bagian 19

1.9K 47 0
                                    


"Arrel ada apa?"

Bukannya menjawab lelaki itu malah langsung mengambil kunci mobilnya juga jaketnya tanpa memperdulikan pertanyaan istrinya itu.

Kiara buru buru mengambil jaketnya dan mengejar suaminya itu tak peduli walaupun nantinya lelaki itu memarahinya sekalipun.

"Arrel sebenarnya ada apa."tanyanya berulang kali namun lelaki itu hanya diam tanpa mau menjawab apapun.

"Arrel bisa pelan pelan gak,Ara takut."ujarnya.lelaki itu memberhentikan mobilnya lalu menatap kearah wanita itu.

"Lo bisa diam gak?"bentaknya membuat Kiara terdiam seketika.
"Kalo gak bisa diem mending lo turun."lanjutnya.

Kiara terdiam dan menundukan kepalanya mungkin memang seharusnya ia diam.ia bahkan tidak protes lagi walaupun lelaki itu membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi,yang bisa ia lakukan hanya berdoa agar keduanya bisa selamat sampai tujuan walaupun ia tidak tau sebenernya lelaki itu akan kemana.

Selang beberapa lama Darrel menghentikan mobilnya di salah satu rumah sakit itu.kiara semakin bingung saat tiba disana namun ia tidak berani bertanya dan hanya mengikuti kemana Darrel pergi.

"Bagaimana keadaan orang tua saya dok?"tanyanya saat dokter yang menangani orang tuanya keluar dari ruangan tersebut.

"Maaf tapi orang tua kamu sudah tidak ada."tuturnya. "Saya turut berduka cita dan maaf saya harus pergi karena masih ada pasien lain."ujarnya yang langsung diangguki Kiara.

Darrel terduduk lemas ia masih tidak percaya jika orang tuanya akan pergi secepat ini.

Kedua orang tua Darrel kecelakaan saat menuju pulang kerumahnya, kondisinya memang sangat parah hingga pada akhirnya tidak bisa bertahan lama lalu meninggal dunia.

Paginya kedua orang tua Darrel di makamkan di tempat yang memang orang tuanya inginkan jika sudah tiada.

Banyak yang menghadiri acara pemakaman tersebut tak terkecuali semua teman teman Darrel juga Kiara ikut menghadirinya

Perlahan orang orang pergi satu persatu saat acara pemakaman itu selesai.

"Rel kita turut berduka cita,kita yakin lo bisa lewati ini semua."ujarnya.Darrel mengangguk.

"Thanks."

"Kita juga sekalian pamit ya,tapi nanti malem kita pasti hadir ko."ujarnya lagi.

Kini hanya tersisa Kiara dan Darrel yang masih ada disana setelah semuanya pergi meninggalkan pemakaman itu.

"Arrel_"

"Bisa tinggalin gue sendiri."ujarnya tanpa menatapnya sedikitpun.

"Aku mau nemenin kamu."ia tidak mau meninggalkan suaminya sendirian dengan keadaan yang terbilang tidak baik baik saja.

"Gue pengen sendiri Ra,ngerti gak si lo. "Bentaknya.

"Yaudah Ara pulang, assalamualaikum."ujarnya yang langsung pergi setelah mencium punggung tangan suami itu.

"Wa'alaikumsalam."

Darrel menatap kuburan orang tuanya dengan tatapan sendu, rasanya masih terasa mimpi dan sangat berat untuk menerima kenyataan ini.

"Bunda udah janji sama Darrel gakan ninggalin Arrel tapi kenapa sekarang bunda pergi,bahkan bukan cuma bunda,tapi ayah juga ikutan ninggalin Darrel sendiri disini."lirihnya.

"Maafin Darrel yang sampai sekarang belum bisa bahagiain kalian,maafin Darrel yang masih belum bisa jadi anak kebanggaan kalian."ujarnya.

OoO


Sebulan sudah berlalu,namun saat ini Darrel masih tidak banyak bicara padanya.ia mengerti mungkin Darrel masih sedih setelah kepergian orang tuanya tapi apakah harus sampai mengabaikannya selama ini.

"Dari mana?"tanyanya saat lelaki itu pulang kerumah.namun lelaki itu tidak menjawab apapun dan malah melewatinya.

"Kamu itu masih anggep aku ada gak si?"tanyanya ia sudah cukup lelah jika terus terusan seperti ini.

Lagi lelaki itu hanya diam tanpa mengatakan hal sepatah apapun.kiara yang merasa diabaikan itu memilih untuk pergi ke kamarnya berjalan mendekati lemarinya dan memasukkan semua pakaiannya kedalam koper miliknya.

Baru saja ia hendak keluar dari kamar tiba-tiba Darrel muncul dan membanting koper miliknya itu.

"Kamu tuh apa apaan si."ujarnya yang tak terima jika kopernya dibanting begitu saja.

"Harusnya gue yang tanya gitu, mau kemana lo bawa koper segala."tanyanya dingin.

"Aku mau pulang kerumah papa, percuma aku disini kalo suami aku aja udah gak perduli lagi."

"Gausah ke anak kecil gini bisa gak si Ra,lo itu harusnya ngerti dengan keadaan gue sekarang yang masih berduka."

"Iya aku emang masih kayak anak kecil makanya kamu gak pernah mau berbagi duka kamu sama aku,kamu memilih memendam semuanya sendiri."ujarnya.

"Kamu selalu mengatakan bahwa aku tidak mengerti atau tidak tau rasanya kehilngan orang tua kan?apa kamu lupa bahwa aku juga pernah kehilangan mama, orang yang ngelahirin aku kedunia ini.ya mungkin ceritanya memang beda karena aku hanya kehilangan mama sedangkan kamu keduanya.tapi apa kamu tau rasanya kehilangan mama disaat umurku saja masih terbilang kecil itu sangat menyakitkan,gak jarang orang orang ngebully aku karena gak punya orang tua yang lengkap."lirihnya.

Lelaki itu terdiam ia lupa jika kiara pernah sama menderitanya bahkan lebih parah daripada dirinya saat ini.

"Selama ini mungkin aku terlalu memaksa untuk kamu selalu berbagi duka kamu sama aku, padahal mungkin kamu gak butuh aku untuk itu."

"Ra bukan seperti itu_"

"Lalu seperti apa, bahkan kamu selalu mengabaikan aku,mengganggap seolah aku hanya nambah beban kamu.kamu sadar gak si secara gak langsung kamu juga nyakitin aku.kamu bilang kamu tidak suka jika ada yang menyakiti aku tapi kamu sendiri apa."tanyanya.ia tidak tau sebenernya seperti apa jalan pikiran lelaki itu.ia sudah cukup sabar dengan hanya diam selama ini.

"Sekarang gini,semua keputusan ada ditangan kamu, apapun pilihan kamu aku terima jika emang itu jalan terbaik.tolong biarkan aku pergi jika kamu emang gak mau berbagi duka kamu sama aku dan kamu bisa jemput aku jika memang sudah merasa tenang.tapi jika kamu ingin berbagi duka kamu sama aku,aku akan tetap disini,kita sama sama lewatin semuanya."jujur saja ia sudah benar benar lelah.jika memang kehadiran tidak membantu apapun lebih baik ia pergi untuk memberikan ruang setidaknya sampai lelaki itu benar benar sudah merasa lebih baik dari sekarang.

"Jadi apa pilihan kamu?"
















Assalamualaikum man teman semua,aku harap kalian suka sama part ini,dan maaf jika banyak tpyo nya mungkin.

Btw kalian mau cerita ini lanjut atau cukup sampai disini aja?

Yang mau next komen dong






















DARREl AlFATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang