bagian #21

1.9K 57 0
                                    


     
         Selesai sarapan Darrel kembali ke kamarnya karena handphonenya ketinggalan, untung saja ia belum pergi.

Sesampainya dikamar ia terheran dengan penampilan istrinya yang sudah bersiap rapih itu.

"Mau kemana?"tanyanya seraya mengerutkan keningnya heran, karena biasanya jika dirumah Kiara tidak serapih ini.

"Ikut kamu,lupa?"tanyanya, padahal semalam ia sudah mengatakan jika ia ingin sekali menemani suaminya bekerja.

Sedangkan Darrel yang mendengar itu sedikit terkejut karena ia pikir wanita itu hanya bercanda saat mengatakannya semalam.

"Yang bener aja Ra,aku kerja sampai sore lho,ntar yang ada kamu malah kecapean.dirumah aja ya."bujuknya.

"Gak mau, pengennya ikut kamu pokoknya."keukeuhnya.

Lelaki itu beristighfar dalam hatinya berkali kali. "Terserah lah."pasrahnya karena jika dilarang sudah dipastikan ia tidak akan bisa pergi bekerja.

    Disepanjang perjalanan Kiara dengan semangatnya menceritakan apapun yang ada di kepalanya, sesekali ia menyahutinya agar tidak di omeli sang istri hanya karena dirinya selalu diam.

Sesampainya di kantor Kiara menjadi sorotan karena berada disini di jam segini, bukannya tidak suka hanya saja mereka merasa aneh karena baru kali ini istri dari bosnya itu ikut bekerja.

"Orang orang kenapa pada liatin aku ya?"tanyanya pada lelaki itu.

"Nge fans kali."sahutnya asal.

      
          Selama Darrel mengerjakan pekerjaannya Kiara hanya bisa bermain handphone atau membaca buku yang ia bawa.

"Kenapa?"tanyanya saat wanita itu memperhatikannya.

"Bosen."adunya.

"Suruh siapa ikut."cibirnya membuat Kiara mendengus pelan.

Melihat suaminya yang kembali fokus pada layar dihadapannya itu membuat Kiara memilih mendengarkan pengajian yang sedang live di Instagram nya.

        Sorenya setelah selesai mengerjakan semua pekerjaannya Darrel langsung berjalan keruang pribadinya dimana Kiara tertidur.diruanganya memang ada tempat khusus buat dirinya beristirahat jika tidak bisa pulang, tempatnya seperti kamar yang ada tempat tidur juga lemarinya.

"Ra bangun,udah sore."ujarnya seraya membangunkan dengan lembut.

Wanita itu membuka matanya lalu tersenyum seraya menatap suaminya.Darrel mengecup kening istrinya itu.

"Ayo bangun, ambil wudhu,shalat, baru pulang."ujarnya.disini juga ia menyimpan mukena dan alat shalat lainnya agar jika istrinya berada disini keduanya bisa shalat berjamaah.

Wanita itu mengangguk dan mengubah posisinya menjadi duduk terlebih dahulu.

    "Ini punya siapa?"tanyanya saat melihat ada makanan disana, padahal sebelum shalat tadi belum ada.

"Tadi aku suruh orang buat beli,jadi makan dulu baru pulang."ujarnya.sejak tadi Kiara tidak mau makan apapun juga.

"Tapi aku belum laper,nanti aja ya."balasnya.

"Makan dulu, sedikit juga gapapa."bujuknya karena bagaimana pun istrinya itu harus makan walau sedikit biar tidak terlalu kosong perutnya apalagi sekarang ada kehidupan disana yang harus dikasih makan juga.

"Gak mau."keukeuhnya.

"Sedikit aja kasian babynya gak dikasih makan."ujarnya yang masih terbilang lembut itu.

"Aku gak laper,aku gak mau makan sekarang."tolaknya.

"Lo kalo mau mati gausah ngajak ngajak anak gue."bentaknya setelah kesabarannya habis.

Kiara terdiam saat mendengar Darrel membentaknya seperti itu apalagi dengan kosa kata seperti itu lagi.

"Dari pagi lo gak mau makan apapun selain buah satu biji doang gue masih terima,dan sekarang lo masih gak mau makan dengan alesan gak laper,mikir gak lo anak gue juga butuh asupan."bentaknya lagi karena tidak habis pikir dengan pemikiran istrinya itu yang seolah hanya mementingkan dirinya sendiri.

Darrel menghela nafasnya berat seraya mengusap wajahnya dengan kasar lalu bersandar seraya memejamkan matanya sekilas.

Ia memilih diam untuk meredam emosinya agar tidak meledak lebih jauh dan membiarkan wanita itu menangis disebelahnya.

Kiara akhirnya mau memakan makanannya diiringi dengan tangisnya itu,bentakan suaminya itu masih saja tergiang ditelinganya.

__

      Sejak pertengkaran di kantor tadi baik kiara ataupun Darrel sama sama enggan untuk sekedar berbicara apapun, keduanya sama sama memilih untuk diam.

Kiara berjalan kearah dapur untuk membuat susu bumilnya.langkanya sedikit menelan saat melihat Darrel juga ada disana sedang mengambil minum.

Kiara hanya berusaha menghindari tatapan suaminya itu namun tangannya tetap mengambil gelas untuk membuat susu bumilnya.

Baru saja ia ingin membuatnya namun Lelaki itu malah mengambil alih gelasnya dan membuatkan untuk ya.selesai membuatkannya lelaki itu pergi meninggalkan dapur tanpa sepatah kata pun.

Kiara tersenyum tipis seraya menatap kepergian suaminya itu.langsung saja meminum susu bumilnya itu.

Selesai menghabiskannya kiara berjalan kearah kamar untuk segera istirahat mencoba menghilangkan keinginan sang bayi yang belum berani ia kabulkan untuk sekarang ini.

Sudah sepuluh menit ia berusaha tertidur namun tetap saja tidak bisa.sampai akhirnya ia bangkit dari tempat lalu berjalan kebawah tepatnya di ruang tengah dimana Darrel menonton disana.

Setelah ada di dekat lelaki itu Kiara hanya diam dengan posisinya yang masih berdiri.

"Apa?"tanyanya pada sang istri yang hanya diam itu.

"Pe... pengen dipeluk kamu."ujarnya.Darrel mengerutkan keningnya seolah meminta penjelasan yang lebih.

"Bayinya yang pengen di peluk Kamu."ujarnya lagi.

"Sini."ujarnya seraya merentangkan kedua tangannya.kiara mendekatinya dan duduk tepat disebelah suaminya itu.

"Kamu masih marah sama aku?"tanyanya.

"Enggak tau."balasnya.

"Maaf,udah bikin kamu kesel."balasnya.ia mengakui sifat ke kanak kanakannya ini sangatlah menyebalkan.

"Gue juga minta maaf udah bentak lo,itu diluar kendali gue."ujarnya.

"Aku-kamu ih jangan gue-lo."protesnya.

"Iya aku minta maaf."

"Aku takut liat kamu marah kayak tadi,anak kamu juga pasti kaget ngedenger ayahnya kayak tadi."

Darrel menyentuh perut istrinya itu. "Maafin ayah ya."cecarnya yang diakhiri dengan mengecupnya.















Adakah yang menunggu Darrel Alfathan update?






        

DARREl AlFATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang