bagian #39

1.4K 46 1
                                    

Assalamualaikum man teman semuanya.

Budayakan vote setelah membaca ya man teman hargailah Author nya yang sudah jungkir balik mikirin alurnya hhe

______________________________________

    Pagi pagi Kiara sudah mengajak bayinya berjemur di luar rumah.baby Nio memang baru saja dimandikan dan mumpung sudah ada panas matahari di pagi ini membuatnya tidak membuang kesempatan bagus ini.

"Wih udah jemur aja nih anak ayah." Ujar Darrel yang baru saja keluar.

"Iya dong ayah,biar sehat." Balas Kiara mewakili bayinya yang belum bisa bicara itu.

"Kamu ko belum ganti baju si,yah?" Tanyanya karena Darrel belum memakai baju kantornya.

" Nanti agak siangan berangkatnya, langsung ke tempat meeting." Jam sepuluh nanti ia memang ada meeting diluar.

"Sini biar aku aja yang gendong." Ujarnya.Kiara memberikan baby Nio pada ayahnya.

Bayi itu tampak gembira saat di gendong ayahnya itu.Nio memang lebih dekat dengan ayahnya.padahal ayahnya itu sering meninggalkan nya bekerja namun tetap saja begitu.

  Selesai berjemur baby Nio langsung dipakaikan baju serta lain lainnya.Nio tampak lebih tampan dari hari ke hari dan makin gembul juga membuatnya terlihat sangat menggemaskan.

"Wangi banget si gantengnya bunda." Ujarnya seraya mencium pipi gembul sang bayi.

" Sekali aja bun ciumnya, jangan banyak banyak.gak rela aku." Celetuk Darrel yang sedari tadi melihat anak dan ibu itu.

"Dih sirik aja si ayah."

Darrel tak menjawab apapun dan memilih memainkan ponselnya.

"Ayah."

"Hm."

"Kak Raffa beneran mau nikah ya?"tanyanya memastikan.kemarin ia tidak sengaja mendengar pembicaraan suaminya dengan temannya itu di telepon.

"Iya." Balasnya singkat.

Raffa memang akan melangsungkan pernikahan bulan depan.dan kemarin lelaki itu membertahu kabar bahagia ini pada teman temannya.

"Wah sayang banget kak Raffa udah mau nikah."

"Kenapa emang,suka kamu sama dia." Ketusnya.

Kiara tersenyum selalu saja begitu Reaksi Lelaki itu.padahal sebenernya maksudnya itu bukan seperti itu.

"Bukan gitu, tadinya aku mau tuh mau comblangin kak Raffa sama Rea tapi kalo kak Raffa nya udah mau nikah ya berarti gak jadi." Ujarnya.

"Oh." Kiara melempar bantal kecil itu tepat mengenai lengan suaminya Itu.

"Apasi bun." Protesnya.

"Kamu mah ngeselin ih,udah ngomong ngegas pas udah tau yang sebenarnya cuma balas 'oh' doang." Gerutunya.

"Maaf." Ujarnya.

"Gak aku maafin."

"Yaudah." Balasnya santai dan malah mengajak ngobrol anaknya itu.

Karena merasa terabaikan Kiara langsung menggendong putranya itu dan pergi meninggalkan kamar.

"Mau kemana si kamu heh." Tanyanya.Kiara tidak menjawab apapun namun ia melangkah keluar rumah dengan membawa Nio yang ada di stroller itu.

Walaupun ia tidak menjawab apapun ia yakin jika Darrel pasti akan mengikutinya.

Biasanya Kiara memang membawa anaknya keliling komplek hanya untuk menghirup udara segar saja.

Kedua orang dewasa itu hanya saling diam tanpa berkata apapun.kalau pun ngobrol itu hanya dengan anaknya saja.

"Sengaja ya kamu." Ujar Kiara pada suaminya itu.

"Apa?" Tanyanya yang tidak mengerti maksud dari perkataan wanita itu.

"Ini pake celana pendek."

"Ya gimana orang tadi kamu langsung pergi aja." Ujarnya membela.kan memang benar faktanya begitu.andai saja wanita itu mengatakannya juga tidak terburu buru pasti ia akan mengganti nya lebih dulu.

"Jadi kamu nyalahin aku?"

"Enggak gitu."

"Ck... Udahlah ayok pulang." Ujarnya yang langsung berputar arah.

"ini Nio baru sebentar lho mainnya."

"Gak usah jadiin Nio sebagai alesan ya.senengkan kamu di liatin gadis gadis muda itu makanya nolak pulang."

Awalnya Kiara memang biasanya saja bahkan tidak menyadari jika suaminya memakai celana bahan selutut.tapi setelah melihat reaksi para gadis yang berpapasan dengannya membuatnya menyadarinya.

Memang si Darrel tidak merespon apapun tapi tetap saja rasanya ia tidak terima jika miliknya menjadi pusat perhatian orang orang terutama para gadis itu.

"Enggak.yaudah ayok pulang."

  Sesampainya di rumah Kiara terus saja menggerutu karena soal tadi.Darrel juga anaknya hanya bisa menyimak saja membiarkan wanita itu meluapkan kekesalannya.

Darrel sengaja mengalihkan perhatian Nio agar tidak terlalu mendengar gerutuan bundanya.

    Jam sepuluh Darrel berpamitan untuk bekerja.

"Masih marah?" Tanyanya.

"Enggak"

" Beneran?kalo masih marah aku bawa Nio aja "

"Ih jaganlah." Protesnya.ia sudah terbiasa dengan hadirnya Nio.jika dibawa terus ia sama siapa.

"Ya daripada dengerin bundanya menggerutu mending ikut ayahnya kerja."

"Aku udah gak marah.Nio nemenin aku aja disini." Balasnya.

"Yaudah, aku pergi.hati hati dirumah." Ujarnya yang langsung diangguki oleh Kiara.

Sebelum berangkat Darrel menyempatkan untuk mencium pipi gembul anaknya itu serta mencium kening istrinya itu.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam,hati hati ayah."

  Setelah Darrel pergi, Kiara langsung membawa Anaknya masuk kedalam.sepertinya Nio sudah mengantuk.

Biasanya jam delapan itu Nio tidur tapi karena ada ayahnya jadi belum tidur dan ngantuknya malah sekarang.

"Mimpi indah ya sayang." Ujarnya seraya mencium kening puteranya itu.

Padahal rasanya baru kemarin ia mengandung, sekarang Nio sudah dua bulan saja berada di dunia.

"Semoga baiknya dan shalehnya kayak ayah ya, tapi jangan dingin sama galak kayak ayah." Ujarnya seraya mengelus pipi bayi itu.

Jika dari segi pengetahuan agama dan baiknya lelaki itu memang patut diacungi jempol tapi jika sikap dingin dan galaknya itu hanya membuat orang sekitar kesal saja.mending jika hanya dingin dan galak pada orang orang,lah ini sama istrinya sendiri aja kadang begitu.











































DARREl AlFATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang