kiara pun baru menyelesaikan kuliahnya dengan nilai terbaik.ia tidak bisa melakukannya jika tidak ada dukungan dari keluarga terutama suaminya yang selalu mengingatkannya dengan caranya sendiri.

Selama ia menjalani skripsinya ia memang lebih banyak mengalami perdebatan perdebatan karena dirinya yang rada susah jika disuruh fokus dan rajin belajar membuat Darrel geram sendiri.

Darrel memang tidak membantu semuanya karena ia ingin wanita itu berhasil karena dirinya sendiri bukan dari bantuan orang lain ataupun darinya.ia hanya bisa mengarahkannya saja selanjutnya itu adalah tugas wanita itu sendiri dalam mengerjakannya.

Diawal Kiara memang banyak mengeluh karena judulnya tidak langsung di ACC oleh dosen pembimbingnya padahal ia sudah memikirkannya hingga sering bergadang.namun karena ia ingin lulus tahun ini dan tak mau selalu di omeli akhirnya ia berusaha lebih keras lagi tanpa mengeluh dan mencoba menjadi istri yang penurut agar Darrel mau membantunya walaupun hanya sedikit, hingga akhirnya ia berhasil menjadi sarjana ditahun yang sama dengan teman temannya.

     Setelah lulus ia tidak bekerja karena Darrel pun melarangnya,bukan karena tanpa alesan tapi Darrel hanya tidak ingin wanita itu melalaikan kewajibannya sebagai seorang istri.lagi pula mencari nafkah untuk keluarga kecilnya ini adalah tugas seorang suami dan ia masih bisa menghidupi istrinya.

Kiara hanya menurut  tanpa membantah karena ia sadar jika dirinya memang tidak bisa membagi waktu jika bekerja nanti.

"Kamu ko udah pulang."tanya Kiara saat suaminya baru sampai kerumahnya.

Darrel mengerutkan keningnya apakah ia tidak boleh pulang kerumahnya sendiri?

"Lo gak suka gue pulang."tanyanya balik.

"Eh bukan,jangan salah paham dulu.cuma aku belum masak aja."ujarnya dengan senyumnya.

Lelaki itu tersenyum kecil mendengarnya.ia pikir kepulangan nya memang tidak diharapkan tapi ternyata ia salah.

"Yaudah, tinggal pesen aja gapapa."ujarnya dengan santai.

"Enggak,abis nyiapin semuanya nanti aku masak."ujarnya.daripada memesan makanan lebih baik ia memasak sebentar.

Darrel mengangguk lalu berjalan ke kamarnya dengan Kiara yang berjalan disebelahnya.

"Arrel."panggilnya membuat lelaki itu menoleh kearahnya.

"Hm."

"Di tempat kamu kerja cewek ceweknya cantik gak?"tanyanya, karena ia belum pernah berkunjung kesana, biasanya saat jam makan siang lelaki itu suka pulang.Darrel menaikan sebelah alisnya,tidak mengerti maksud dari pertanyaan istrinya itu.

"Kenapa?"bukannya menjawab lelaki itu malah balik bertanya.

Kiara menghela nafasnya berat "aku cuma takut kalo mereka pada cantik kamu kepincut lagi,nanti aku dibuang."ujarnya mengutarakan isi hatinya.

Lelaki itu hanya diam tanpa merespon apapun.

"Arrel gakan ninggalin Ara kan?"tanyanya lg.

"denger secantik apapun perempuan diluar sana gakan pernah ada yang bisa menggantikan lo dihidup gue."ujarnya meyakinkan.baginya sesempurna orang diluar sana hanya istrinya yang paling sempurna untuknya.

Kiara tersenyum,ia harap semua itu benar,karena ia tidak tau akan bagaimana jika Darrel meninggalkannya dan menjalani kehidupannya dengan orang lain.

"Mau ngapain?"tanya lelaki itu seraya menjauhkan tubuhnya sedikit menjauh darinya.

"Pen peluk."

"Enggak,gue keringetan."tolaknya.

"Ih gapapa,kamu wangi ko,sini."ujarnya seraya merentangkan tangannya.

Darrel tidak menjawab namun langsung pergi ke kamar mandi.

"Arrel."panggilnya seraya mengetuk pintunya.

"Berisik,masak sana."balasnya dari dalam kamar mandi.

_

Selesai memasak Kiara menatanya di meja makan, karena Darrel belum turun jadi ia berniat untuk memanggil suaminya lebih dulu.

"Arrel."panggilnya namun tak ada sahutan.ia melihat kearah balkon kamar yang terbuka itu.

Ia menghampiri lelaki itu dan memeluknya, menyandarkan kepalanya pada dada bidang suaminya itu.

"Sayangnya aku lagi ngapain?"tanyanya.

"Tadi cuma angkat telepon."balasnya.kiara mengangguk percaya, karena tidak mungkin Darrel berbohong padanya.

"Yaudah ayo makan,aku udah selesai masak spesial buat suami gantengnya aku."ujarnya seraya tersenyum.

Lelaki itu mengangguk lalu berjalan ke meninggalkan kamar dengan posisi Kiara yang masih memeluknya dari samping.ia tidak keberatan dengan sikap manja istrinya yang kadang muncul secara tiba-tiba.

"Kamu wangi banget ih."celetuknya.

"Iyalah,orang baru mandi."balasnya seadanya,ia tahu jika sudah seperti ini wanita itu akan banyak bertanya hanya untuk menarik perhatiannya.

Darrel duduk dikursi meja makan lalu Kiara menyiapkan makanannya sebelum ia ikut duduk di sebelah Suaminya itu.

"Gue gak makan segini banyak Ra."protesnya saat wanita itu menyajikan makanan yang banyak untuknya.

"Kan berdua sama Ara."cengirnya.entah kenapa ia ingin makan disatu piring yang sama dengan suaminya itu.

Selama makan tidak ada obrolan apapun,yang ada hanya keheningan saja.Setelah menikah dengan Darrel Kiara mulai terbiasa akan hal itu.




















DARREl AlFATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang