bagian #7

2K 48 0
                                    


  Kini Kiara sedang mempersiapkan beberapa pakaian Darrel untuk dibawa nanti karena dirumah papanya tidak ada pakaian Darrel satupun jga.berbeda dengan dirinya yg memang sudah ada beberapa baju disana.

Selesai itu ia langsung menghampiri Darrel yg sedang duduk disofa itu. "Arrel ayo,aku udah siap."ujarnya seraya menampilkan senyum indahnya.

Lelaki itu mengangguk lalu mengambil kunci motonya dan berjalan keluar diikuti oleh kiara dibelakangnya.Darrel memanaskan motornya terlebih dahulu sedangkan Kiara mengunci pintu rumahnya itu.

     Hanya butuh waktu beberapa menit saja untuk sampai dirumah orang tua Kiara, karena jaraknya memang tidak terlalu jauh dari rumah mereka.

Sesampainya disana dengan senyum hangatnya Giana menyambut keduanya dengan penuh kebahagiaan.

"Mama apa kabar?"tanya Kiara setelah mencium punggung tangan ibu sambungnya itu.

"Allhamdulillah,baik."balasnya. "Seneng deh akhirnya kalian nginep jga."lanjutnya.Kiara yg mendengar itu hanya bisa tersenyum tipis untuk menanggapinya.

"Papa kmna?"tanyanya karena ia tidak melihat keberadaan papanya maupun adiknya disini.padahal biasanya jam segini waktunya ngumpul.

"Tadi keluar karena adik kmu pengen beli ice cream yg gak jauh dari perumahan sini,tapi bentar lg jga pulang ko."ujarnya.

Kiara mengangguk paham,ia tahu jika adik perempuannya itu sangat menyukai ice cream seperti dirinya jadi sudah biasa jika dia selalu berburu ice cream.

"Ra gue keluar dulu ya mau angkat telepon."bisiknya.setelah Kiara mengangguk Darrel jga pamit pada mertuanya itu.

Tak lama setelah Darrel keluar,Kiara jga pamit ke kamarnya untuk menunda barangnya disana.sesampainya disana ia merasa lega karena kamarnya masih sama seperti terakhir kali ia meninggalkan kamar ini.ia pikir papanya akan mengubahnya namun ternyata tidak.

Dikamar banyak kenangan bersama alm mama Resyana jga banyak barang barang yg bersangkutan dengan sang ibu kandung yg membuatnya sempat merasa gak rela jika harus pindah kerumah barunya bersama Arrel.

Namun ia sadar tak selamanya ia akan tinggal dirumah papanya dan ia berusaha untuk ikhlas walaupun tadinya sempat sedih.

   Tak lama sejak ia sampai dikamarnya itu ia kembali kebawah saat mendengar suara adiknya dari luar.

"Eh bocil apa kabar."tanya Kiara saat bertemu dengan adik satu-satunya itu.

"Baik dong."ujarnya dengan senyumnya.

"Banyak bgt ice cream nya cil,bagi dong."mintanya karena adiknya itu membawa banyak ice cream.

"Ih kakak udah punya suami jga masih aja minta sama aku ."cibirnya.sedangkan Kiara mendengus kesal mendengar jawaban sang adik.

"Oh gitu,mau pelit sama kakak?oke nanti kalo kakak beli ice yg banyak jgan minta ya."ujarnya mengancam karena biasanya jika ia membeli ice cream adiknya itu selalu meminta padanya.

Tak lama setelah mendengar itu Athaya langsung memberikan dua ice cream miliknya pada kakaknya agar bila kakaknya membeli ice cream ia jga dibagi.

"Oh iya,papa mna?"tanyanya karena sejak tadi papanya tidak kunjung muncul, padahal tadi mamanya bilang jika adiknya itu pergi bersama papa nya.

"Ada diluar,lg ngobrol sama kakak ipar."balasnya.Kiara mengangguk paham.

__

"Arrel."panggilnya saat menghampiri lelaki itu yg sedang berada dibalkon seraya menelpon.

Darrel menjeda telponnya lalu mengatakan 'bentar' pada istrinya namun tidak memakai suaranya.Kiara yg mengerti pun hanya diam menunggu Suaminya selesai telepon.

"Ada apa?"tanyanya saat menyudahi telponnya.

kiara memeluk suaminya itu. "Pengen tidur tapi ditemeni sama kmu."ujarnya manja membuat Darrel menghela nafasnya panjang.ia pikir ada apa taunya hanya ingin ditemani tidur.

"Duluan aja Ra,gue belum ngantuk."tolaknya.karena ia tau maksud menemani itu adalah menyuruh nya jga tidur.

"Gak mau pengen sama Arrel, lagian udah malem jga gak baik bergadang tau."keukeuhnya.

"Ra."

"Tinggal bilang iya aja knpa si?oh atau mau bergadang telponan sama ka Resse itu."dengusnya.

"Namanya Ressa Ra bukan Resse.dan gue gak ada niat tuh buat telponan sama dia."ujarnya.

"Yaudah kalo emang enggak berani Arrel harus mau tidur sekarang sama Ara.ayok."rengeknya membuat Darrel mau tidak mau mengiyakan permintaan istrinya yg sedang dalam mode manja itu.

"Baca doa dulu baru tidur."peringat Lelaki itu karena biasanya Kiara sering lupa akan hal hal kecil seperti ini.

"Iya, terimakasih sudah mengingatkan suami gantennya aku."balasnya.

"Hm."

Bukannya langsung tidur Kiara malah memandang wajahnya lelaki itu yg kini sangat dekat dengannya.aneh si emang padahal ia sendiri yg mengajak tidur namun malah ia sendiri yg tidak cepat tidur.

"Kalo lo gak niat tidur sekarang yaudah gue keluar lg."ujarnya yg kembali membuka matanya karena tau ada yg memerhatikannya.

"Eh iyaiya Ara tidur,bneran."ujarnya yg langsung menutup matanya

    Pukul empat dini hari Darrel terbangun dari tidurnya lalu langsung mengubah posisinya menjadi duduk.tak lama setelah itu ia langsung ke kamar mandi untuk mengambil wudhu sebelum melaksanakan shalat tahajjud.

Setiap hari ia memang selalu menyempatkan shalat tahajjud dan mengaji sampai subuh.

Tadinya ia ingin membangun istrinya untuk shalat jga namun tidak jadi karena ia tidak mau menganggunya saat tertidur pulas seperti ini,lagi pula ia tidak mau memaksanya untuk ikut melaksanakan namun ia berharap suatu saat nanti tanpa diminta pun Kiara mau ikut melaksanakannya.















Assalamualaikum man teman semuanya,maaf karena baru bisa up dan aku harap kalian suka sama alurnya.

Jgn lupa tinggalkan jejak kalian ya man teman,see you next part

DARREl AlFATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang