bagian #35

1.7K 49 1
                                    

Assalamualaikum man teman semuanya.

Budayakan vote setelah membaca ya, hargai author yang sudah jungkir balik mikirin alurnya hhe

______________________________________

Kiara memutuskan untuk menonton tv saja untuk membuang rasa bosannya.

Sebentar lagi Darrel akan pulang untuk makan siang.tadi ia memang sudah memasak makanan yang simpel saja karena ia masih mengingat pesan suaminya pagi tadi.

"Assalamualaikum." Ujarnya seorang lelaki yang tak lain adalah Darrel.

"Wa'alaikumsalam."
Kiara beranjak dari duduknya lalu mencium punggung tangan suaminya itu.

Darrel memberikan sebuket bunga yang tadi sempat ia beli saat jalan pulang tadi.

"Ih romantis banget suaminya aku." Ujarnya yang sangat senang itu saat suaminya membawakan bunga tanpa ia minta.

" Seneng?"

"Iyalah aku seneng, ini pertama kali lho kamu ngasih aku bunga,bahkan pas wisuda aku aja kamu gada ngasih." Ujarnya yang kembali mengingat jika waktu itu Darrel tidak membawa apapun.

"Makasih ya." Lanjutnya yang langsung di angguki oleh lelaki itu.

Kiara menaruh buket bunganya itu dan langsung menarik pelan tangan suaminya itu dan berjalan ke meja makan dimana ia sudah menyiapkan makanan buatannya itu.

"Kamu gak makan?" Tanyanya karena Kiara hanya diam.

"Aku masih kenyang,tadi mama kesini bawa cake gitu,aku juga udah makan buah hhe."

Darrel mengangguk dan memulai memakan makanannya setelah membaca doa sebelum makan.

     Selesai lelaki itu makan,Kiara langsung membawa piring kotor itu ke dapur dan mencucinya.

Saat ia kembali ke ruang tengah ia tidak menemukan suaminya itu. "Ayah." Panggilnya.namun tidak ada sahutan apapun.

"Sayang." Panggilnya lagi namun tidak ada sahutan.ia melihat jam dinding.masa iya suaminya sudah berangkat lagi,pikirnya.

"Nyariin aku?" Tanya lelaki itu yang kini sedang memeluknya dari belakang.

"Iya, takut ilang diculik janda." Candanya.Darrel terkekeh pelan mendengarnya.

Kiara melepaskan tangan suaminya itu lalu berbalik dan kini saling berhadapan dengan suaminya itu.

"Kamu ko ganti pakaian si." Herannya. Darrel sudah berganti pakaian dari yang tadinya formal kini sudah berganti menjadi baju santainya.

"Mau dirumah aja nemenin bumil." Ujarnya.pekerjaannya memang sudah selesai dan jika nanti ada pekerjaan lagi ia akan mengerjakannya di rumah.

"Tapi kerjaan kamu gimana?"

"Udah selesai semua." Ujarnya. Darrel menarik tangan istrinya itu agar duduk di sofa panjang itu.

"Eh gausah." Tolaknya saat lelaki itu hendak memijit kakinya itu.

Lelaki itu tidak merespon apapun namun tetap melakukannya.karena ia tau bumilnya itu selalu merasa pegal apalagi di usia kandungannya yang sudah menginjak sembilan bulan itu.

"Ayah."

"Hm."

"Mau gak nginep dirumah papa, setidaknya sampai aku lahiran." Ujarnya.bukannya apa apa ia hanya takut saja jika ia mau melahirkan di waktu itu juga Darrel sedang tak ada dirumah.

"Dari jauh jauh hari aku udah punya niat buat kerja dirumah saat usia kandungan kamu menginjak sembilan bulan."

"Aku tau ketakutan kamu,makanya aku mau nemenin kamu dari pagi.tapi kalo semisalnya kamu emang pengen dirumah papa dulu juga gapapa." Lanjutnya.

"Emang beneran gapapa kalo kamu kerja dirumah?"

"Ya gapapa sayang."

"Yaudah gak jadi nginep di rumah papa kalo gitu."

                              OoO

    Pagi pagi Kiara sudah diajak jalan pagi oleh suaminya itu.katanya jika sering jalan pagi bisa memudahkan proses persalinan.

"Cape gak?" Tanyanya.Kiara menggelengkan kepalanya karena memang belum merasa cape.

"Jangan lewat sana ah."ujarnya yang memprotes.

"Memang kenapa?" Tanyanya.lewat sana itu adalah jalan terdekat menuju rumahnya.jika lewat yang sebelah sana itu dua kali lipat jauhnya.

"Gausah pura pura gak tau deh ayah." Kesalnya.Darrel terkekeh pelan mendengarnya.

"Ya terus kamu maunya lewat mana? lewat sana kan jauh sayang."Darrel berkata dengan nada lembutnya seraya mengusap puncak kepala istrinya itu.

"Gapapa,lebih baik jauh daripada lewat situ." Keukeuhnya.

"Yakin nih." Godanya.

Kiara mencubit perut suaminya itu dengan kesal. "Kamu mau banget ya di godain janda genit itu,hah." Alasannya memang ia tidak mau jika suaminya itu di goda janda genit yang rumahnya disitu.

"Enggaklah, mendingan di godain kamu."

"Gembel." Cibirnya.

"Serius sayang."

"Udah ah mau pulang." Ujarnya yang berjalan duluan.Darrel yang melihat istrinya ngambek itu hanya tersenyum tipis dan berjalan mengikuti istrinya itu.

    Selang beberapa menit keduanya sampai di depan gerbang rumah mereka dan lagi lagi Kiara dibuat kesal karena ternyata didekat rumahnya itu ada tukang sayur keliling yang sudah di gerumuti ibu ibu.

Bukan kesel karena tukang sayurnya tapi karena disana ada janda genit yang selalu ia hindari.

"Eh mba Ara,abis jalan pagi ya?" Tanya salah satu ibu ibu itu.

"Iya bu."balasnya ramah.

"Semoga lancar ya persalinannya nanti." Ujarnya.

"Aminn bu, makasih."

"Mas Darrel udah makan belum." Tanya wanita yang usia nya beda setahun dengan Darrel itu.

Darrel tidak merespon apapun.ia memilih memainkan handphonenya.

"Udahlah."balas Kiara.

"Maaf ya mba,tapi saya nanya sama mas Darrel bukan sama mba nya."

"Mas Darrel ko diem aja si,aku nanya lho.kalo belum nanti aku masakin." Ujarnya dengan nada manja nya.

Darrel memasukkan handphonenya kedalam celananya. "Apa anda tidak mendengar ucapan istri saya." Tanyanya dingin.

Wanita itu seketika diam saat mendengar ucapan lelaki itu.

Kiara ingin sekali tertawa melihat ekspresi janda genit itu yang sepertinya langsung kena mental setelah mendapatkan jawaban dari suaminya itu.

Tak ingin berlama lama disana,Kiara langsung mengajak suaminya untuk masuk kedalam setelah berpamitan pada ibu ibu itu.
















Bosen gak si sama alurnya? author beneran nanya lho ini, tolong di jawab ya man teman semuanya





DARREl AlFATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang